Pergilah Suamiku - Bab 232 Kenapa, Main Trik?

"Aku tidur di luar..."

Sambil bicara, Dave memiringkan kepala, bibir membentuk senyuman yang mengandung sifat jahat.

Dave memandangi Elaine dari ujung kepala ke ujung kaki: "Kenapa, main trik melepaskan mangsa supaya bisa mendapatkannya dengan cara yang lebih baik?"

"Elaine, jangan menempelkan emas di wajahmu sendiri, aku tidak tertarik padamu!"

"Tidur!"

Siapa tahu apakah Elaine bakal masuk lagi setelah keluar, lalu mencoba merayunya?

Menempatkan Elaine di bawah pengawasannya adalah cara yang paling aman!

Terlebih lagi, pria tua mungkin saja akan memanfaatkan kesempatan untuk membuat keributan jika mengetahui dia yang datang ke Binje malah membiarkan Elaine tidur di sofa ruang tamu!

Elaine: "..."

Pikiran sangat kacau. Dave selalu melakukan sesuatu yang ada di luar dugaan.

Dia tidak bisa memahaminya. Dia menutup mata dan tertidur dalam keadaan linglung.

Sementara Dave yang berjarak dekat dengan Elaine dapat mencium aroma tubuhnya yang baru selesai mandi.

Sabun mandi yang digunakan Elaine seharusnya beraroma lemon, aromanya sangat ringan, semakin dekat semakin jernih.

Nafas Elaine menjadi stabil, matanya tertutup, tampaknya sudah tertidur.

Dave berbalik dengan jijik, bergeser ke samping Elaine dan berbaring dengan posisi miring.

Berbaring di satu ranjang yang sama, dia tidak percaya Elaine tidak akan tertarik padanya. Mungkin saja Elaine sedang membayangkan sesuatu terjadi di antara mereka berdua!

Dave memejamkan mata dan pura-pura tidur. Dia memutuskan di dalam hati bahwa begitu Elaine beraksi, dia pun akan langsung membongkar sifatnya yang tidak tahu malu itu!

Setelah menunggu lebih dari satu jam, Elaine tidak bergerak sama sekali, sebaliknya napasnya menjadi semakin lembut...

Dave mengangkat bulu mata. Kipas di atas ranjang tidak dimatikan sehinga rambut Elaine berterbangan di wajah. Mukanya pucat, terlihat lesu.

Wajah Elaine sama sekali tidak ada cacat, bulu matanya membayangi kelopak mata bawah.

Dia mengenakan piyama sutra tanpa lengan. Pertengkaran lumayan hebat yang terjadi barusan menyebabkan pakaiannya berantakan, sehingga kulit seputih salju yang ada di leher dan dada terpapar di depan mata Dave.

Alis Dave berkedut, tatapan yang dalam semakin mendalam.

Tanpa sadar, tangan Dave mendekatkan tubuh Elaine ke arahnya. Ketika dirinya sadar, telapak tangannya yang besar sudah berada di pinggang ramping Elaine.

Tubuh Dave memanas, seperti kerasukan iblis, pandangannya tidak bisa dialihkan dari tubuh Elaine.

Ujung jarinya mengait tali piyama Elaine...

Di tengah malam, Elaine berpakaian seperti ini dan bergelayangan di depannya, bukankah ini adalah bukti bahwa Elaine ingin merayunya?

Mungkin saja Elaine sama sekali tidak tidur, Elaine mungkin sedang menunggu Dave menyentuhnya, lalu menggunakan kesempatan untuk menjerati Dave.

Dave mengutuk dengan suara kecil, tiba-tiba bangun.

Ujung jarinya masih terkait di tubuh Elaine, sentuhan yang lembut dan halus.

Lembut dan ringan.

Dave menarik napas dalam-dalam, tiba-tiba berdiri.

Elaine benar-benar hebat. Dia sudah menyiapakan semuanya untuk merayu dirinya, tetapi dirinya sama sekali tidak sadar!

Dave turun dari tempat tidur, keluar dari kamar tidur utama, menuang segelas air dingin dari dispenser dan menghabiskannya.

Tatapannya semakin jernih.

Setelah ragu-ragu sejenak, Dave langsung berbaring di atas sofa ruang tamu.

Elaine benar. Besok dia harus bekerja. Dia tidak punya banyak waktu untuk bermain dengan Elaine!

Bukankah Elaine ingin merayunya?

Dia tidak akan memberi Elaine kesempatan!

Sambil berpikir, Dave berbalik, berbaring di sofa, memejamkan mata.

… ...

Keesokan harinya.

Dave dibangunkan oleh Reece.

Awalnya dia tidur nyenyak, tetapi bocah kecil ini sesekali menyentuh wajahnya, lalu rambutnya, dan membuatnnya merasa terganggu.

Dia membuka mata, kebetulan bertatapan dengan mata Reece yang cerah.

Dave selalu kesal jika tidurnya terganggu, tetapi dia tidak bisa melampiaskan kekesalannya saat melihat wajah Reece yang tembem seperti roti pao.

"Ayah, kamu sudah bangun!"

Dave duduk dari sofa. Setelah tidur selama beberapa jam, kepalanya sakit.

"Ayah, kenapa kamu tidur di sini?"

Dave: "..."

Setelah Reece bertanya, suasana terasa canggung. Apalagi Dave tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Reece.

Apakah dia harus memberitahu Reece bahwa dia takut Elaine merayunya, makanya dia sengaja tidur di luar?

Dia bukan orang yang tidak tahu malu seperti Elaine!

Untungnya, Reece masih kecil dan tidak banyak pikir. Dia tidak bergumul terlalu lama dengan masalah ini.

"Aku sudah menyiapkan sarapan. Aku akan membangunkan ibu, ayah mandi dulu!"

Reece telah mengganti pakaian, mengenakan gaun putri merah muda. Dia melompat menuju kamar tidur utama.

Beberapa menit kemudian, Elaine keluar dari kamar bersama Reece.

Elaine kelihatan baik-baik saja, kecuali kakinya yang pincang. Kakinya mungkin terluka saat berada di gunung, masih sakit.

"Ibu, aku sudah memanaskan susu dan menggoreng telur."

"Reece hebat sekali."

Senyuman terpasang di wajah Elaine. Rambut di sekitar telinganya masih sedikit basah, dia mungkin baru saja mencuci muka. Sepertinya dia tidur cukup nyenyak tadi malam.

Di sisi lain, Dave yang membawa luka dan tidur di sofa sepanjang malam merasa pinggang dan punggungnya sakit pegal, sangat tidak nyaman!

"Sarapan Direktur Elaine sungguh sangat menarik!"

"Kalau aku tidak salah ingat, putrimu baru berusia tiga tahun, benar?"

Sementara Reece pergi ke dapur, Dave memandangi Elaine dan bersuara dingin: "Tidak diragukan lagi bahwa kamu adalah Direktur Pemasaran Grup Bo, kamu amat hebat dalam memeras tenaga kerja!"

Elaine: "..."

Sandaran sofa relatif tinggi, ditambah Elaine baru saja keluar dari kamar dan tidak memperhatikan ruang tamu, jadi dia sama sekali tidak menemukan Dave. Dia mengira Dave sudah pergi.

"Dave, kenapa kamu masih di sini?"

Dave menyipitkan mata, tatapan tampak membara, memandangi Reece yang ada di belakang Elaine.

"Direktur Elaine sedang mengusirku?"

"Ibu, biarkan Ayah pergi setelah sarapan, oke?"

Elaine berbalik, melihat Reece yang memegang piring. Mata Reece penuh harap.

Dia tidak mengatakan apa-apa, melainkan pergi ke kamar mandi di kamar tidur utama, membawakan perlengkapan mandi baru untuk Dave.

Ketika mereka bertiga sedang makan, bel pintu Binje berdering. Reece sudah selesai makan, dia berlari untuk membuka pintu.

"Reece, siapa itu?"

Elaine bertanya, lalu melihat pria yang membawa Reece masuk.

"Ini aku.”

"John?" Elaine sedikit terkejut: "Untuk apa kamu datang?"

Ketika pandangan John bertemu Dave yang duduk di meja makan, dia terdiam sejenak. Senyuman di wajahnya tidak berkurang: "Tugas klarifikasi PT.Sindoro sudah dikerjakan sebagian besar oleh Departemen Hubungan Masyarakat."

"Tapi upacara pembukaan adalah tugasmu."

"Bukankah Direktur Bo amat mementingkan masalah ini? Aku rasa kamu pasti harus pergi ke perusahaan lebih awal."

Sambil berkata, John mengangkat Reece, "Karena searah, aku sekalian mampir untuk menjemput Reece dan mengantarnya ke TK Cahaya."

Cahaya luar merembes masuk melalui jendela. Matahari menyinari Dave, tapi itu tidak mampu menghilangkan hawa dingin di wajahnya.

Apakah dirinya dianggap bodoh?

John tinggal di pusat kota, dia hanya butuh beberapa menit berjalan kaki untuk tiba di Perusahaan Bo. Tapi dia bilang perjalanannya searah sehingga dia mampir untuk menjemput Reece?

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu