Pergilah Suamiku - Bab 73 Mama, Aku Tidak Mau Pergi Sekolah (2)

Anak-anak di TK masih kecil-kecil, dua anak bisa bertengkar itu hal yang biasa, tapi seperti Reece dan si Gendut seperti ini, serius sampai salah satunya patah tulang, walau bagaimana juga di satu sisi ada tanggung jawab dari pihak guru TK.

Tapi tanggung jawab seperti ini, Bu Lela tidak merasa dirinya sendiri bisa menanggungnya.

Sebagaimana orang tua si Gendut bersikeras merepotkan orang tua Reece, sebenarnya juga tidak bermaksud melibatkannya, dia merasa tidak bisa mengatasinya?

Elaine yang di perusahaan Bo bisa sampai hari ini, tentu saja tahu apa yang ada di dalam hati bu guru.

Dia juga tidak berpikir mau lari dari tanggung jawab, negosiasi pasti harus negosiasi, tapi yang paling dikhawatirkan Elaine masih saja masalah Reece meneruskan sekolahnya.

“Bu Lela, aku nanti bisa telepon ke orang tuanya, tapi, anak-anak bertengkar itu biasa, kami bersedia bertanggung jawab, jadi aku berharap hari Senin Reece bisa bersekolah seperti biasa!”

Usai mengatakan perkataan ini, bu Lela memutuskan teleponnya.

Kepala Elaine langsung pusing, maksud dari perkataan ini bukannya adalah kalau orang tua pihak lawan tidak bersedia memaafkan Reece, kalau begitu Reece tidak bisa melanjutkan bersekolah lagi kan?

Dia mencubit-cubit alisnya, TK-nya Reece ini dipilih lama sekali oleh Elaine baru dipilih, jaraknya ke perusahaan Bo dekat, juga termasuk sekolah kelas satu.

Kalau memindahkan sekolah Reece, tidak hanya antar jemput Reece menjadi tidak praktis, Reece beradaptasi dengan lingkungan baru juga adalah satu masalah.

Mamanya si Gendut dulu pernah berinteraksi dengan Elaine, lidahnya tajam, kalau dia pergi bernegosiasi, dalam perkataan pasti bisa rugi sedikit, tapi demi Reece, Elaine masih harus mencari nomor mama si Gendut, kemudian meneleponya.

Dia seperti seakan baru saja menelepon, telepon tersambung.

Elaine tidak punya persiapan orang itu bisa menerima telepon dengan begitu cepat, dia terkejut terdiam sejenak, lawannya sudah mengeluarkan suara marah: “Elaine, kamu masih enak hati menelepon ke aku? Anak gadis kecilmu sudah mematahkan tulang putraku, aku kasih tahu kamu kita tidak akan dengan mudah menyelesaikan masalah ini!”

Meski perkataan mama si Gendut agak sulit didengar, tapi Elaine masih bisa memahami dia, bagaimana membesarkan satu anak juga tidak mudah, Elane memahaminya dengan mendalam, kalau mamanya si Gendut berkata dan bernada baik, baru tidak normal.

Elaine menggigit sejenak kelopak bibirnya, dengan suara rendah berkata: “Nyonya Yuherni, maaf, benar-benar sungguh maaf, ini adalah kesalahan Reece…..”

“Salah? Kalian bersalah?” Nona Yuherni bersuara dengan aneh memutuskan perkataan Elaine, dari dalam suaranya tercium bau mencemooh yang berat: “Kalian bukannya sangat hebat kan? Bukannya mau melaporkan kita kan? Kalian pergi lapor sana! Menelepon mengakui kesalahan apa!? Kemarin sikap kalian bukannya sangat keras kan? Hah?”

Keluarga Yuherni memang terlihat yang tanda tangan di cek adalah nama Dave, hatinya masih agak cemas, di kota Tong ini Dave berkedudukan luar biasa, hampir tidak ada orang yang berani bertentangan dengannya.

Tapi sekarang sudah lewat semalam, sekarang mereka sekeluarga belum menerima surat panggilan dari pengadilan.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu