Pergilah Suamiku - Bab 38 Mama Bilang Telur Bergizi

Dave mengangkat-angkat bulu mata, sorotan mata yang dalam sulit ditebak itu menatap seputaran tubuh Bibi Chen, berkata: “Kenapa? Aku mengeluarkan uang mempekerjakanmu, tidak rela membuatkanku makan malam?”

Bibi Chen dilihat oleh Dave tubuhnya pun menjadi dingin, berkata: “Bukan bukan, yang utama itu adalah Nona malam ini sudah menggunakan habis semua sayuran yang ada di rumah ini, kalau Tuan mau menunggu, aku sekarang pergi beli sayur?”

Bibi Chen berbicara dengan gugup, bagaimana pun daerah paviliun Bay Toon berada di daerah pinggiran, kalau pun mau pergi ke supermarket yang paling dekat untuk membeli sayur juga perlu satu jam lebih!

“Papa, sayur yang aku buat, mama pun bilang enak, mengapa kamu tidak makan?”

Dave sangat tinggi, anak kecil itu mengarahkan muka ke atas, juga tidak bisa melihat raut muka pria itu yang semakin suram itu, sebenarnya saat anak itu menyebutkan Elaine dalam pandangan mata yang sempit panjang dan mendalam itu tergoret sekilas selapis amarah.

Pria itu juga belum menjawab perkataan Reece, malah melihat sorotan mata Bibi Chen merasa tidak mengerti.

Dave dengan suara yang dingin: “Sekarang pergi beli sayur, kamu itu mau kasih aku makan malam atau makan tengah malam?!”

Bibi Chen: “??”

Dave menahan amarah, pria itu menunjuk-nunjuk ke pintu, berkata: “Pergi!”

Bibi Chen tahu watak Dave, teguh pada apa yang dikatakan, mendengarnya buru-buru mengambil jaketnya sendiri keluar dari pavilion Bay Toon.

Rumah yang begitu besar, hanya tinggal Dave dan Reece dua orang, Reece sudah merangkak sendiri naik ke kursi, masih menyedok kuah sendiri.

“Papa, kamu tidak makan nasi makan apa?”

Alis Dave melompat, agak resah dan melepaskan jaket jasnya dari badannya, sembarangan membuangnya di atas sofa kulit di paviliun Bay Toon: “Atur baik-baik dirimu saja!”

Di kantor sibuk begitu lama, perut Dave dari tadi juga sudah kosong tidak ada apapun lagi, pria itu melangkahkan kaki masuk ke dapur, membongkar atas dan bawah, hanya menemukan sekotak mie instan.

Di mata Dave sinar berapi terbesat melintas.

Di dapur ada air panas, usai Dave menyeduh mie instan, mengambil mie instan dan duduk di seberang Reece.

Lauk pauk di atas meja benar-benar tidak kelihatan seperti dibuat oleh anak kecil umur 3 tahun, saat Dave makan mie dengan mata yang layu, aroma dari atas meja makan itu menyebar keluar sebuah aroma yang sangat buas dan mengiurkan.

Dave merasa bahwa mie instan yang dibuatnya jika dibandingkan dengan makanan enak yang dibuat sendiri oleh Reece, lebih memperjelas lagi bahwa dirinya sendiri sangat lah tidak berbakat.

Keluhan di hati pria itu terlahir melintang, hanya merasa Elaine sungguh hebat, tidak peduli malam hari ini pria itu makan tidak makan masakan yang dibuat oleh Reece, sekarang hati pria itu suram.

Elaine wanita itu, bersembunyi sampai sekarang pun tidak muncul membiarkan anaknya di rumah pria itu, membuat kehidupannya menjadi kacau balau, 3 tahun yang lalu wanita itu meminjam alasan menyumbangkan sumsum tulang ke pria itu, 3 tahun kemudian, lagi-lagi membuat alasan tidak jelas membiarkan anak ini masuk ke dalam rumahnya.

Sialan, pria itu sungguh bermasalah otaknya, bisa tertipu oleh Elaine, wanita itu, untuk pergi ke kantor polisi menjemput barang kecil ini dan kembali ke pavilion Bay Toon.

Saat Dave sedang bergumam beragam macam di hatinya, di dalam kotak mie instan tiba-tiba muncul sepotong telur goreng berwarna kuning mas bercahaya, dia mengikuti sumpit melihat ke sana, tepat berpapasan dengan sepasang mata hitam bercahaya jelas tanpa bandingan.

Melihat pria itu melihat ke sana, Reece menyipitkan mata membengkokkan mata tersenyum: “Papa, kamu cobain Reece tadi masak telur, enak loh!”

Anak itu sambil berkata sambil dengan kuat menganggukkan kepala, seakan seperti ini bisa menambah kreadibilitas perkataannya.

Dave menjepit sumpit membuang sepotong telur itu ke tong sampah di samping kakinya.

Di mata Reece melintas seuntaian keluhan, dia mengigit-gigit keplopak bibir, dengan suara kecil berkata: “Papa, kamu ini namanya menyia-nyiakan makanan, guru bilang begini tidak benar.”

Suasana hati Dave yang tidak menentu itu menghela nafas panjang yang dingin, anak ini memakan makanan yang ada di kulkas sehingga membuatnya menjadi sial, apalagi memakan mie instan sudah tidak perlu dibilang lagi, sekarang masih mau mengajarinya?

Elaine tidak ada kerjaan yah mengajarkan anak seperti ini?

Benar juga, Elaine juga hanya bisa mengajar anak menjadi seperti dia yang sok tahu!

“Keluarga Bo punya barang seperti ini!”

Reece tidak begitu mengerti, tapi mulut Dave yang mencemooh itu semakin berat saja, setidaknya anak perempuan itu bisa mendengar bahwa Dave agak tidak senang.

“Tapi?? Mama bilang telur bergizi.”

Sial!

Masih mengejek makanan yang dimakannya tidak bergizi?

Raut muka Dave seketika menjadi suram, lain di mulut lain di hati berkata: “Jangan membahas apa ada gizi dan tidak ada gizi denganku, aku suka makan mie instan yang tidak bergizi semacam ini, mau bagaimana? Tinggal dengan mamamu, mie instan saja kamu tidak pernah makan kah?”

Mendengar perkataan Dave, Reece pun meletakkan sumpit yang ada di tangannya ke mangkok kecil yang bagus itu, “Mama tidak memperbolehkanku makan barang instan!”

Sorotan mata Dave berhenti sesaat pada nasi yang berwarna putih seperti salju di dalam mangkuk anak itu, kemudian mengambil sesendok mie instan, memasukkannya ke dalam mulut.

Penampilan Dave sangat lah tampan luar biasa, walaupun di atas mukanya membeku selapis es, di matanya juga bercampur suram, gelap dan mendalam, tapi satu gerakan satu tindakannya dibuatnya menjadi begitu alami dan elegan, beraura yang berbeda.

Sebenarnya saat itu, semangkuk mie instan yang dimakan Dave mau tidak mau pun tertarik naik tingkatannya.

Reece menelan-nelan ludah, matanya tidak bergerak melototi mie instan yang dimakan oleh Dave.

Karena sudah ditambah dengan bumbu perasa yang cukup, mengeluarkan semacam wangi yang sedap, aroma ini selain hanya bisa menarik minat Reece yang tidak pernah makan mie instan, Dave hanya merasa sulit menelannya.

Terlihat enak dimakan!

“Papa, kasih aku sesendok donk, sesendok saja!”

Reece menarik-narik kemeja putih Dave yang setengah menggulung itu, suaranya kenyal dan lembut, mata yang jernih membawa pengharapan yang simple dan to the point.

“Tidak bisa!” Dave dengan satu tangan menarik mie instan menjauhi Reece satu jarak.

Reece tidak tahu asalnya, menjulurkan keluar tangan kecil yang putih sepertu salju melihat-lihat dahinya yang masih terbungkus kain kassa, meresap keluar selapis bercak darah yang bercampur dengan obat berwarna merah muda, membuat kain kassanya ternodai berwarna.

Sebelum saat Reece makan, dirinya sendiri juga merasa sedikit kotor.

Reece pikir yang dibilang kotor oleh Dave itu sama dengan yang dipikirkannya, menjilat-jilat bibir, berkata: “Kalau begitu setelah lukaku sembuh, papa boleh bawa aku makan kan?”

Dave berhenti sejenak, awalnya mau mengejeknya sepatah, tapi walaupun dia mengatakannya mungkin saja Reece sendiri juga tidak mengerti.

Pria itu malas untuk menyia-yiakan perkataan dan lidahnya, hanya memutarkan kepala, mengambil dan memakan beberapa suap mie instan.

Bagaimanapun memakannya lagi, Dave masih saja merasa, aroma yang tersebar keluar berminyak dan memualkan, tidak enak sekali, hanya Reece orang yang tidak pernah melihat dunia luar ini, baru bisa mau memakannya!

Pria itu memakan 2 suap, tidak menghiraukan pandangan mata Reece yang sangat penuh pengharapan, mengangkat mie instan masuk ke dapur, menuangnya ke dalam tong sampah.

Selera makan Dave selalu seperti ini.

Masakan koki dari top saja belum tentu bisa sesuai dengan selera mulutnya, mie instan lebih lagi memberikan satu perasaan sulit untuk menelannya.

Tapi bagaimana pun Reece sangat berharap, Dave juga tidak mungkin bisa memberinya.

Elaine saja sudah bilang mie instan tidak bergizi, kalau sampai nantinya Reece ada apa-apa, jangan berpikir mau menyalahkan dirinya!

Novel Terkait

Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu