Pergilah Suamiku - Bab 188 Elaine, Dave Ingin Membunuhmu!

Sebuah ciuman ekstrim melayang, jatuh di bibirnya, napas yang ringan jatuh di antara bibir dan giginya, jarak keduanya sangat dekat, Elaine bisa merasakan aroma cahaya matahari yang tidak jelas di badan Dave.

Elaine masih belum sadar dari keromantisan ini, adegan yang ini dirusak, lalu berkumpul menjadi adegan yang lain.

Anak muda itu berdiri di atas lantai 20, pandangan matanya dingin, matanya yang tajam, masih terlihat penuh kasih sayang dan sedikit senyuman.

“Dave....”

Lalu, anak muda itu melompat, dari atas jatuh kebawah.

Padahal begitu jauh, tapi Elaine bisa melihat tubuhnya yang berdarah, adegan itu seperti dengan kejadian 11 tahun yang lalu, bergabung menjadi satu!

“Tidak!”

“Dave!”

Secara tiba-tiba, Elaine bangun dan duduk di kasur pasien.

Udara sedikit suram karena hujan baru saja turun, tapi Elaine keringat dingin, rasa kehilangan memenuhi ketakutan dalan hatinya, menempati semua indra Elaine.

Dia menghirup napas besar-besar, wajahnya pucat.

John yang menjaga Elaine di sampingnya, melihat Elaine sadar, pandangan matanya menjadi ramah: “Elaine, akhirnya kamu bangun!”

Dia dengan hati-hati memegang bahu Elaine, dengan suara rendah berkata:”Kamu jangan bergerak, bahumu masih ada jahitan.”

“Hati-hati, nadimu tipis, suster menusukkkan jarum beberapa kali baru berhasil!”

Tubuh Elaine gemetar, mendengar suara John, dia seperti mendapatkan penolong :”John, dimana Dave?”

Dia bertanya dengan sangat panik, matanya melihat ke John, mata yang jernih itu, terlihat ada harapan.

John mengalihkan pandangannya, tidak menjawab pertanyaan Elaine.

Tubuh dan kesadaran Elaine masih berada dalam mimpi buruk tadi, seluruh tubuhnya, sangat dingin.

Dia melihat sekeliling, dinding yang seputih salju, infus yang berada diatas kepalanya, dan aroma desinfektan yang samar, semuanya mengingatkan Elaine, dia sedang berada dimana.

Kesadarannya kembali, Elaine seperti mengingat sesuatu, berkata dengan diri sendiri:”Aku jelas-jelas seharusnya bersama dengan Dave di dalam gunung....”

Sebelum kesadarannya menjadi gelap, Elaine mendengar Dave mengatakan untuk hati-hati!

Tapi saat itu kakinya terluka, tidak bisa menghindar....

“Aku tertimpa batu yang jatuh.”

“Kenapa aku bisa ada disini....”

Berbalik ke kejadian sebelumnya lagi, Elaine tidak ingat lagi, dia berusaha untuk berpikir, tapi kepalanya sakit.

“Elaine!”

“Jangan dipikirkan lagi, kamu demam tinggi, lukamu terinfeksi!” John secara tidak sadar mengatakan kata-kata sedih:”Aku bisa memberitahumu apa yang ingin kamu tahu!”

“Kamu bisa ada disini, karena aku menolongmu dari gunung!”

Elaine tertegun.

Saat dia dan Dave turun dari gunung, gunung itu sudah mulai bergoyang!

Situasi sangat berbahaya, John masih bersedia naik ke gunung untuk menolongnya, tidak wajar jika mengatakan tidak tersentuh.

Elaine menjilat bibir bawahnya, dia tahu, John bersedia naik kegunung, dari satu sisi karena ada faktor keluarga Bo, tapi alasan lebih besarnya, karena....

Dia dengan tidak nyaman menyipitkan matanya, mengulurkan tangan meremas bajunya.

Saat merasakan bahan pakaianya, bukan lagi rok yang dipakai Elaine saat naik gunung, melainkan pakaian untuk pasien rumah sakit.

“John, terima kasih!” Suara Elaine dalam berat:”Digunung sangat berbahaya, terima kasih kamu bersedia naik untuk menolongku!”

John melihat gerakan Elaine, juga merasakan dia menghindar.

Dia tertawa, tidak berbicara, belum sampai dua menit, Elaine tidak tahan untuk terus bertanya:”Jadi bagaimana dengan Dave?”

“John , kamu naik ke gunung untuk menolongku, apakah ada yang melihat Dave? Dimana dia? Apakah sudah turun dari gunung dengan aman?”

Elaine berbicara dengan cepat, sangat jelas dia mengkhawatirkan Dave, pandangan mata John tiba-tiba menjadi dalam.

Dia menaikkan alis matanya, dengan suara rendah berkata:”Aku tidak melihat Dave.”

Tidak tahu kenapa, Elaine tiba-tiba teringat tadi dirinya mimpi buruk, kecemasan dalam hatinya menjadi lebih parah.

“Bagaimana mungkin tidak melihat, kamu menemukanku dimana?”

“Daerah Hutan Maple !”

Pandangan mata Elaine bersinar, “Tapi aku ditimpa batu di jalan raya, lalu aku kehilangan kesadaran, tidak mungkin bisa berjalan sendiri ke daerah Hutan Maple.”

“Pasti Dave yang membawaku kesana !”

“Kamu tidak mencari Dave di sekelilingku? Atau mungkin, dia menemukan bahaya?”

Suasana hati Elaine sedikit panik, pandangan mata John menggelap, setiap membahas sesuatu yang berhubungan dengan Dave, Elaine seperti berubah menjadi orang lain.

Dia tidak bisa menahan lagi diberikan pertanyaan terus, merendahkan suara berkata:”Elaine, aku sebenarnya tidak ingin memberitahumu. Tapi Dave berbuat begitu terhadapmu, kamu masih mencemaskan dia...”

John berkata begitu, Elaine terkejut.

“Elaine, aku menemukanmu di daerah Hutan Maple, disampingmu ada sebuah kendaraan gunung. Aku tebak Dave mengemudikannya lalu membuangmu disana....”

“Elaine, 10 menit kemudian, 10 menit setelah aku membawamu pergi, daerah Hutan Maple langsung roboh.”

Mata Elaine menatap dengan tajam, dia berbicara pelan:

“Tidak mungkin....”

Seperti mendengar sesuatu yang tidak mungkin, kejutan dan ketakutan di dalam matanya terlihat begitu berat, sampai John yang melihatnya merasa tidak tega.

Tapi rasa tidak tega ini tidak bertahan sampai satu detik, dia menyipitkan mata, dengan suara rendah berkata:”Elaine, Dave ingin membunuhmu!”

Saat kata-kata John keluar, ekspresi wajah Elaine berubah.

Hatinya ingin menyangkal kata-kata John, Dave bukan orang yang tidak akan menolong saat melihat orang akan mati.

“Elaine, kalian menikah selama ini, bagaimana sikap Dave terhadapmu, kamu seharusnya tahu dengan jelas!”

Kata-kata terkahir John, denngan kejam masuk ke hati Elaine, nadi dikepalanya seperti pecah, Elaine mengulurkan tangan memeluk kedua kakinya, menelungkupkan kepalanya diantara kedua kakinya.

Bahunya bergetar hebat.

Air mata yang hangat mengalir, menyebar sampai ke kaki Elaine.

Elaine merasakan lagi kesakitan di hatinya, dan perasaan hancur.

Benar, jika seorang yang asing, Dave tidak mungkin akan begini!

Terhadap orang yang telah mengusir Jenny yang dicintainya, dari awal kebencian Dave terhadapnya sudah dalam....

Segala keromantisan pada akhirnya hanyalah mimpi, anak muda yang mencium dia dalam mimpinya, dari awal sudah tidak menginginkan dia.

Elaine menangis dengan begitu menderita, seperti sudah memasuki fase putus asa, sulit untuk melepaskan diri.

Dia merasa dirinya benar-benar payah, menghabiskan waktu selama 11 tahun, tapi tidak bisa melupakan pria yang hatinya sudah tidak pada dirinya.

Dan hanya menangis selama beberapa jam, sikapnya kembali menjadi Direktur Qin yang tenang, kembali seperti awal.

Elaine menghapus air mata, mengangkat kepala.

Rongga matanya merah, wajahnya masih ada bekas air mata, memakai pakaian pasien rumah sakit, seperti setangkai bunga yang bergoyang dalam angin dan hujan.

Hati John melunak sebentar, dia tiba-tiba mendengar suara Elaine:

“John, apakah kamu ada menerima informasi tentang Dave?”

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu