Pergilah Suamiku - Bab 234 Berniat Mencari Pria Lain?!

Dave mengernyit, mencibir dengan tidak senang.

Setelah insiden Nyonya Yuherni Haris, semua orang di TK Cahaya agaknya sudah tahu bahwa Reece adalah putri Dave. Siapa yang berani menghukum Reece?

Mungkin ini adalah tujuan Elaine saat melakukan itu!

Dave mengulurkan tangan untuk membuka pintu, berkata kepada Reece, "Kamu tinggal di dalam mobil, aku pulang dulu."

"Ayah, untuk apa kamu pulang?"

Sentuhan yang penuh arti melintas di wajah Dave, dia tersenyum: "Suruh ibumu antar kamu!"

Selesai bicara, Dave langsung membanting pintu tanpa menunggu balasan Reece berbicara.

Sambil berjalan, dia menyalakan sebatang rokok. Nyala api membuat wajah Dave terlihat lebih indah.

Dia menjentik puntung rokok, pupil yang berwarna tinta menjadi semakin dalam.

Dia belum meninggal, tapi Elaine sudah berniat mencari pria lain?!

Seorang Direktur Hubungan Masyarakat, Direktur Pemasaran!

Posisi kedua orang itu sangat penting. Elaine tampaknya sudah tidak sabar untuk menghancurkannya, bagaimana jika dia berkolusi dengan John dan menghancurkan perusahaannya?

Selain itu, Elaine yang tak tahu malu telah mengusir dan merusak pernikahannya. Sekarang dia malah berhubungan dengan pria lain?

Mimpi!

Itu tergantung apakah dirinya setuju atau tidak!

Dave mendengus dingin, mempercepat langkah kaki. Saat mobil John keluar, dia berdiri di tengah jalan, tidak bermaksud memberi jalan.

John terpaksa harus berhenti: "Dave, kamu bilang kami akan terlambat jika tidak berangkat sekarang juga. Bisakah kamu beri kami jalan?"

"Lagipula, sekarang sudah telat kali. Kalau kamu tidak segera mengantar Reece ke sekolah, Reece akan terlambat juga."

Elaine juga agak kaget setelah bertemu Dave di sini.

"Dave? Kenapa kamu masih di sini?"

Dave mengangkar sudut bibir, mengembuskan asap putih tebal. Dia mengggerakkan bibir tipisnya, senyum di wajah tersirat kejahatan yang langka:

"Tunggu kamu!"

Elaine bingung. Tanpa memberi penjelasan lain, Dave mengulurkan tangan untuk membuka pintu mobil, lalu mengeluarkan Elaine dari mobil secara paksa.

"Nyonya Bo, kamu naik salah mobil!"

Sambil berkata, tatapan membara menatap John yang ada di dalam mobil, suara dingin: "Ketahui identitasmu, kamu adalah Nyonya Bo, bukan Nyonya Lu!"

Pegangan John pada setir tiba-tiba mengencang.

Setelah melontarkan beberapa patah kata itu, Dave menyeret Elaine menuju Maserati yang terparkir tidak jauh.

John turun dari mobil dan mengejar beberapa langkah, lalu menghalang di depan mereka berdua. Dia mengerutkan kening, memandang Dave dengan tidak puas:

"Dave, bukankah kamu sangat mementingkan proyek PT.Sindoro? Elaine dan aku akan pergi ke perusahaan untuk menangani masalah ini dulu..."

Dave tidak melepaskan tangan Elaine, dia menatap John dengan kaget.

"Abang sepupu, apakah kamu tidak mau muka lagi? Kamu mau merebut istriku di depan umum?"

John: "..."

Matahari pada jam segini sedikit terik. Setelah berjemur lama, Elaine agak pusing.

John sekilas melihat wajah Elaine yang memerah, nada suaranya terdengar cemas: "Upacara pembukaan PT.Sindoro sangat diperhatikanmu sampai-sampai kamu membangunkan kami di tengah malam dan mengharuskan kami untuk menanganinya..."

Kesenangan melintas di wajah Dave.

"Abang sepupu pastinya bercanda. Aku bahkan tidak pernah mendengar kata PT.Sindoro. Mana ada aku begadang di tengah malam dan meminta kalian menanganinya?"

"Tadi malam aku dan keluargaku tidur nyenyak!"

Elaine tercengang, kata-kata Dave sungguh tidak tahu malu.

Tadi malam, orang yang meminta mereka segera menangani masalah ini adalah Elsa.

Elsa mengetahui formalitas perusahaan. Real estate kecil seperti PT.Sindoro sama sekali tidak perlu dikerjakan oleh mereka yang merupakan manajer puncak.

Kalau itu bukan perintah Dave, mungkinkah Elsa melakukan itu?

Walau John memiliki kepribadian yang baik, tetapi wajahnya langsung memuram setelah mendengar perkataan Dave.

Dave tidak peduli seperti apa wajahnya, dia menyeret Elaine untuk pergi.

"Dave, kamu bertingkah sembarangan!"

"Kalau paman tahu sikapmu terhadap perusahaan begitu tidak serius, dia bakal marah lagi!"

Dave mencibir saat mendengar kata-kata itu, tatapannya tertuju pada tubuh Elaine.

Sekarang John bahkan bisa memanfaatkan pria tua untuk menekannya, pasti Elaine yang mengajari John.

Elaine tidak hanya ingin meremasnya, tetapi juga ingin dirinya diinjak-injak oleh John?

Gejolak amarah masih membekas di hatinya, semua itu bertransformasi menjadi berbagai macam emosi. Kekompleksan emosi tersebut membuat matanya yang sudah dalam semakin dalam.

"Oh?"

"Apakah Direktur John sangat berpendapat terhadap posisiku sebagai Direktur Grup Bo?"

"Kalau begitu, pergi dan beri tahu ayahku saja. Direktur John sangat hebat. Kalau Direktur John bisa mendapatkan persetujuan ayahku, aku siap menyerahkan jabatan ini kapan saja!"

Saat berkata, Dave melihat arloji di pergelangan tangan, nadanya tertekan: "Ini sudah telat, aku tidak sesantai Direktur John, kami pergi dulu!"

Dave melangkah maju, Elaine memijat kening.

Kedua pria saling membantah dan berdebat dengan dahsyat, Elaine sama sekali tidak mendapat kesempatan untuk berbicara.

Ketika Dave hendak pergi, Elaine menghela napas lega: "Maaf, John. Bisakah aku merepotkanmu untuk pergi ke perusahaan dulu..."

Sebelum Elaine menyelesaikan kalimatnya, Dave langsung menyeretnya pergi.

Kekuatan Dave begitu kuat sehingga Elaine tidak bisa melepaskan diri.

"Lepaskan, aku bisa jalan sendiri!"

Elaine mengerahkan banyak tenaga untuk melepaskan diri dari pegangan Dave. Dia menatap Dave dengan tawar.

Dave sedang dalam suasana hati yang buruk. Ketika Elaine melihatnya, dia langsung meledak: "Apa maksud tatapanmu itu?"

"Dave, kamu jelas tahu bahwa John tidak bermaksud seperti itu. Apa yang barusan kamu katakan sangat keterlaluan."

Keterlaluan?

Urat biru di dahi Dave berdenyut.

Apa yang salah dikatakannya? Kejanggalan tatapan John pada Elaine dapat disadari oleh siapapun.

Elaine buta, tapi dia tidak buta!

"Keterlaluan? Apakah keterlaluanku melebihi keterlaluan yang dilakukan Direktur Elaine?"

"Membiarkan aku mengantar putrimu supaya kamu bisa bersenang-senang bersama Direktur John?"

"Di dunia ini, adakah hal seenak ini?"

Elaine: "..."

"Sepertinya kamu sendiri yang menawarkan diri untuk mengantar Reeve ke sekolah?"

Dave merasa Elaine benar-benar tidak tahu bersyukur atas kebaikan orang lain padanya. Dia membantunya mengantar putrinya ke sekolah. Selain tidak bersyukur, Elaine masih membela pria liar di hadapannya secara terang-terangan?

Walau Elaine mengatakan tidak mencintainya lagi, tapi perubahan pada hatinya ini terjadi terlalu cepat!

Dave merasa Elaine sangat tidak setia!

Dave berparas muram, matanya penuh dengan kedinginan yang membeku menjadi es.

"Menurutmu aku mau lihat wajahmu ini? Putrimu yang mengatakan bahwa dia menginginkan Ayah dan Ibu mengantarnya ke sekolah!"

"Lagipula, apakah aku punya kewajiban untuk membantu Direktur Elaine mengantar anak ke sekolah?"

Elaine diam.

Dave mematikan rokok, membuangnya ke tong sampah. Rambut hitam pendeknya tampak berwarna di bawah sinar matahari.

Bahkan bulu matanya pun memiliki untaian emas.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu