Pergilah Suamiku - Bab 233 Mau!

Elaine tinggal di pinggiran kota. Jam segini adalah jam sibuk. John mengemudi lebih dari setengah jam untuk menjemput Reece, apakah ini dinamakan searah?

Dave melemparkan pisau dan garpu ke atas meja.

"KUANGDANG——"

Pandangan Elaine dan John langsung beralih ke Dave.

Dave sama sekali tidak merasakan ketidaknyamanan, bibir tipisnya terangkat, dia mengangkat pergelangan tangan untuk melihat jam.

"Jam 8:19. Jam kerja Perusahaan Bo adalah jam 9 pagi."

"Abang sepupu butuh lebih dari setengah jam untuk berangkat ke Perusahaan Bo dari sini. Setelah mengantar Reece ke sekolah, bukankah kamu sudah terlambat bekerja?"

Dave melengkungkan bibir, tersenyum: "Sebagai Direktur Departemen Hubungan Masyarakat, tampaknya abang sepupu sangat santai. Abang sepupu bahkan bisa mengantar putri rekan ke sekolah selama jam kerja!“

Dave menekankan kata rekan dengan keras. Ekspresi John berubah.

Sambil berkata, Dave menoleh ke Elaine: "Apakah sistem bonus dan hukuman Perusahaan Bo tidak cukup jelas?"

Elaine terdiam sejenak: "Direktur Bo, waktu masih pagi. Belum tentu apakah Direktur John akan terlambat atau tidak. Kamu mempermasalahkannya terlalu awal."

Pupil Dave tampak mendalam. Seolah ada tinta tebal di matanya yang tidak bisa dibersihkan, sehingga mengaburkan semua emosi di matanya.

Tubuh Elaine menegang karena ditatap Dave.

Mempermasalahkan?

Demi membela John, Elaine mengucapkan kata seperti itu!

Hubungan di antara mereka benar-benar epik!

Perlukah dia menyerahkan posisi kepada John?

"Mempermasalahkannya, kata yang bagus!"

"Direktur Elaine, panik apaan? Cuman terlambat, palingan bayar denda saja."

"Bukankah Direktur John sangat menyayangi rekan-rekan? Dia pastinya tidak peduli dengan sedikit uang ini, kan!"

Elaine: "..."

Elaine terdiam oleh bantahan Dave. Dia sekilas memandangi Dave, lalu mengambil kemeja tabir surya yang disiapkannya untuk Reece, menggandeng Reece dengan satu tangan dan berjalan keluar.

"Reece, ayo, ibu antar kamu!"

John ragu-ragu sejenak, menghentikan Elaine: "Kamu pergi ke perusahaan dulu. Kamu masih perlu menyetujui penundaan upacara pembukaan!"

Elaine tahu apa yang dipikirkan John, itu adalah masalah real estat kecil di mana Dave membangungkan mereka di tengah malam dan mengharuskan mereka untuk segera menanganinya.

Orang yang cerdas pasti tahu bahwa Dave sengaja mempersulit Elaine!

John khawatir jika Elaine tidak segera pergi ke perusahaan, Dave pasti akan marah lagi.

"Real estat di PT.Sindoro berada di pinggiran Kota Tong. Pertama, lokasinya tidak prima. Kedua, tidak ada lingkungan tenang yang cocok untuk istirahat. Jadi, aku sama sekali tidak berencana untuk melanjutkannya ke tahap kedua."

"Real estat kecil seperti itu tidak berada dalam pengawasanku!"

"John, kamu pergi kerja. Aku yang mengantar Reece ke sekolah saja. Bulan ini bonusku sudah dipotong sebesar 600 juta, denda keterlambatan beberapa juta itu tidak ada apa-apanya?"

"Kamu tidak perlu terlibat dalam masalah karena aku dan Reece."

John: "Tidak apa-apa, aku tidak..."

Saat keduanya sedang berbicara, Reece tiba-tiba ditarik oleh Dave.

"Direktur John, aku ingat apa yang aku katakan di rumah sakit kemarin. Sepertinya Direktur John melupakannya?"

Begitu Dave berbicara, hawa dingin melintas di wajah John yang awalnya hangat. Emosi itu hanya berlangsung kurang dari satu detik, lalu menghilang dengan cepat.

Apa yang terlintas di benaknya adalah hak kepemilikan yang dinyatakan Dave kemarin.

Kejanggalan di wajah John disadari oleh Dave. Dave mencibir dan berkata: "Sepertinya Direktur John sudah ingat. Kalau begitu, aku pun tidak akan mengulanginya lagi!"

"Reece, aku yang akan mengantarnya!"

"Tetapi aku mau menasihati Direktur John untuk mengurangi hal-hal yang melanggar peraturan perusahaan!"

"Pelanggaran jangan melebihi tiga kali. Direktur John sudah melakukan keterlambatan dan ketidakhadiran. Kalau aku menemukan hal-hal lain, jangan salahkan aku tidak peduli dengan hubungan antar sepupu!"

Usai berkata, kilasan ejekan melintas di mata Dave yang kelihatan seperti giok tinta.

Dia menggendong Reece, nada suara agak melembut:

"Reece, maukah Ayah mengantarmu ke sekolah?”

Ledakan cahaya menyembul di mata Reece, dia mengeluarkan suara nyaring: "Mau!"

Kilatan sarkasme melintas di wajah Dave yang tampan dan polos.

Dia menggendong Reece, berjalan menuju gerbang. Ketika melewati John, dia menabrak bahu John dengan kuat.

"Maaf, beri aku jalan!"

Dave meminta maaf, tetapi sikapnya malah cenderung provokatif.

Dia menggedong Reece dengan satu tangan, membawa tas sekolahnya dengan tangan yang lain, berjalan keluar dengan langkah stabil, sosok berdua pun semakin jauh.

Elaine mengulurkan tangan dan membelai rambut di telinga, meminta maaf kepada John dengan suara rendah: "John, maaf telah membuatmu datang sia-sia. Waktu sudah telat, ayo pergi ke perusahaan dulu."

John menggelengkan kepala, emosinya tetap baik seperti biasanya. Meskipun Dave memperlakukannya dengan buruk, tapi dia tidak marah.

"Tidak apa-apa. Apakah Dave pernah mengantar Reece? Bisakah dia?"

Elaine mengangguk.

"Tidak apa-apa, dia pernah antar anak. Lagipula, dia adalah Ayah Reece. Reece juga berharap Dave bisa mengantarnya."

Ketika Elaine mengatakan ini, tidak ada emosi ekstra di parasnya. Dia menenteng jas kecil dan membungkuk untuk mengganti sepatu. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa pupil John menyusut ketika dia mengatakan itu.

Setelah keluar dari Binje, John dan Elaine berjalan menuju tempat parkir.

John berkata dengan tampang santai: "Aku melihat cedera Dave menjadi lebih serius lagi. Apakah paman mencambuk Dave lagi?"

Gerakan Elaine yang melangkah maju menjadi agak kaku. Sejak Dave dipindahkan kembali ke Grup Bo, dicambuk tampaknya telah menjadi hal keseharian.

Dia mengangguk. John melanjutkan, "Bagaimana denganmu, apa keputusanmu?"

"Apa?"

Elaine menatap John dengan tatapan kosong, mengulangi kata-katanya dengan bingung: "Keputusan apa?"

“Apakah kamu mau bercerai dengan Dave?" John mengulurkan tangan untuk membuka pintu mobil, memberi isyarat kepada Elaine untuk masuk ke dalam mobil. "Dave telah mengakui bahwa dia menginginkan nyawamu!"

"Ada rekaman. Setelah bercerai, kamu bisa memperjuangkan lebih banyak hal untuk dirimu sendiri."

"Elaine, perlakuannya padamu terlihat jelas oleh semua orang! Aku harap kamu bisa mempertimbangkannya dengan serius!"

Ekspresi wajah Elaine datar. John telah berbicara banyak, tapi tidak ada perubahan emosi yang terjadi pdanya.

"John, Reece membutuhkan Ayah."

…...

Dave memasukkan Reece ke kursi belakang. Ketika menyalakan mobil, gerakannya yang menginjak pedal gas terhenti.

Salah!

Kenapa dia harus bersusah payah untuk membantu Elaine mengantar putrinya ke sekolah?

Bukankah tindakannya ini malah memberi ruang dan waktu bagi Elaine dan John untuk bermesraan?

Dave menghantam setir dengan kelima jari. Reece yang duduk di belakang tercengang.

"Ayah?"

Dave mengangkat alis, melirik kaca spion, nada suara buruk: "Kenapa?"

Reece tidak takut. Dia menyodorkan jam tangan kartun di pergelangan tangannya kepada Dave: "Aku sudah mau terlambat. Ayah, aku akan dihukum kalau terlambat..."

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu