Pergilah Suamiku - Bab 134 Aku Hampir Mengira Direktur Qin Adalah Pencuri

Jadi, Elaine membantu perusahaan Bo menyelesaikan masalah, bukannya seharusnya buat beberapa kebaikan lagi ? !

Dave menjilat bibirnya yang merah, aura di sekelilingnya membawa rasa dingin yang menusuk, melangkah dengan tegap menuju ke ruangan kerja CEO.

Sebenarnya Elsa Xu ingin memberitahukan kepada Dave, bahwa Elaine ada di dalam ruangannya.

Namun dikarenakan aura dan wajahnya yang suram, kata – katanya tersedak, masih belum sempat membuka mulutnya, Dave sudah mendorong pintu ruangan kerjanya.

Melihat Elaine yang duduk di belakang meja kerjanya, pupil matanya menyusut, Dave menoleh kepalanya, melotot Elsa Xu sekilas.

Hanya sekilas tatapannya, telah membuat tubuh Elsa Xu merinding kedinginan.

Elaine tidak kepikiran kalau Dave begitu cepat menyelesaikan rapatnya, meletakkan kembali kalender yang berada di tangannya, berdiri langsung pada posisinya.

Melihat gerakannya, Dave melonggarkan kerah kemejanya, masuk dan sambil berkata :”Direktur Qin datang tanpa pemberitahuan, hampir aku mengira adalah pencuri !”

Elaine sedikit tidak terbiasa, dia mengulurkan tangannya untuk mengelus helaian rambut panjangnya.

Perusahaan Bo yang sebesar ini, sebuah gedung perusahaan Bo yang luas, jumlah karyawan tidak terhingga, pencuri seperti apa yang dapat masuk ke ruangan CEO milik Dave ?

Hanya menyindir dirinya saja.

Elaine merendahkan nadanya sambil berkata :”Dave, aku datang mencarimu, ada masalah yang perlu di diskusikan.

Kelopak mata Dave bergerak sekilas, lalu pura – pura tidak mendengarnya, tidak menjawab sama sekali.

Elaine mengetahui kesengajaannya, sehingga berputar melewati meja kerja, berjalan ke hadapan Dave, langsung menyampaikan tujuan kedatangannya :”Pulang kerja, kita sama – sama menjemput Reece, lalu pulang ke rumah tua, mau ?”

Suara Elaine sangat lembut, Dave menoleh ke arahnya, dalam mata wanita ini masih tersisa kemerahan yang belum memudar, sepertinya baru selesai menangis.

Dave tersenyum sinis, membuang mukanya, berkata :

“Kamu mengira video palsu itu tersebarkan, kamu akan benar – benar menjadi istri kesayanganku ? Elaine, mukamu dimana ? Jadi barusan ayah telepon dan memaksaku, adalah hasil perhitunganmu juga kan !”

Dalam hati Elaine telah mengerti.

Pertengkaran antara Dave dan Yonas Bo, memang benar berkaitan dengannya, apabila tidak, Ibu Bo juga tidak perlu sengaja menelepon dirinya, ingin dirinya mencarikan solusi agar Dave dapat pulang ke rumah tuanya.

Dalam hati Elaine sedikit terharu, namun juga ada kepahitan.

Terharu karena telah menikah selama tiga tahun, Yonas Bo masih tetap saja membela dirinya dan Reece, mengenai kepahitan, dikarenakan apabila masalah berkaitan dengan dirinya, reaksi Dave akan menjadi sangat besar.

Dia sengaja menentang dengan dirinya, setiap saat, setiap tempat !

Elaine menoleh ke arah Dave, dalam pertengahan alisnya, selokan yang tidak rata, bola mata dan rambut yang hitam, dihiaskan oleh warna keemasan cahaya, berdiri di dalam ruangan yang sebesar ini, menjadi sebuah lukisan yang indah.

Dia menatap Dave, seolah – olah menembus keindahan belasan tahun, membawa perasaan mengingatkan kenangan lama.

Dave merasakan pandangan dari Elaine, tersenyum sinis.

Hati Elaine tertusuk kesakitan oleh Dave, tiba – tiba fokus pemikirannya, dia tersenyum dengan nada rendah, berkata :”Dave, kamu sudah tahu, kalau aku ingin memaksamu, tidak perlu ayah turun tangan, aku punya banyak cara.”

Urat nadi di lengan Dave bergerak cepat, pandangannya pelan – pelan berpindah ke tubuh Elaine.

Dia senyum pada dirinya, senyuman tipisnya bagaikan setangkai melati yang segar, terayun – ayun di dalam hujan dan angin, tabah dan indah, tercermin dengan jelas.

“Kondisi kesehatan ayah kurang baik, dia ingin kamu lebih sering pulang menemaninya.

Temani ayah ?

Dave hampir tertawa keceplosan.

Biasanya ayah hanya ingin memukulnya sampai mati, menyuruh dia pulang, bukannya hanya ingin menciptakan kesempatan untuk dirinya dan Elaine ?

Elaine tentu saja menerima dengan senang hati, tetapi dia tidak akan jatuh ke perangkapnya.

“Kalau mau pulang kamu pulang saja sendiri ! Aku tidak ada waktu untuk dihabiskan untukmu !”

Dave berputar melewati Elaine, berjalan dua langkah ke arah meja kerja, Elaine menahannya, dan berkata :”Dave, kamu jangan lupa, jam tanganmu masih ditanganku.”

Elaine baru saja selesai berbicara, Dave langsung membalikkan badannya dengan cepat, dengan satu tangan menekan dagu Elaine, semakin kuat penekanannya, pupil matanya menyusut dengan cepat.

Ada aura kedinginan yang meletuskan, aura dingin yang dibawanya bagaikan salju yang telah meleleh, dari sentuhan kulit antara Elaine dan Dave, perlahan – lahan merasuki ke dalam hati Elaine.

Tenaga Dave sangat kuat, seolah – olah mencekik pernapasannya, udara dibatasi dari luar, Elaine hanya merasakan semakin sulit untuk bernafas.

“Elaine, apakah kamu beranggapan bahwa,menyembunyikan jam tangan pemberian Jenny kepadaku, aku tidak akan berani menyentuhmu ?!”

Dia merasa dirinya terlalu berhati nurani dalam menghadapi Elaine, jika tidak, Elaine mana dapat berkali – kali memanjat keatas kepalanya ?

Dave mengeratkan tenaga pada tangannya, pada paru – paru Elaine, terasa kesakitan yang disebabkan kesulitan pernafasan.

Dia tidak dapat menghirup udaranya, melewati waktu sejenak dan berkata :”Dave, kamu tidak akan berani, kamu tidak akan dapat menemukan lagi jam tangan pemberian Jenny kalau mencekik aku sampai mati. Jam, tangan, satu, satunya !”

Dave menarik ujung bibirnya, aura suram pada wajahnya, berhenti untuk waktu yang lama, sebelum Elaine mati dan tidak bernafas lagi, dia melonggarkan tangan besarnya yang sedang mencekik Elaine.

Udara yang terkumpul satu secara tiba – tiba, membuat Elaine terbatuk dengan waktu yang lama, bagian tenggorokannya terasa kesakitan, tetesan air mata mengalir dari mata Elaine, dia berdiri tegap badannya, menoleh ke arah Dave.

“Keluar - - “

Ujung bibir Elaine sedikit ditarik, berkata dengan pelan, suaranya menjadi sangat serak :”Sore jam empat, aku akan menunggumu di parkiran perusahaan, datang atau tidak, kamu pikir sendiri !”

Kata – kata terakhir Elaine, dilontarkan dengan nada yang serius, suara yang lembut, bercampuran dengan debu yang bertebaran di dalam udara.

Kelopak mata Dave bergerak dengan cepat, mengulurkan tangannya dan menyapukan ke lantai semua dokumen yang berada diatas meja.

Terdengar suara “Pong”, ada sebagian yang terlempar ke paha Elaine, ujung kertas yang tajam menggoreskan pada pahanya yang putih dan mulus, menimbulkan beberapa goresan yang merah, sakitnya luar biasa.

Dengan wajahnya yang suram dan dingin, menunjuk ke arah pintu ruangan, dengan nada berat dan menekan mengulang kalimat :”Keluar !”

Elaine mengedip matanya, pandangannya menjadi jernih, sepasang mata yang indah, mengandung sedikit unsur yang kabur, Dave menggerakkan bibirnya.

Situasi antara mereka menjadi kaku sejenak, Elaine yang duluan bergerak, dia mengangguk kepalanya, berkata :”Kamu pikir dengan baik, aku pergi dulu.”

Langsung meninggalkan ruangan Dave.

Dave mencubit sekilas alisnya, duduk diatas kursi kerjanya, dia menelepon ke sambungan internal, setelah tersambung, nada bicaranya semakin tidak acuh :”Suruh Elsa Xu masuk.”

Selesai berbicara, langsung melemparkan teleponnya.

Kebetulan Elsa Xu adalah orang yang mengangkat telepon, dia bukannya tidak mendengar pergerakan di dalam ruangan CEO, juga melihat Elaine keluar dengan mata yang memerah.

Tubuh Elsa Xu gemetaran, datang lagi.

Asalkan berkaitan dengan direktur Qin, CEO akan berubah bagaikan bom !

Harusnya dirinya sudah dapat menebak, CEO dan direktur Qin, tidak ada kemungkinan untuk meredakan hubungannya !

Meletakkan kembali dokumen yang berada ditangannya, Elsa Xu baru saja melangkah, Dave sudah mendorong pintunya dengan wajah yang dingin.

“C....CEO.”

“Tidak ada persetujuanku, siapapun, tidak boleh menginjak ke dalam ruanganku !”

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu