Pergilah Suamiku - Bab 129 Kenapa, Kamu Sangat Memuja Elaine?

Dave selesai mengurus masalah Reece, tidak pergi ke rumah sakit, langsung kembali ke perusahaan, sampai di perusahaan Bo sudah jam 11 siang.

Karena rumor menyiksa istri masih sedang ribut, aura perusahaan Bo sangat suram, meskipun kantor sekretaris, juga tidak terkecuali.

Sekembalinya ke kantor Dave menelepon dari telepon ekstensi, menyuruh Elsa masuk.

Elsa mengira Dave mau bertanya masalah pembelian HG, ketika masuk, tangannya membawa sebuah laporan, sambil memberikan dokumen, sambil menjelaskan perkembangan"

"Presdir, HG sudah berganti nama, aku sudah mendapatkan data internal mereka, sistemnya di seluruh bidangnya runtuh, karyawan juga tidak ada yang bisa bekerja serius, jelas-jelas......"

Adalah sebuah kerang kosong yang tidak bisa diselamatkan......

"Ambilkan koran entertaimen hari ini untukku."

Wajah Dave seperti biasa memotong laporan Elsa, asisten muda itu terdiam, dia terlengah karena perkataannya dipotong Dave.

Dave tersenyum dingin.

Hidup dan mati HG, apa hubungannya dengan dia?

Dia sudah lama tau kalau penilaian HG di industri tidak begitu baik, sedangkan dia menyuruh Elsa membelinya, juga bukan berharap HG bisa menghasilkan uang, dia hanya ingin mengajari orang saja!

Sedangkan yang paling Dave pedulikan adalah, bagaimana direktur Elaine yang serba bisa, menghilangkan rumornya!

Dia sudah berjanji kepada papanya akan menyelesaikan masalah ini dengan baik, tapi sedikit pergerakan pun tidak ada.

Meskipun tidak tau Dave ingin melakukan apa, tapi Elsa juga dengan menurut pergi ke kantor sekretaris mengambil koran entertaimen, memberikannya kepada Dave.

Halaman pertama koran adalah membersihkan berita penyiksaan istri ini, John keluar dari kantor polisi, tidak hanya mengambil rekaman kesaksian supir taxi mengaku memukul Elaine, ada juga salinan catatan kesaksian kantor polisi.

Ada stempel resmi dari kantor polisi.

Tinta hitam di atas kertas putih, sangat ada kemampuan untuk membujuk orang, setidaknya ada kemungkinan 70%, bisa meredakan kejadian ini.

Berita yang ada di dalam koran kebetulan isinya persis.

Dave menarik nafas dalam, sekalian menghidupkan rokoknya.

Sejak bersama dengan Elaine, tidak ada satu hal pun yang membuatnya senang.

Sampai hari ini, akhirnya Elaine sadar dengan hati nuraninya, melakukan hal yang berperikemanusiaan.

Olivia di samping melihat klarifikasi yang ada di koran, sekejap mengerti maksud Dave.

Berbolak-balik kesana-kemari, rupanya ingin melihat kemampuan direktur Elaine menyelesaikan masalah.

"Presdir, hari ini begitu direktu Elaine sampai di perusahaan, langsung membuat berita ini, bagian pemasaran menelepon, bilang kalau saham perusahaan BO tidak menurun lagi, sedang pelan-pelan kembali ke semula."

Wajah Elsa menampilkan senyuman: "Masalah ini, untungnya ada direktur Elaine."

Dave membuka kelopak matanya, melihat Elsa dengan dingin: "Kenapa, kamu sangat memuja Elaine? Kalau tidak aku pindahkan kamu kepadanya?"

Elsa langsung terdiam.

Dia melirik Dave, tadi terlalu lancar memuji direktur Elaine, bisa-bisanya lupa kalau presdir sangat benci ada orang memuji direktur Elaine dihadapannya.

Ekspresi wajah Dave tidak bisa dikatakan baik, juga tidak bisa dikatakan tidak baik juga, tidak tau apakah cara Elaine menyelesaikan masalah ini, cocok dengan maksudnya atau tidak?

Setelah melewati setumpuk masalah, perasaannya akhirnya sedikit membaik.

Dia menggerakkan bibirnya, bahkan dengan santai dan nyaman, melihat isi koran lainnya.

Masalah ini memang Elaine yang menyebabkannya, dia tanpa alasan menjadi kambing hitam, menyuruh Elaine menyelesaikannya memang tidak kelewatan.

Elsa karena hal ini memuji Elaine di hadapannya, apakah ingin membuatnya merasa berterimakasih kepada Elaine?

Lucu sekali!

Duduk di kursi kantor yang lembut, kedinginan di wajah Dave dicairkan oleh cahaya matahari yang masuk, wajah tampannya, sangat jarang bisa dilihat kelembutan.

Hati Elsa menyayangkannya lagi, direktur Elaine juga yang mempunyai cara.

Dave tidak tau pikiran Elsa, mengangkat kepala melihat Elsa masih disana, mengerutkan keningnya: "Kenapa kamu masih disini, apakah kerjaan terlalu sedikit, atau menungguku benar-benar memindahkanmu ke departemen pemasaran?"

Sudut bibir Elsa terangkat: "......Aku sekarang pergi kerja."

Selesai berkata dia langsung memutarkan badannya, dengan cepat keluar dari kantor Dave.

Kantor menjadi lebih tenang, Dave menggerakkan badannya, luka dipunggungnya terbuka menjadi lengket, sangat tidak nyaan.

Rumor penyiksaan istri sudah mereda, Dave memikirkan sekarang pergi ke rumah sakit, mungkin membuat kesenjangan semakin besar, dia hanya bersandar di sandaran kursi, memejamkan kelopak matanya.

Memejamkan mata, Dave teringat dengan Elaine lagi, dia pagi-pagi sudah tau bagaimana menyelesaikan masalah ini, malah sengaja mengundurkannya sampai sekarang, membuatnya menerima hujatan, masih harus menyelesaikan masalah wanita itu!

Sehebat-hebatnya humas juga tidak guna, tidak ada aroma wanita sedikitpun!

Bahkan tidak bisa dibandingkan dengan satu jari Jenny.

Saat dia sedang mempertimbangkan apakah mau menyuruh dokter datag ke perusahaan Bo menggantikan obatnya, telepon dari William masuk.

Dave merasakan, sama-sama bos perusahaan, dia dan William benar-benar bagaikan langit dan bumi! Kenapa William bisa begitu tidak ada kerjaan?! Dari pagi sampai malam bisa ada waktu meneleponnya?

Mungkin karena di sekitarya tidak ada siluman pengganggu seperti Elaine!

Begitu telepon tersambung, mood Dave jarang-jarang baik, mengejeknya: "Ada apa?"

"Dave, permainanmu sekarang menarik sekali, kamu baru ke perusahaan Bo beberapa hari saja, di koran setiap hari ada kamu, aku sampai bosan melihatnya, untungnya hari ini ada yang baru!"

Suara William seperti biasa, tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya, perkataannya sangat kurang ajar.

Dave melihat koran, menduga kalau yang dia katakan adalah klarifikasi penyiksaan istri, oleh karena itu bibirnya hanya terkatup rapat, tidak menjawab.

"Demi mencintai istri menghabiskan uang, kenapa, baru kembali sebulan, sadar kalau kamu dengan kakak ipar adalah cinta sejati?"

Suara tertawa William dari ujung telepon terdengar, Dave langsung terdiam.

Mencintai istri?

Mata William bermasalah kan, suasana antara dia dan Elaine dari dulu sudah tidak cocok, masih mencintai istri?

Cinta kepala setannya!

Tingkat kepercayaan dia mencintai Elaine, tidak setinggi tingkat kepercayaan dia mencintai seekor babi!

Saat Dave difitnah, dia hanya tertawa dingin: "Otakmu sudah rusak ya? Kakak ipar kakak ipar, lancar sekali panggilnya, apa aku ada mengakui status Elaine di keluarga Bo?"

William menaikkan alisnya, seluruh kota Tong, kalau mau bilang siapa yang tidak takut Dave, mungkin hanya William seorang.

"Masih tidak mengaku? Meskipun kamu tidak mengaku, tapi kamu karena Elaine, membeli bangunan HG bukan?!"

"Saat itu menyuruhmu bersamaku mengambil GR, kamu tidak senang! Gedung GR, begitu berpotensi! Gedung HG itu apa?!"

"Dave, aku tidak pernah tau kamu adalah orang yang bodoh? Bahkan sampah seperti gedung HG juga sanggup kamu telan!"

"He......Kalau menurutku, kamu bukan menyukai Elaine, tapi sungguh otakmu sudah ditendang unta."

William berbicara begitu banyak.

Dalam sekejap Dave menjadi bingung.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu