Pergilah Suamiku - Bab 98 Mama, Apakah Kakek Benar-benar Sedang Memukul Papa?

Elaine menjilat bibirnya dan mengambilkan telur untuk Reece, kemudian dia berbisik: "Reece, ayo makan dulu!"

Tidak banyak orang di meja makan yang memiliki suasana hati untuk makan, Calen semakin merasa merusak pemandangan ketika dia melihat tindakan dan ucapan Elaine, akhirnya dia tidak tahan dan dengan wajah suram menyindirnya: "Dia memang berdarah dingin, suaminya dicambuk di dalam ruangan, tapi dia masih memiliki suasana hati untuk makan di sini!"

Ada seseorang yang telah membuka mulut, yang lain tentu saja mengikutinya, Nia memandang Elaine dan melanjutkan: "Bukankah begitu? Tubuh adik itu sangat berharga, jika terjadi sesuatu karena dipukul, aku khawatir ada seseorang tidak mampu untuk menanggung resikonya!"

Elaine acuh tak acuh, melihat Reece berhenti makan, dia meraih mangkuk di atas meja dan mengambil telur dengan bubur dan memberi ke mulut Reece.

Kepala Reece mundur ke belakang dan menghindari makanan yang diberikan Elaine, dia menjilat bibirnya dan bertanya, "Mama, apakah kakek benar-benar sedang memukul papa?"

Suara cambuk di telinga masih berlanjut, dan membawa sedikit suara kulitnya merobek dan menempel darah!

Tangan Elaine yang mengambil mangkuk berhenti sejenak, dia melihat ke Reece yang matanya mulai berkabut dan berkata "Reece, mama pernah mengajarimu, anak-anak jangan membicarakan masalah orang dewasa."

Reece mengambil napas dalam-dalam, hidungnya merah, dan air mata jatuh di bulu mata dan kapan saja bisa mengalir ke pipi.

Suaranya mendesak dan menunjukkan kesedihan: "Tapi mama, aku mendengarnya! Kakek benar-benar sedang memukul papa. mama, bolehkah kamu pergi memberitahu kakek agar dia jangan memukul papa lagi. Reece akhirnya memiliki papa, aku takut kedepannya papa tidak mau Reece lagi."

Elaine belum berbicara dan Calen tiba-tiba tertawa dengan dingin.

Dia sepertinya mendengar lelucon yang lucu, menatap Reece dengan sedikit cemoohan dan penghinaan.

"Lelucon, kapan papamu pernah mau kamu?"

Mata Elaine menyapunya dengan dingin. Jika di hari-hari biasa, maka Calen tidak takut pada Elaine, tetapi mulutnya bergerak dan dia tiba-tiba teringat bahwa masalah Elaine mengatakan sesuatu di ruang tamu.

Dia menggigit bibirnya dan menelan kata-katanya ke dalam perutnya.

"Itu memang fakta, apakah orang lain tidak bisa mengatakannya?"

Nia bergumam dengan tidak suka, Reece adalah anak di luar pernikahan yang tidak diketahui siapa ayah kandungnya, Elaine jangan berharap bahwa telah menikah dengan Dave dan dapat membuat anak ini menjadi anak Dave.

Gadis itu juga merupakan manusia, bukankah kedepannya dia akan menjadi penagih hutang?

Bukan anak Dave, meskipun Reece dengan muka tebal memanggilnya ayah, Dave juga tidak akan mengakuinya!

Jika tidak, Reece sejak awal sudah mengubah namanya!

Elaine memiliki wajah untuk melakukan hal tersebut, mengapa mereka tidak bisa mengatakannya?

Calen dan Nia selalu tidak patuh dan suka menyindir, Wini tidak tahan melihatnya dan berkata: "Sudahlah, semua orang jangan banyak berbicara, ayo makan!"

Dia telah membuka mulutnya dan Elaine tetap tidak pedulinya, kedua orang ini memiliki perasaan meninju ke kapas, mereka juga tidak bisa lagi memainkan pertunjukan satu orang dan menelan kata-katanya ke dalam perut.

Ruang makan hening sesaat, dan suara cambuk lebih jelas terdengar dalam lingkungan seperti itu, yang bercampur dengan pertengkaran antara Yonas dan Ibu Dave.

" Yonas, sudah begitu lama kamu memukulnya, apakah kamu sudah cukup?"

"Aku hanya memiliki seorang putra ini, apakah kamu tidak ingin aku hidup? “

"Kamu pergi saja, dia bisa membuat hal yang memalukan seperti itu, bahkan memukul istrinya, memiliki putra seperti ini, wajahku sudah lama dibuang-buang olehnya!"

Ibu Dave seketika langsung menangis.

"Kamu sudah berapa kali memukul putraku karena wanita itu? Apa hubunganmu dengan dia? Kenapa kamu begitu menyayanginya?"

"Apakah kamu benar harus membunuh anakmu hari ini baru kamu akan puas?"

Pertengkaran dalam ruang belajar itu putus nyambung, agak samar, tetapi suara cambuk, tidak tahu apakah karena ruang makan terlalu sepi, sehingga semakin jelas terdengar.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu