Pergilah Suamiku - Bab 44 Kalau Punya Nyali Cari Dave Nyatakan Cinta!

Dia tidak tahu Serona kerasukan setan apa, membawa beberapa teman berpakaian menakutkan, hatinya sedikit takut, saat dia mau balik badan pergi, lengannya ditahan oleh Serona.

Kekuatannya mencengangkan dan matanya ditutupi kebencian.

“Aku lagi bicara sama kamu, kamu tidak ada telinga?”

Elaine sedikit marah, dan mendorong Serona dan berkata: “Atas dasar apa?”

Di wajah cantik Serona ada kemarahan: “Atas dasar Dave adalah orang yang aku sukai!”

“Untuk apa kamu menyusahkanku? Ada nyali, carilah Dave, nyatakan cinta!”

Begitu dia selesai mengatakan kalimat ini, wajah Serona semakin suram.

Dia berteriak dengan dingin kepada teman-temannya dan berkata: “Seret jalang ini ke loteng!”

Beberapa orang bergegas, menyeret Elaine ke loteng gedung sekolah.

Orang yang dibawa Serona, bukan siswi baik-baik, saat menyeret Elaine ke loteng, kekuatan mereka sangat besar, bahkan membuat kaki Elaine keseleo.

Elaine mengerutkan kening, dan dengan tidak senang mengatakan: “Kamu sebenarnya mau apa?”

Serona tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menampar wajah Elaine, dia yang berdiri disamping, tanpa persiapan dan perlawanan, kekuatan Serona sangat kuat, dia yang ditampar langsung mundur ke belakang dan menabrak pagar pembatas atap, Elaine melihat kesamping, dia dapat melihat ketinggian gedung puluhan meter dari atas.

Jantung Elaine berdetak kencang, wajahnya merah, bahkan rasa sakit tidak bisa menutupi perasaan nya, “Walaupun kita putus terus kenapa? Dave juga tidak buta, dia mana mungkin bisa jatuh cinta pada orang sepertimu yang tidak ada sopan santun dan sombong?”

Elaine tidak tahu, Serona sudah mengejar Dave selama dua tahun, tapi terus tidak mendapatkan jawaban dari Dave, kata-kata Elaine ini, seperti sebilah pisau, yang langsung menusuk hati Serona!

Serona begitu marah hingga dadanya sesak nafas, dia langsung menampar Elaine dan berkata: “Kubunuh kamu wanita jalang! Beraninya menggoda Dave, dan masih berani menghinaku!”

Serona adalah putri dari pejabat, guru dan teman sekolah semuanya menyukainya, begitu dia beraksi, mana ada orang yang berani?

Elaine tidak pernah merasakan begitu sakit, begitu takut, saat dia merasa akan meninggal dipukul segerombolan siswi ini.

Untungnya ada yang membujuk Serona dan berkata: “Serona, bukannya kamu hanya ingin kasih pelajaran? Kalau pukul dia sampai mati kita harus bertanggung jawab, ini tidak menguntungkan? Bagaimana kalau, disini kan ada kamar kecil, kurung dia didalam, biarkan dia kelaparan beberapa hari, tunggu sampai amarahmu reda, sampai dia sadar, dan bersedia putus dengan Dave, kita baru lepaskan dia!”

“Kamu sudah melampiaskan amarahmu, juga bisa membuat kak Dave dan dia putus, bukankah ini sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui?”

Wajah Serona masih sangat marah, setelah melihat dia dipukuli, dia tetap marah pada Elaine yang lemah dan berkata: “Bagaimana ini bisa meredakan emosiku? Kalian hanya perlu memukulinya, kalau terjadi masalah, aku pasti akan suruh ayahku untuk membela kalian! Meskipun tidak memukulinya sampai mati, setidaknya pukul kakinya hingga patah, wanita jalang! Aku tidak percaya Dave masih mau pacar yang cacat!”

“Pukul!”

Teman-teman Serona juga berpikir demikian, saat mereka mau beraksi, Elaine tiba-tiba tersenyum, senyuman dia mengejutkan semua orang, Serona berkata dengan jahat: “Hei, kamu wanita jalang, apa yang kamu tertawakan?”

Dia mengangkat kepalanya, alasan dia melindungi kepalanya saat mau dipukuli, di wajah Elaine selain ada bekas tamparan dari Serona, tidak ada bekas lainnya lagi.

Dia tertawa dengan indah dan matanya cerah. “Karena kamu suka dia, seharusnya paham, Dave benci ada orang yang melukai orang yang dicintainya, merusak barang kesukaannya. Serona, kamu menyepelekannya, kamu hanya memukuliku, tiba waktunya nanti aku tidak yakin bagaimana hubunganku dengan dia, dan kamu, hanya menyisakan bayangan orang yang dia benci, kamu dan dia sama sekali tidak mungkin!”

Elaine tahu, kalau Serona memang mau melampiaskan amarah, kata-kata ini tidak akan bisa menahannya, tapi mungkin dia terlalu menyukai Dave.

Dia tertegun beberapa detik, dan wajahnya menjadi suram, lalu berkata: “Lempar dia ke ruangan ini, beritahu ke semuanya, beberapa hari ini siapa yang naik keatas akan berurusan dengan Serona!”

Mata Serona membesar, matanya memancarkan tatapan indah dan berkata: “Elaine, aku tidak akan menyentuhmu lagi, tapi kalau kamu mati kelaparan diatap, ini sama sekali tidak ada hubungannya denganku!”

Dasar Dave pembawa bencana.

Elaine cepat menyadari, tapi dia awalnya sama sekali tidak tahu, jika Serona seorang siswi, demi seorang Dave, ingin dia mati!

Elaine meronta, tapi teman yang dibawa Serona terlalu banyak, dia tetap saja dikunci diruangan yang ada di atap, bahkan ada yang merampas HP-nya!

Terakhir Elaine mendengar suara kunci dari luar.

“Serona, lepaskan aku pergi!”

“Serona!”

Di malam yang suram nan sunyi, hanya terdengar gedoran suara pintu, hati Elaine mulai ketakutan, dan dia tiba-tiba mulai menangis.

Elaine kira, Serona hanya sengaja menakutinya tidak membiarkan orang lain menolongnya, tapi keesokan harinya, dia sudah kehabisan suara, dan benar tidak ada tanda-tanda orang yang akan menolongnya.

Badannya penuh dengan luka, dan sangat sakit, ini pertama kalinya Elaine merasa dirinya sangat kasihan.

Tragisnya, dia dikurung diloteng sekolah selama tiga hari, Elaine menderita Heat Stroke.

************(Heat Stroke adalah penyakit karena dikurung di ruangan yang terlalu panas)**************

Dia bisa merasakan, tiga hari ini, tenaga dia perlahan menurun, tidak ada setetes air yang masuk ketubuhnya, bahkan sangat sulit bertahan untuk tetap sadar.

Elaine takut dirinya meninggal begitu saja, dia bahkan lebih takut meninggal diloteng sekolah, yang paling parah bahkan tidak ada orang yang tahu!

Dadanya panas seperti terbakar kobaran api, tubuhnya lemah tidak berdaya seperti dilempar ke dalam api, panas dan menyakitkan.

Air terakhir dari tubuhnya,sedikit demi sedikit keluar dari matanya, tangan Elaine gemetaran, dia mengetuk pintu dengan lemah: “Tolong? Aku, tolong aku?”

Kalau tidak ada orang yang menolongnya, dia pasti meninggal.

Saat dia mengira dirinya sudah meninggal, terdengar suara langkah kaki dari luar?

Dave menendang pintu, dan lari kearahnya, saat bersamaan Elaine sudah sekarat, mata gelapnya tertuju padanya dan berkata: “Elaine, aku datang terlalu lambat, apa kamu baik-baik saja?”

Elaine tidak mengatakan sepatah katapun, kepalanya langsung jatuh dalam dekapan Dave.

Setelah dia melihatnya, gambaran ini hilang dari matanya.

Elaine terbangun dari tempat tidur rumah sakit dan menatap langit-langit seputih salju tanpa hiasan apa pun, sisa rasa takut dalam hidupnya melonjak kembali.

Dia menangis tak terkendali dan membangunkan Dave yang tertidur di ranjangnya.

“Elaine, kamu sudah sadar? Sudah baikan?”

Mata Dave dipenuhi dengan ketegangan dan kelembutan yang tidak masuk akal, dan matanya menatap lurus ke arahnya, menunggu jawabannya, seakan takut kehilangan ekspresi apa pun darinya.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu