Pergilah Suamiku - Bab 107 Aku Benar Seharusnya Membiarkanmu Mati Di Tangan Sopir Itu

Pria itu secara reflek mendorong Elaine, justru karena lukanya tertarik, dia tidak bisa menampik Elaine, malah membuat jari Elaine menyentuh ke atas pundak pria itu!

Dave kesakitan dan menyumpahi dengan suara rendah: “Sialan! Elaine, Elaine, waktu itu aku benar seharusnya membiarkanmu mati di tangan sopir itu!”

Elaine wanita murahan ini, apa takut sakitku tidak cukup?!

Bukannya bilang menyukainya setengah mati?!

Kenapa di saat seperti ini, dia masih saja tidak lupa untuk mengancam pria itu! Memperingatkan pria itu!

Dia menarik nafas dengan kuat, tidak peduli akan lukanya, tiba-tiba mengerahkan tenaga dan menampik Elaine dari sisinya.

Elaine sama sekali tidak ada persiapan, tiba-tiba terdorong, langsung terjatuh, dahi terbentur ke atas meja di ruang tamu, sangat sakit sekali.

Kemalangan yang jarang ditemukan pada diri wanita itu, menopang pada kursi dan berdiri dari lantai.

Ujung mulut Dave tertarik, mukanya tiba-tiba canggung.

Saat Elaine terjatuh, tidak bersuara, tapi penat, Dave mendengar jelas komat-kamitnya. Menjilat sebentar ujung mulutnya, dia juga bukan sengaja, siapa yang menyuruh Elaine bersandar begitu dekat dan menggores lukanya?

Siapa tahu dia itu sengaja atau tidak, berencana lagi untuk sengaja melukai diri sendiri demi mendapat kemenangan agar dilihat oleh pak tua?

Elaine menoleh ke samping, melihat Dave, sinar lampu menyinari wajah pria itu yang kusut, yang agak meremehkan.

Awalnya Dave mengira, Elaine bisa marah menghempaskan tangan dan pergi, tapi dia malah hanya menjulurkan tangan mengelus kepalanya yang terbentur, dengan suara rendah bertanya padanya:

“Dave, apa kamu sudah mempertimbangkan dengan baik?”

“Kamu lebih mengerti kondisi kesehatan Ibu daripada aku, asal kamu menyetujui persyaratanku, aku bisa segera menjelaskan hal ini ke papa!”

“Elaine, kamu jelas tahu kondisi kesehatan Ibu, masih berani menggunakan ibuku untuk mengancamku, apa kamu sudah bosan hidup?” Dia menggigit bibir, dengan nada suara yang keras sekali: “Apa kamu sungguh mengira, aku tidak berani memukulmu! Tulang sumsummu berharga, tapi aku Dave tidak pasti membutuhkannya!”

Elaine menggeleng, “Dave, kamu saja tidak memikirkan Reece, kamu juga tidak perlu memintaku untuk memikirkan keluargamu!”

“Aku hanya ada Reece satu-satunya putri!”

Nafas Dave memberat!

Hatinya terasa kacau sekali!

Dia dari dulu benci kalau diancam orang, lebih benci lagi kalau orang itu menggunakan orang yang ia peduli untuk mengancamnya!

Elaine menggunakan keduanya, pak tua juga sangat melindunginya sekali, membuat dia tak berdaya terhadap wanita itu!

Ujung mulut Dave bergerak, belum sempat membuka mulut, dari luar pintu ruang baca yang tidak tertutup rapat itu, terdengar jeritan histeris Calen:

“Bu, ada apa denganmu? Kamu jangan membuatku takut? Mana yang tidak enak?”

Baru mendengar sepatah saja, muka Dave seketika jadi ketakutan!

Menikah selama 3 tahun, dia dan Elaine batasan di antara mereka sangat jelas, ini merupakan pertama kalinya bertengkar sampai seperti ini!

Elaine membesarkan masalah seperti ini, hanya untuk satu masalah kecil, besok-besok bisa gimana lagi?

Kalau kali ini menyerah, tidak ada yang tahu selanjutnya dia akan mengajukan persyaratan apa?!

Pria itu mengerutkan alis dengan erat, gigi menggeram, Elaine ingin meminjam masalah kali ini untuk menginjak kepalanya, sama sekali tidak mungkin!

Dave menyampingkan badan, melalui pintu ruang baca yang setengah tertutup, melihat situasi di luar sana.

Dia tidak kelihatan terlalu jelas.

Begitu perkataan Calen terlontar, Wini membuka mulut lagi: “Bu, sepanjang malam kamu terus pusing memikirkan masalah adik keempat, apa sudah lupa makan obat.”

“Bu, kamu harusnya mengerti akan kesehatanmu sendiri, kenapa bisa tidak peduli seperti ini?”

Pintu ruang baca tidak tertutup rapat, ibu Bo terus tidak bersuara, di dalam ruangan ini tidak ada orang yang berbicara, sekelilingnya sangat sunyi sekali, Dave bisa kedengaran jelas perkataan ketiga ipar keluarga Bo itu.

Suara mereka berbeda, mudah dan jelas untuk dikenali, baru saja perkataan Wini terlontar, Nia tergesa-gesa dan tak sabaran melanjutkan: “Bu, dimana obatnya, aku bantu kamu ambil.”

Ketiganya menerjang ke samping ibu Bo, mengelilinginya.

“Pergi ambil obat apa?!”

Suara senyum dingin ibu Bo memotong perkataan Nia, suara wanita itu tidak seperti biasanya, sangat marah sekali. Usai mengatakan empat kata ini, ibu Bo jelas terlihat terengah-engah, nada suara lebih rendah dan datar, seakan sedang menahan sakit, melontarkan perkataan kesal apa!

“Papamu dia kejam seperti itu, bersih keras mau memukul mati Dave! Aku hanya tinggal sisa Dave seorang, aku juga tidak akan hidup lagi! Biarkan aku sakit dan mati saja!”

“Meski aku makan obat dengan baik, meski aku menjaga kesehatanku dengan baik, juga bisa dibuat mati kesal oleh ayahmu! Lebih baik menghemat obat ini untuk keluarga Bo!”

Perkataan ibu Bo sangat blak-blakan, membuat alis Dave tiba-tiba langsung melompat!

Saat Yonas baru memukul Dave, ibu Bo ikut masuk ke dalam ruang baca, membujuk juga sudah membujuknya, menangis juga sudah menangis, ribut juga sudah ribut!

Tapi Yonas juga tidak berubah, hubungan ayah-ibunya setia, saat muda ibu Bo melahirkan 4 putra.

Orang di rumah semuanya sangat menuruti perkataan ibu Bo, membuat sifatnya menjadi agak keras kepala!

Dave tahu, kalau Elaine tidak menjelaskan, demi melindunginya ibu Bo, cepat lambat harus mengeluarkan jurus terakhir!

Kondisi sekarang ini, kurang lebih situasinya seperti ini!

Kalau pak tua tidak berhenti memukul! Hari ini ibunya pasti perlu masuk rumah sakit!

Ibu Bo berkata sambil menjulurkan tangan dan menampik tangan Nia, kelihatannya berencana untuk bertengkar habis-habisan.

Tetesan keringat di ujung rambut Dave tergetar, Elaine kembali bersandar kemari.

Saat berbicara, mungkin karena berdekatan, pria itu bahkan bisa merasa nafas Elaine:

“Dave, kamu seharusnya sudah kedengaran, kondisi Ibu tidak terlalu baik. Aku tahu kamu adalah anak yang berbakti, seharusnya tidak tega….”

Muka Dave jadi ketakutan, dia terang-terangan langsung menoleh, dengan cepat berhadapan dengan muka Elaine yang berjarak sangat dekat itu.

Awalnya Elaine jongkok di belakang Dave, tidak bisa menghalangi Dave yang tiba-tiba menoleh, jarak yang memang tidak jauh, karena gerakan Dave yang tiba-tiba mendekat.

Elaine mundur sedikit dengan kaku.

“Kamu jelas tahu kondisi kesehatanku, masih berani mengambil kesehatan wanita itu untuk mengancamku!”

“Elaine, cukup yah kamu!”

Dia menghirup nafas dengan berat, Elaine wanita ini, hatinya benar sungguh dingin dan keras!

Dia tadi bukannya bilang seorang ibu demi menyelamatkan anaknya sendiri, bisa tidak peduli segala hal?

Perkataannya seperti sangat mengerti ibunya saja, sekarang ibunya sudah tidak makan obat lagi, kenapa Elaine juga tidak kelihatan ada perubahan?!

Pria itu sungguh sudah mau dibuat mati kesal oleh Elaine wanita ini!

Elaine juga tidak membalas perkataan Dave, seketika udara menjadi sunyi, gerakan di luar sana mulai menjadi jelas.

Dalam suara Wini agak menentang: “Bu, kamu mengatakan perkataan bodoh apa? Adik keempat sudah dipukul sampai terluka oleh ayah, kamu juga tidak ingin dia khawatir dengan kamu, kamu makan obat dulu! Bisa tidak?”

“Benar, Bu! Yang dikatakan kakak ipar besar beralasan, kalau benar terjadi apa-apa denganmu, siapa yang menjaga adik keempat, adik perempuan keempat, wanita yang berhati dan berwatak dingin itu, tidak akan berbaik hati seperti itu!”

Perkataan ibu Bo terbata-bata, seakan sedang menahan suatu kesakitan: “Aku tidak mau makan….”

Mendengar sampai sini, kelima jari tangan, sudah menggenggam erat menjadi satu, urat hijau di punggung tangan menonjol keluar, kelihatan kuat dan juga ganas.

“Aku tidak mau makan obat, nanti kalau Yonas memukul putraku lagi…., siapa yang tahu, aku masih bisa ada… tidak kesempatan untuk menjaganya lagi!”

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu