Pergilah Suamiku - Bab 13 Pakaian Dalam

Bab 13 Pakaian Dalam

Olivia mengeratkan alisnya dan berkata, "Iya, Iya! Bibi berjanji padamu! Tiga hari! Kamu pasti akan bertemu dengan ayahmu dalam tiga hari!"

Mata Reece tersentak cerah. Dia memandang Xiangxiang dan bertanya dengan meragukan: "Benarkah?"

Olivia mengangguk tanpa ragu-ragu. Dia menepuk kepala Reece dengan lembut dan berbisik kepadanya"Tapi saying, janji kepada bibi dulu. Ini adalah rahasia kecil di antara kita. Kamu tidak boleh memberi tahu ibumu. Bisakah kamu setuju? "

Reece bersorak dan mengangguk dengan cepat lalu memeluk Olivia dan memberinya sebuah ciuman dan berkata: "Bibi Olivia, kamu sangat baik!"

Kata-katanya baru diucapkan, pintu dapur ditarik terbuka. Elaine berjalan keluar dengan dua mangkuk mie. Dia melihat senyum di wajah Reece dan menghela napas lega.

"Ibu di dapur sudah mendengarkan suara bahagia kamu. apa yang kamu bahas dengan bibi? Beri tahu kepada ibu juga!”

Olivia menatap Reece dan memberinya beberapa kode mata, mata Reece menoleh sana sini ddan berkata: "Bibi berjanji akan membawaku ke taman hiburan akhir minggu ini!"

Elaine mengangkat alisnya, dia sangat sibuk dengan pekerjaan. Sebelumnya Reece sudah perna mengatakan bahwa dia ingin pergi ke taman bermain, tapi dia tidak bisa mengatur waktunya dan membawa dia pergi. Tidak heran dia bahagia sekali.

"Iya. Kamu lapar kan? Pergi cuci tangan dan makan mie!"

Setelah makan, Olivia melirik ke ponselnya yang tenang dan tidak ada notifikasi. Dia membawa ponsel ke kamar mandi dan mencari nomor telepon William Gu.

Dia ragu ragu duduk di atas toilet selama dua atau tiga menit, baru menelpon ke William Gu.

Telepon berdering dua kali dan diangkat oleh William.

Olivia menggigit giginya dan berkata: "William, aku mengirimimu pesan teks, kamu sudah membacanya? Di mana kamu sekarang?"

"SMS apa? Aku tidak melihat telepon." William agak malu dan menambahkan: "Aku di Bay Toon, rumah Dave!"

"Oke. Aku mau minta bantuan mu. Kamu baca pesanku nanti. Hal ini, aku tidak peduli cara apa yang kamu gunakan, kamu harus melakukannya! Jika kamu tidak membantuku, pertemanan kita berakhir sampai sini!”

Setelah selesai berbicara Olivia langsung mematikan telponnya

William menutup telepon dan melihat pesan teks yang belum dibaca oleh dia tadi.

Ekspresi wajahnya gelap seperti pot!

Sial, apakah otak Olivia sedang dalam keadaan sakit?

William sulit untuk menyembunyikan kemarahannya. Dia berdiri di samping lemari bir Dave, memegang botol bir dengan tangannya, membukanya dengan alat pembuka dan kemudian mengambil dua gelas jalan ke ruang tamu.

Model desain Bay Toon dapat dilihat secara sekilas, gayanya dekorasi juga sesuai dengan karakter Dave. Desainnya mengutamakan warna hitam, putih dan abu abu.

Mejanya kosong, tidak ada dekorasi apa pun. Bersih itu bersih, tetapi ada sedikit kosong, ada karpet tanpa pola warna abu abu gelap di sekeliling meja. Lantai yang kosong berwarna putih dan ada pola rumit terukir di atasnya.

Mulut William memompa,  satu-satunya hal yang sangat lucu di Bay Toon milik Dave hanyalah  lemari bir di dekat pintu dan garasi  yang terletak di jarak belasan meter di luar rumahnya.

Ada berbagai bir terkenal di lemari birnya dan mobil-mobil mewah yang menggiurkan diparkir di garasinya.

Dari gaya desain interior Dave, dapat dilihat bahwa kecerdasan emosinya tidak stabil.

William mengigit bibirnya, dia benar benar tidak tahu apa dari Dave yang disukai Olivia!

Dia mengumpulkan emosinya danmeletakkan gelas di atas meja, menuangkan bir ke dalam dua meletakkan salah satu gelas di depan Dave.

Kemudian menggoyang gelasnya sedikit, cairan merah didalam terang diwarnai dengan lapisan mawar. Lampu ruangannya berwarna seperti senja dan memantulkan cahaya remang.

William duduk di sofa dengan malas, bercanda berkata: "Dave, frekuensi berita utama kamu baru-baru ini agak tinggi. Wartawan sekarang pun tidak memperhatikan etika profesional, bagaimana saya bisa tidak melihat ada bau feminin wanita di Bay Toon? "

Tatapan Dave gelap dan diam, dia melirik botol bir yang dibuka William.

Dave tidak berbicara dan William pun tidak peduli. Kedua orang ini memiliki pertemanan yang sangat akrab jadi dia sangat santai. Dave sedang menatapnya dan dia masih bisa meluangkan waktu untuk berpikir, pria yang bersih seperti Dave, mana mungkin membawa wanita pulang ke rumahnya.

William mengedipkan matanya dan berkata : "Sekarang wanita di kota Shanghai benar-benar aneh. Merebut untuk memanjat ke tempat tidurmu. Ada orang yang tidak berhasil dan bahkan meminta aku untuk membawa pakaian dalammu untuk dia. Kamu bilang, orang itu sakit kan?”

Dave mencicipi bir dan warna bibirnya menjadi lebih jelas karena gerakan ini. Dari sorot matanya yang misterius, secara tidak sengaja menunjukan ketidaksabaran yang hampir tidak terlihat sebelumnya.

"Kamu datang ke sini hanya untuk memberitahuku hal-hal yang membosankan ini?"

William mengangkat alisnya dan berkata: "Apakah itu membosankan? Saya merasa sangat menarik!"

Nadi biru di tangan Dave melompat dan dia berkata, "Jika kamu tidak punya apa-apa, cepat pergi. Aku akan tidur dulu!"

"Hei, lihat dirimu, bagaimana kamu bisa begitu membosankan?"

Dave dengan ekspresi wajahnya yang tenang berjalan menjauh dari sisi William, kecepatan pria itu stabil dan melangkah ke arah tangga.

Pada saat yang sama, ponsel William bergetar sedikit, dan dia menyalakan posenlnya dan meliriknya.


[Cepat ambil barangnya! Aku sedang terburu-buru! ]


[Jika aku tidak melihat barangnya dalam setengah jam, pertemanan kita selesai! ]


William tertawa dengan dingin

"Oh iya" Suara Dave tiba-tiba berdering, William mengunci telepon dengan hati nurani yang merasa bersalah, melihat kembali Dave dan bertanya, "Ada apa?"

"Ketika kamu pergi, ingat bantu aku kunci pintunya!"

William: “ Oh? oke!"

Setelah Dave naik ke atas, William mendengar pintu kamar tidur utama ditutup. Dia berdiri dengan wajah muram dan berjalan ke kamar mandi.

Dave adalah pria yang sangat bersih. Dia bisa mengganti pakaian beberapa kali sehari.Setelah mendorong pintu kamar mandi dan mencarinya di keranjang baju Dave.

Setelah menemukan pakaian dalam Dave, dia mengambilnya dan memasukkannya ke dalam plastik kosong.

William diam diam marah beberapa kata kepada Olivia di hati dan kemudian dia meninggalkan rumah Dave dengan muka suram.

Jika bukan karena Olivia memintanya untuk mencuri barang Dave, dia tidak pernah tahu Olivia punya perasaan terhadap Dave!

Semakin dia pikirkan, ekspresi di wajahnya semakin jelek. bukankah dia teman baik dengan Elaine? Mengapa dia masih memikirkan Dave?

Dia pikir pertemanan antara Olivia dan Elaine itu sedalam laut, ternyata pertemanan mereka itu palsu seperti plastik!

William masih berpikir masam. Ketika dia keluar, dia langsung memanggil kurir pengantar barang. Setelah mengisi alamat yang ingin dia kirim, dia mengetuk kepalanya.

Sekarang, dia merasa dialah yang otaknya sedang dalam keadaan sakit!


Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu