Pergilah Suamiku - Bab 47 Kenapa Dia Mau Pergi ?!

Sebatang rokok telah terbakar sampai habis, Dave memerasnya dengan dua jari, membuangnya ke dalam tong sampah yang ada di koridor rumah sakit.

Dave menoleh melihat sepintas kamar ruang pasien, mengkerutkan alis, lalu membalikkan badan melangkah besar ke lantai bawah.

Dia berjalan terus ke arah parkiran mobil, duduk didalam mobilnya, otaknya tiba-tiba teringat gambaran saat dirinya baru sampai di Bar YeSe setelah menemukan Elaine.

Dave masih pertama kalinya melihat Elaine terlihat begitu sengsara!

Dia sekarat berbaring di atas lantai, mukanya pucat sama sekali tidak ada warna di wajahnya, di hari yang begitu panas, sekujur badannya seperti es, setelah sampai di rumah sakit Dokter mendiagnosa bahwa Elaine menderita demam.

Sama sekali tidak terlihat dibuat-buat, bukankah itu menakutkan?

Dia menarik nafas dalam-dalam, menyalakan mesin, menyetir mobil keluar dari parkiran rumah sakit.

Elaine bodoh, sengsara sedikit tidak ada salahnya!

Selain itu, itu inisiatif Cindy sendiri untuk mengerjainya, juga bukan dia yang menyuruhnya, apa hubungannya dengan dia?

Apakah dia masih harus bertanggung jawab terhadap tindakan Cindy? Pergi ke rumah sakit merawat Elaine, orang yang menyebabkan masalah bagi dia?

Dia tidak bodoh, mengapa wanita cemburu dan melakukan kesalahan, dia yang harus menanggung ini?

Dave menyetir mobilnya, pemandangan di kedua sisi jalan seperti terbang, pemandangan malam kota Tong sangat indah, cahaya lampu menyala cantik, tidak dapat menemukan kata sifat yang tepat, jalan datar yang tidak bersinar pagi hari, menawan seperti ditutupi kerudung.

Pria itu tidak ada mood untuk mengaguminya, meninju penuh kebencian ke kemudi, tepat terkena klakson, mobil dengan performa yang bagus mengeluarkan suara yang aneh.

Dia tiba-tiba menginjak rem, kabut tebal muncul di depan mata.

Sial!

Kenapa dia harus pergi?

Dia mau kemana?

Lanjut ke Bay Toon membantu Elaine merawat anak haram itu?

Mengapa? Toh Juga bukan anaknya!

Wanita itu berbaring di atas kasur pasien, bisa sampai tidak peduli dengan putrinya sendiri?!

Tidak ada yang gratis di dunia ini!

Dave berputar balik, kembali ke arah dia datang sebelumnya.

Bar YeSe sangat riuh, berwarna-warni dan ramai, semuanya berisi pria-pria tampan, namun tidak pada saat senja, sangat gelap dan dingin.

Mood Dave tidak terlalu bagus, atau bisa dibilang sangat jelek.

Dia merasa, Elaine suram, dia malah merasa lebih suram, karena satu orang wanita yang dia benci, pulang atau tidak sama-sama dia tidak ada muka.

Tidak peduli Elaine sengaja atau tidak sengaja, tidak peduli 3 tahun yang lalu atau 3 tahun kemudian sampai hari ini, Elaine selalu ada cara untuk membuatnya marah.

Dia mendesah dingin, mencabut kunci dan turun dari mobil, satu jarinya memegang di gantungan kunci kunci mobil, memutar-mutar, setelah kembali masuk ke ruang pasien Elaine, baru di simpan.

Serangkaian gerakan, tampak elegan, berjalan kemari, tidak tahu menarik perhatian berapa banyak wanita.

Terutama, Dave memiliki wajah jauh dari pasaran.

Elaine tidak menyangka Dave pergi dan kembali lagi, sepasang mata yang ringan memandang Dave, seperti gerimis, diam, tetapi Dave terlihat sangat kesal.

“Apa lihat-lihat, apa aku tidak boleh ada di sini?!”

Dave membungkam Elaine dengan satu kalimat itu.

Jika bukan Elaine, tengah malam dia berkeliaran di jalan, tidak tahu mau pergi kemana?

Satu tangan Elaine menutupi mulutnya saat batuk, sadar mood Dave sedang tidak bagus, dia juga tidak membantah, tetapi malah cemas melihat Dave dan berbisik : “Presdir Bo, sekarang sudah jam berapa?”

Di dalam YeSe dikunci seharian, dia menderita melewati itu, merasa sehari seperti berasa setahun, di dalam ruang pasien tidak ada jam, sampai sekarang dia tidak tahu sudah jam berapa, ditambah lagi tidak tahu kabar Reece.

Elaine mulai cemas, matanya terlihat sedikit hitam, dua puluh jam lebih tidak ada setetes air pun yang masuk, dia tidak kuat menahan tubuhnya, saat cemas malah gula darah rendah.

Dave tidak ada niatan untuk menanggapi Elaine, Dave hanya memejamkan mata, satu kata pun tidak ada yang terucap.

Dia juga tidak duduk, ekspresi di wajahnya tidak terbaca, jika biasanya, Elaine tidak akan menyentuh dahinya, tetapi sekarang, dia mengkhawatirkan Reece, sama sekali tidak bisa memperhatikan emosi Dave.

“Presdir Bo, boleh tidak meminjam handphonemu sebentar?”

Elaine berbicara, di dalam mata ada selapis kabut tipis yang tidak terasa, dia khawatir sampai jantungnya terasa terbakar, sekarang hanya ingin menelepon Guru Reece untuk menanyakan keadaan.

Mendengar kata-kata Elaine, Dave memandang Elaine sepintas, setelah melihat kecemasan di wajah Elaine, sudut bibirnya mengangkat.

Apa sekarang sudah mulai ingat dengan putrinya sendiri? Mau meminjam handphone untuk menelepon mencari orang?

Dave tertawa dingin, dia ingin melihat ekspresi wajah Elaine setelah dia tidak menemukan Reece.

Dave tidak akan lupa, demi dia bertemu dengan anak haram kecil itu, inisiatif Elaine sampai membahayakan nyawanya.

Sangat ingin melihat, Dave juga tidak ada membahas masalah Reece ada di Bay Toon, lalu melempar handphonenya yang ramping ke tangan Elaine.

Lalu kembali duduk santai di kursi sebelah ruang pasien, hanya menunggu melihat pertunjukkan bagus Elaine menangis.

“Terima kasih.”

Elaine mengucapkan terima kasih, menerima handphone, menyalakan layar handphone Dave.

Melihat wallpaper layar kunci Dave, dia tertegun sebentar, gambar Jenny Lin meringkuk di dalam pelukan Pria tampan, membuat hati Elaine gemuruh dan pahit.

Dia hampir tidak bisa menekan handphone yang ada ditangannya, jari-jarinya putih seperti daun bawang, sangat pucat.

Dave tidak begitu suka difoto, saat Elaine bersama dengan dia, foto bersama juga sangat sedikit, tetapi saat jarinya menyentuh layar Dave memancarkan senyum yang mempesona.

Dia masih tidak bisa menghindari dan gemetar.

Dia pasti sangat mencintai Jenny Lin, kalau tidak tidak akan ada foto ini, sampai dia yang dewasa dan stabil, bisa memilih menggunakan foto gadis seperti ini menjadi wallpaper.

Jenny yang memasangnya? Atau dia sendiri?

Dia sudah pergi 3 tahun, Dave masih mengingatnya, memilih cara seperti ini, untuk melampiaskan kerinduannya terhadap Jenny ?

Elaine putus asa dan sadar, sudah dibenci dan disakiti Dave selama 3 tahun, dia masih keberatan dengan perasaan Dave terhadap Jenny.

Dia masih mengira, hatinya sudah lama mati.

Dave melihat Elaine melamun di depan layar handphonenya, masih mengira Elaine tidak tahu apa passwordnya, dia menunggu melihat pertunjukkan bagus, secara tidak sadar mau memberitahu Elaine password layar handphonenya.

“Pass ……”

Baru saja menyebut 1 kata, dia melihat gerakan Elaine sangat lancar membuka kunci layar handphonenya, terampil memasukkan kode passwordnya.

Suara “clink”, handphonenya sudah terbuka.

Gerakan Elaine sangat cekatan, seperti sudah sering melakukannya, Dave terkejut di tempat.

Tatapannya melihat terus Elaine, terkejut dan marah.

Bagaimana Elaine bisa tahu password handphonenya?

Kesadarannya selalu kuat, sampai kepada Jennypun dia tidak pernah memberitahu hal-hal pribadi.

Tetapi melihat gerakan Elaine tadi, jelas secara tidak sadar memasukkan password, bagaimana mengatakannya… …

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu