Pergilah Suamiku - Bab 142 Ayah dan Ibu Menemaniku Tidur

Reece mengedipkan kedua mata, dia bangkit dari tempat tidur.

Dia tidak menggulurkan tangan dan mengambil obat, tapi dia mengikuti penampilan Dave, menyilangkan kedua kaki, kemudian melakukan tawar-menawar dengan Dave.

“papa, aku akan makan obat, tapi bolehkah kamu berjanji padaku.”

Dave melirik Elaine yang berdiri di belakangnya.

Anak ini, benar-benar mirip dengan Elaine, sangat mirip!

Meskipun Dave merasa tidak puas, tapi dia tidak mengeskpresikannya, menarik pandagannya dan melihat ke Reece, napas Dave terdengar sedikit malas.

“Coba katakan?”

Syarat yang dikeluarkan Reece, Dave sama sekali tidak menyimpannya di dalam hati, menurut Dave, seorang anak kecil hanya ingin mempunyai mainan.

Dave tidak kekurangan uang, jadi dia membiarkan Reece membuka syarat.

“Malam ini, kamu dan mama menemaniku tidur, okey?”

Tatapan Reece menjadi terang, dia mengatakan perkataan ini tanpa ragu-ragu.

Setelah berkata, tubuh Dave dan Elaine menjadi kaku.

Dave mengeluarkan lidahnya dan menjilat sudut bibirnya.

Penampilan Reece bergosip dengan Elaine, tiba-tiba muncul di pemikiran Dave.

Tatapan Dave menjadi gelap.

Apakah Elaine yang mengajar ini kepada Reece?

Semalam, Dave menertawakan Elaine membawa Reece naik ke tempat tidurnya, hari ini, benar-benar melakukannya, Elaine sudah bertindak kah?

Jari tangan Dave menjadi kaku.

Tatapannya terlintas cahaya kilat, dia meletakkan obatnya di atas meja, Dave turun dari tempat tidur, dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

“mama…”

Reece melihat pintu kamar mandi dan memanggil Elaine.

Elaine mengambil obat dari meja tanpa mengubah ekspresi, menyerahkannya kepada Reece: “Sudah lihat kah, makan obat pun harus membuka syarat, papamu sudah marah.”

“Jadi, bagaimana?”

“Kamu makan obat dengan patuh, papa pasti tidak akan marah lagi.”

Reece mengangguk, kemudian makan obat.

Elaine menyuapnya beberapa teguk air.

Elaine tahu, obat yang diresepkan dokter kepada Reece, pasti ada beberapa obat yang terasa pahit.

Setelah makan obat, Reece merapatkan bibir, melihat Elaine dan bertanya: “mama, apakah papa akan tidur bersama kita?”

Tidak!

Jawaban ini, Elaine tidak perlu berpikir keras, dia pun bisa menebaknya.

“Pasti dong, tapi papa dan mama pasti akan smamak sampai malam, nanti kamu tidur dulu. Okey?”

Reece mengangguk dengan ekspresi tidak bersedia.

Di dalam kamar, Dave mendengar percakapan mereka berdua, dia tersenyum dingin, menahan kemarahannya, membuka pintu dan berjalan ke luar.

Waktu sudah malam, Reece masih belum tidur, melihat Dave keluar, Elaine berjalan ke sana, merapikan rambut yang ada di telinga, menampakkan wajah putih kecil itu.

Sangat menakjubkan.

“Dave, luka di punggungmu perlu ganti obat…”

Dave berdiri di tempat asal, dengan tatapan tidak senang melirik Elaine, dia bertanya: “Direktur Qin, kapan aku bisa pergi?”

Elaine mengangkat kelopak mata, dia berkata dengan nada rendah: “Dave, kamu telah berjanji padaku, malam ini, kamu harus menemani Reece di sini.”

Sudut bibir Dave tersenyum sinis.

“Aku tidur mana?”

Elaine mengedipkan mata dan berkata dengan nada rendah: “Kamu tidur bersama Reece di atas tempat tidur, meski dia masih kecil, tapi saat tidur, dia sangat diam.”

Dave melihat tatapan Elaine, tatapannya penuh dengan makna.

Maksudnya adalah menyuruh Dave mengikuti aturan mereka?

Elaine menghindari pandangan Dave, dia berkata: “Tunggu Reece sudah tidur, aku akan tidur di sofa, aku tidak akan menganggumu.”

Dave tersenyum dingin, dia sama sekali tidak percaya dengan perkataan Elaine.

Dia ingin melihat, adegan apa yang ingin dimainkan oleh Elaine!

Berjalan melewati Elaine, Dave langsung berjalan ke samping tempat tidur, Reece sudah selesai melakukan infus, dia sedang berbaring di tempat tidur dan melihat dongeng.

Badan Dave sangat besar, dia duduk dan bersandar di tempat tidur, meluruskan kedua kaki dengan posisi malas.

Setelah Reece melihat Dave, tatapannya menjadi terang, membalikkan kepala dan berkata pada Elaine: “mama, ayo tidur.”

Elaine melirik ekspresi wajah Dave, dia berkata dengan nada rendah: “mama belum ngantuk, kamu dan papa tidur dulu.”

Reece sedang sakit, wajahnya masih terlihat pucat, “mama, aku sudah ngantuk, aku ingin mendengar cerita, kamu datang dan ceritakan untukku, okey?”

Hati Elaine menjadi lembut, melangkah maju dan duduk di sebelah tempat tidur, mengambil buku yang ada di tangan Reece, dan berkata: “Kamu ingin mendengar cerita yang mana?”

Reece berbaring di dalam selimut, memegang tangan Dave yang ada di atas tempat tidur, dengan tersenyum mengatakan nama sebuah dongeng.

“Rapunzel.”

Elaine khawatir gerakan Reece akan membuat Dave marah, dia melirik Dave dengan hati-hati, melihat tidak ada ekspresi marah di wajah Dave, Elaine baru menghela napas.

Kemudian, Elaine baru saja membalik buku cerita ke halaman yang dikatakan Reece, Reece tiba-tiba memukul tempat sebelahnya dan berkata dengan nada kasihan: “mama, baringlah di sini.”

Setelah berpikir, Reece menambahkannya lagi: “papa juga ingin mendegar! Kamu duduk di sini, papa tidak kedengaran!”

Dave: “…”

Dave sakit kah? Mana mungkin dia ingin mendengar dongeng tidak jelas seperti itu!

Jika Elaine menceritakan berita keuangan, mungkin Dave masih bisa mendengarnya!

“mama…”

Reece memanggilnya, Elaine tetap duduk di tepi tempat tidur, dia sudah ingin mulai, Dave tiba-tiba berkata: “Tidak dengar Reece menyuruhmu naik kah?”

Elaine terbengong, dia melihat Dave dengan tatapan tekejut.

Sudut bibir Dave tersenyum buruk.

Pada saat ini, Elaine masih berpura-pura polos, dia menganggap Dave sebagai orang apaan?

Tampaknya Eleine Nie mengerti dengan ejekan Dave, Elaine menahan diri, melepakan sepatu tinggi, kemudian berbaring di sebelah Reece, satu tangan mengambil buku dongeng, dan menceritakannya untuk Reece.

Ceritanya terlalu membosankan, setelah mendengar dua kalimat, Dave merasa dirinya sedang mengejar film bodoh yang baru saja disiarkan dekat-dekat ini.

Dave mulai ngantuk, mata Elaine juga mulai berkelahi, sebaliknya Reece yang makan obat, dia masih terlihat sadar.

Elaine menutup buku, menggulurkan tangan dan memukul badan Reece, “Waktu sudah malam, Reece sudah harus tidur.”

Reece bangkit dari tempat tidur.

“mama, aku ingin pergi ke kamar mandi.”

Elaine ingin menemaninya, tapi tubuhnya ditahan oleh Reece.

“Aku bisa sendiri, mama dan papa tidur dulu.”

Setelah berkata, Reece turun dari tempat tidur, perutnya pasti masih sakit, langkah kakinya sedikit tidak stabil.

Setelah Reece pergi, Elaine dan Dave baru sadar, jarak mereka sangat dekat.

Saat Dave membalikkan badan, napas yang hangat terasa di wajah Elaine.

Elaine merinding, dia tiba-tiba mundur ke belakang, memberi jarak antara mereka berdua.

Dave sedikit merasa tidak puas, sebelumnya Elaine yang mendekatinya, sekarang menghindarinya, siapa yang ingin ditujukannya?

Jika bukan penyakit Reece berhubungan dengannya, dia sudah pergi dari awal, bagaimana mungkin Dave akan berada di sini untuk menemani mereka?

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu