Pergilah Suamiku - Bab 132 Harusnya Ayahku Mengaturkan Jabatan Direktur Keuangan Untukmu !

Dave membuang asap rokok dari mulutnya, dan langsung tertawa keceplosan :” Hebat ya ! Sangat hebat sekali ! Cara direktur Qin memperhitungkan uang, bukannya sayang kalau hanya membimbing di departemen pemasaran ? Kalau menurut aku, ayahku harusnya mengaturkan jabatan direktur keuangan untukmu, berkuasa sepenuhnya dalam mengatur keuangan dia !”

Kata – kata Dave, membawa senjata tajam, membuat hati Elaine menjadi tidak nyaman dan menyakitkan.

Seharusnya dia sudah mengetahui dari awal, ketika seseorang telah hilang rasa kepercayaan pada dirimu, memberikan seberapa banyak penjelasannya, hanya omongan kosong ! Melalui seberapa banyak kejadian, juga tidak ada gunanya.

Urusan kerja departemen pemasaran, masih sangat banyak, Elaine tidak ingin menggunakan semua waktu ini, dihabiskan untuk bertengkar dengan Dave.

Menghabiskan waktu, juga menyakiti hati.

Sambil berpikir, Elaine merendahkan nadanya, dan berkata :”Dave, kalau tidak ada urusan lainnya, aku keluar dulu.”

Dave tidak berbicara, Elaine berhenti sejenak, langsung berbalik badan dan pergi.

Hanya Dave yang tersisa dalam ruangan kantornya, jendela masih terbuka, ada hembusan angin yang hangat, hatinya terasa sangat risi.

Elaine pergi dengan sangat santai, dia sudah menyetujui kepergiannya ?

Sekarang dia menjadi besar kuasanya, sehingga tidak menghargai dirinya lagi.

Dave mengerutkan alisnya dengan dalam, sebenarnya amarah menonton video tadi masih terpendam di hatinya, tidak dapat di lampiaskan, mengira apabila memanggil Elaine akan menjadi lebih baik, siapa tahu bukan saja tidak membaik, malahan menjadi lebih emosi karena Elaine !

Wanita ini, tidak peduli apapun yang terjadi, dia tetap saja berpegang teguh opininya !

Rumor yang di unggah oleh Tina, juga tidak berefek bagi dirinya, berjabat di posisi departemen pemasaran, memang penempatan yang merendahkan dirinya !

Dia mengisap lagi rokoknya, warna matanya yang dilapisi oleh asap rokok, terkesan dingin.

Dave duduk sebentar, mengulurkan tangan untuk menarik dokumen yang berada diatas meja, mempelajari dengan teliti.

Barang – barang ini, kalau dia tidak menyempatkan diri membacanya sekarang, dia takut pada suatu hari, Elaine yang akan membantu dia membacanya.

Setelah mengurus sebagian dokumen, Dave mengulurkan jarinya untuk menekan pertengahan alisnya, meredakan kelelahan yang dikarenakan terlalu lama membaca.

Ponsel yang terletak di atas meja berdering, Dave melihat sekilas pemberitahuan panggilan, mengulurkan jarinya untuk menerima panggilan.

Yonas Bo yang meneleponnya.

Semenjak Elaine menikah dan menginjak ke dalam keluarga Bo, dia sudah tidak pernah mendengar ayahnya memuji dirinya, kali ini meneleponnya, sebenarnya dia juga sudah ada persiapan untuk dimarahi, namun tiba- tiba Yonas Bo membuka mulut :

“Video pagi ini aku sudah menonton, kejadian ini, kamu lakukan dengan baik ! Orang seperti ini, pantas diberi pelajaran !”

Nada bicara Yonas Bo membawa sedikit unsur senyuman, frekuensi bertelepon untuk mereka berdua dapat terhitung dalam lima jari, setiap kalinya dia menelepon Dave, anaknya antara tidak mengangkat, atau mematikan ponselnya.

“Keluarga Bo tidak terpengaruh dengan dua miliar ini, dua miliar dapat menyenangkan Elaine. Dave, ini keberuntunganmu.”

Pada awalnya Dave mendengarkannya, suasana hatinya telah membaik, namun mendengar sampai kalimat terakhir, wajah amarah yang baru saja mereda, langsung kembali emosi.

Dai dipermainkan oleh Elaine, diancam oleh dia, membantu dirinya mengurus masalah Reece, ketika sudah pulang, masih emosi karena Elaine, ujung-ujungnya, dia mesti membayar untuk kesenangan Elaine ?

Sinar matahari bergerakan, pandangan diluar jendela sangat indah, namun suasana hati Dave semakin memburuk.

Dia menarik nafas dengan tidak senang, dengan senyuman terpaksa berkata : Pa, ini kewajibanku. Aku dapat menikahi “Istri idaman” seperti Elaine, ini keberuntunganmu, keberuntungan bagi seluruh keluarga dan perusahaan Bo.”

Yonas Bo dapat mengartikan sindiran dari kata – kata Dave, tetapi berita pagi tadi benar – benar menyenangkan, bagaimanapun, Dave telah melakukan tindakan terpuji, dia juga malas untuk beradu mulut dengan Dave.

Dengan jarangnya dia tidak emosi, mengalihkan pembicaraan dan berkata :” Elaine adalah anak yang baik, kamu harus lebih sering berinteraksi dengannya , kamu akan mengetahui kebaikannya.”

Kata – kata sejenis ini, Yonas Bo sudah pernah mengatakannya lebih dari sekali. Elaine benar – benar hebatnya luar biasa, dapat membuat ayah berulang kali di depan dirinya, memuji kebaikan dia.

Dave sudah terbiasa dengan masuk telinga kiri, keluar telinga kanan, dia baru saja ingin memutuskan teleponnya, Yonas Bo membuka mulutnya lagi :

“Setelah pulang kerja, kamu sama Elaine datang ke rumah makan bersama.”

Kelopak mata Dave bergerak sekilas, mendengar Yonas Bo sambung berkata :”Pas pulang, kamu ke departemen pemasaran jemput Elaine. Beberapa tahun setelah kalian menikah, Elaine selalu menerapkan prinsip ekonomi mandiri, sampai saat ini masih tidak mengajukan pembelian mobil, lokasi rumah tua kita tergolong jauh, tidak mudah untuk keluar masuk, kamu ingat menjemput orangnya ke rumah.”

Dia CEO dari perusahaan Bo, menurunkan harga diri, jadi supir Elaine ?

Pemikiran ayahnya tidak masalah ?

Dia menarik lagi napasnya, meredakan emosinya yang menggelisahkan.

Ayahnya begitu baik dengan Elaine, apa benar dia bukan di dua puluhan tahun yang lalu, pada saat dia menebar pesona, anak yang ditinggalkannya ?

Urat nadi bergerak terus pada dahi Dave, dia merendahkan nada, berdebat dengan tidak senang :”Taxi ada dimana –mana, dia tidak bisa naik taxi ?”

Elaine memang tidak memiliki mobil, namun untuk rumah Xing Yue Wan, suasana sekeliling sangat tenang, meskipun lokasi tempatnya sedikit terpencil, tetapi juga bukan di padang gurun.

Pertimbangkan untuk harga satu set, juga butuh uang yang banyak.

Dia Elaine mampu membeli ?

Dave tiba – tiba terpikir dia pernah menghapus bonus bulanan Elaine untuk nominal tiga ratus ribu......

Jangan – jangan, apa yang dikatakan ayahnya benar ?

“Sialan, kamu juga tahu Elaine pernah dirugikan oleh supir taxi, kamu masih berani membiarkan dia ikut taxi ? Kamu benaran menganggap ayahmu tidak jelas asal usul kejadian ?”

“Kalau bukan kamu menyembunyikan Reece, dia mana bisa naik ke mobil supir itu ? Jangan mengira aku sudah tua jadi tidak dapat menilai, kamu benar – benar melempar uangnya ke wajah Elaine !”

“Beberapa tahun ini tidak belajar yang baik, kamu hanya belajar cara preman mempermalukan orang ! Kalau mau dibilang, kamu masih hutang ucapan maaf kepada Elaine !”

Dave mendengar kata – kata maaf, langsung sakit kepalanya.

Dipermalukan pada saat minta maaf dengan Yuherni Haris, harus minta maaf lagi dengan Elaine ?

Dia tidak begitu sialan !

Terserah siapa yang ingin minta maaf, dia tidak merasa dirinya bersalah !

Dan juga, ayahnya basa – basi panjang lebar, intinya hanya Elaine tidak memiliki mobil kan ?

“Ayah begitu kaya, belikan mobil untuk dia aja ? Dia ingin apa ? Mercedes Benz ? BMW ? Ferrari ? Semua bisa.” Dave membuka bibirnya, menutup dokumen terakhir, menjawab dengan nada dangkal :”Menantu terbaikmu punya mobil, jadi tidak akan disakiti oleh supir taxi lagi !?”

“Kamu......”

Yonas Bo yang masih dalam sambungan telepon, bernapas dengan berat karena Dave, setelah memarahi anaknya, langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Dave dengan sembarangan melemparkan ponselnya ke atas meja, pandangan tidak berubah sekalipun, sama sekali tidak terpengaruh.

Seolah – olah semalam di rumah tua, orang yang memukulnya, bukan Yonas Bo.

......

Keluar dari ruangan kantor CEO, Elaine memegang dahinya.

Semalam di rumah tua, dia tidak tidur sepanjang malam, untuk menjaga Dave, setelah melahirkan Reece, tubuhnya meninggalkan bekas penyakit, kekebalan tubuhnya terlalu lemah.

Setelah menyelesaikan urusan yang penting, Elaine baru menyadari kejanggalan tubuhnya, tubuhnya terasa lemah tidak berdaya, sama sekali tidak dapat mengeluarkan tenaga.

Dia membongkar obat flu di ruangannya, Elaine memegang gelas dan menuju ke ruang minum, masih belum sempat mencampurkan obatnya, Elaine sudah menerima panggilan telepon dari Ibu Bo.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu