Pergilah Suamiku - Bab 12 Hatiku Sakit Melihatnya

Bab 12 Hatiku Sakit Melihatnya

Dalam kata-kata Reece, tidak ada keluhan sedikit pun, tetapi tenggorokan Elaine memiliki tekanan yang berat, dia mengulangi penjelasannya:

"Koran koran itu ditulis dengan sembarangan untuk membohongi anak-anak. Itu adalah cara pemasaran perusahaan. Bukankah ibu sudah memberi tahumu sebelumnya, Ayah mencintai ibu dan Reece. Mengapa Reece tidak percaya kata-kata ibu dan malahan percaya koran koran itu yang ditulis dengan sembarangan?”

Mata Reece seperti direndam dalam air menjadi merah. Air matanya seperti manik-manik yang patah jatuh di punggung tangan Elaine dengan berat seperti emas.

Mendengar kata-kata Elaine, Reece mengulurkan tangan kecilnya dan menyeka air matanya. Dia berkata, "Bu, saya percaya pada ibu, saya juga percaya pada Ayah, tapi saya belum pernah melihat Ayah. Saya ingin bertanya pada ayah apakah Cindy itu selingkuhannya dan apakah akan ada bayi di antara mereka? "

Tanya Dave?

Elaine teringat masalah sebelum di rumah sakit, pria itu dengan kejam menabraknya dan menyebutkan Reece itu anak haram!

Dia bekerja keras untuk melindungi reputasi Pantai Luoshen dan Cindy pada masa krisis. Hanya meminta dia untuk mengantar Reece ke sekolah pun dia tidak mau!

Bahkan dia sendiri yang menjanjikan akan melakukan satu hal yang diminta Elaine

Bagaimana Elaine berani membiarkan Reece untuk menanyakan hubungan antara Dave dan Cindy?

Dia takut bahwa dia akan memberi tahu Reece secara langsung, dia adalah anak haram.

Sejak dia melahirkan Reece, Dave tidak pernah mau mengakui Reece, bahkan seluruh anggota keluarga Bo tidak menerimanya dan Reece sampai sekarang masih mengikuti nama belakang Qin.

Untuk pertama kalinya, Elaine merasa dirinya sangat tidak berdaya dan dia membenci dirinya. Bahkan keinginan kecil Reece pun dia tidak dapat memenuhinya.

Melihat eksperi Elaine, Reece menarik lengan pakaiannya lagi, sedikit membuka mulutnya dengan matanya yang berkaca-kaca karena air mata yang tersisa. "Boleh, Bu? Bisakah ibu membawa saya ke ayah? Saya ingin bertanya kepadanya"

Elaine mengulurkan tangan dan menarik kain bajunya yang dipegang Reece.

Tangannya terangkat dan ekspresi wajahnya tiba-tiba turun. Dia berkata dengan marah: "Ayah apa yang kamu cari? Kamu tidak percaya dengan apa yang ibu katakan! Ibu sudah sangat sedih dengan koran yang sembarang dituliskan. Sekarang kamu pun ikut tidak percaya pada ibu dan ayah! "

"Kamu mau membuat ibu marah?"

Melihat Elaine marah, wajah Reece langsung memucat dan jari-jarinya saling menyatu,bola  matanya yang seperti batu akik hitam menatap Elaine. Mata airnya yang sudah mau menghilang tadi, dengan cepat mengembun menjadi kabut air lagi.

Suara tangisan dan hidungnya sangat berat: "Saya salah bu, jangan marah"

Elaine menahan beberapa air mata yang hampir jatuh bersama Reece, tiba-tiba memutarkan kepalanya dan menekan hidungnya untuk menghilangkan keasaman.

Olivia sudah tidak tahan lagi,. Dia memeluk Reece. Alisnya berkerut dengan erat: "Elaine, tidak bisakah kamu memakai kesabaran yang lebih untuk berbicara dengan Reece? Umurnya baru berapa? Sampai dia menangis seperti ini. Aku melihatnya pun merasa sakit hati. Kamu tidak menghiburnya malah marah pada dia?”

Dia hanya berbicara seperti ini kepada Elaine, dia sudah mulai melihat air mata di mata Elaine.

Hati Olivia menjadi lembut, dia memegang Elaine dan berbicara dengan nada suaranya yang mereda: "Sudahlah. Jangan marah lagi, ayo kita pulang?"

Karena emosi Elaine tadi, dari jarak tidak jauh ada beberapa orang yang sedang melihat mereka. Elaine pun menggangukan kepalanya.

Setelah berjalan dua langkah, Reece mengulurkan tangan dan memegang tangan Elaine, Elaine berbalik dan menatapnya tanpa mengucapkan satu kata pun.

Reece sangat baik. Setelah naik mobil, dia duduk di kursi anak. Ketika sampai di rumah, Reece mengikuti di belakang Elaine.

Elaine membuka pintu, Reece meletakkan tasnya dan memasukkan tangan kecilnya ke dalam. Suaranya mengerang: "Bu, saya mendapat bunga merah kecil di sekolah hari ini."

Elaine pada akhirnya tetap juga tidak bisa bersikap keras kepadanya, dia berjongkok dan merapikan kera pakaian Reece dan memujinya: "Reece luar biasa!"

Setelah Reece mendengarnya, dia memeluk Elaine dengan melingkari tangannya di leher Elaine.

Elaine sudah menjaga Reece begitu lama, hampir segera setelah dia mendekat ke Reece dia sudah menyadari jika ada keanehan pada Reece. Dia menyentuh dahi Reece dan menyadari Reece sedang demam ringan.

"Hei!"

Ketika Olivia memasuki pintu, dia melihat mereka berdua saling berpelukan. Dia tersenyum dan berkata, "Jadi kalian sudah baikan?"

Elaine cemas dan berkata: "Olivia, ada kotak obat di laci kedua di bawah TV. Tolong bantu aku mengambilnya, aku mau mengukur temperatur tubuh Reece, dia ada sedikit demam.”

Olivia menuruti kata Elaine dan menemukan termometer di kotak obat dan menyerahkannya kepada Elaine.

Lima menit kemudian, Olivia bertanya: "Bagaimana?"

"Demam ringan“

"Apakah kamu mau membawanya pergi ke rumah sakit? Aku akan membawa mobil"

Elaine adalah seorang dokter medis. Suhu ini masih tidak perlu sampai pergi ke rumah sakit. Dia menggelengkan kepalanya dan mengatakan pada Olivia yang cemas: "Anak anak mengalami demam ringan itu wajar. Cukup menyuruh dia tidur lebih awal agar keringatnya bisa keluar "

Olivia melihat Reece yang terlihat sedikit bingung dan menempelkan dirinya di pelukan Elaine. Dia menggosok bibirnya dan memikirkan agak dalam.

Elaine tidak memperhatikan ekspresi Olivia karena dia sedang menghibur Reece.

Hatinya merasakan kesedihan yang tidak bisa dia hindari , demam rendah Reece sebenarnya memiliki hubungan dengan Dave yang tidak ada di sini.

Dave sangat membenci Elaine, jadi dia juga sangat membenci Reece.

Reece menyentuh perutnya dan berkata kepada Elaine: "Bu, saya lapar."

"Kalau begitu kamu berada di sini sama bibi Olivia sebentar, ibu akan memasak untukmu, oke?"

Reece mengangguk kepalanya. Elaine berdiri dan baru mau berbicara, Olivia berkata: "Aku akan menjaganya!”

Ketika Elaine pergi, Reece mengeluarkan buku tugas dari tas kecilnya dan meletakkannya di atas meja. Dia juga memindahkan bangku kecil dan duduk di sisi meja.

Olivia tiba tiba teringat dengan Cindy yang berteriak dengan Elaine di rumah sakit. Dia merasa Dave itu buta, bisa menyukai wanita seperti Cindy. Melihat sikapnya seperti itu, Cindy juga tidak akan bisa mendidik anaknya dengan baik!

Penampilannya tidak sebagus Elaine, etikanya juga tidak bisa dibandingkan dengan Elaine. Apalagi dalam tiga tahun ini, berapa banyak kontrak besar yang Elaine dapatkan untuk perusahaan mereka? !

Dave tidak melihat semua kerja keras Elaine dan malah mengeluarkan uang untuk wanita lain?

Bahkan kesayangannya Reece pun ikut terluka karena itu!

Olivia berpikir kembali dan melihat ke pintu dapur yang tertutup rapat. Dia berjongkok di samping Reece: "Sayangku Reece, benar-benar ingin bertemu Ayah?"

Mata Reece yang hitam tiba-tiba dipenuhi dengan kesedihan ketika dia mendengar Olivia menyebut nama Dave, Giginya tanpa sadar menggigit bibir bawahnya yang memerah. Tetapi dia tidak berbicara sekata pun, karena berpikir tentang Elaine yang marah tadi di rumah sakit.

Tapi ekspresi wajahnya sudah cukup untuk menjelaskan semuanya.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu