Pergilah Suamiku - Bab 151 Aku Sendiri Yang Tidak Hati-Hati Sehingga Sobek

Dave melihatnya sangat mengganggu pandangan.

Hanya merasa senyuman di wajah William sedikit terlalu ceria!

Elaine orang seperti apa, William masih tidak jelas, hanya begini, dia masih bisa tersenyum?

Dave mengatupkan bibirnya, Elaine menyelipkan rambut halus yang terurai ke belakang telinga, dengan suara rendah berkata: “Tadi kondisi penyakit ada tanda-tanda akan kambuh, tapi sekarang kelihatannya demam sudah perlahan turun. Setelah fajar, jika tidak ada hal tak terduga, seharusnya Recee sudah tidak apa-apa.”

Meskipun nada bicara Elaine tidak pasti, tapi tidak beda jauh.

Elaine mengerti medis, sehingga tiga tahun yang lalu baru berani melakukan operasi caesar di kamar tidur keluarga Bo.

William menolehkan wajah melihat ke ranjang pasien sejenak, setelah melihat raut wajah Reece tidak terlalu buruk, baru mengaitkan bibir tersenyum-senyum.

Dia menolehkan wajah ke sini, baru ingin mengatakan sesuatu, pandangan mata malah melihat rok di tubuh Elaine yang sangat menyedihkan.

Dia tertegun sejenak, senyuman di wajah diperbesar, melihat ke arah Dave.

“Dave, kamu juga sungguh terlalu impulsif, lihat begitu tidak hati-hati, rok kakak ipar juga dirobek olehmu.”

Begitu kata-kata William ini selesai, wajah Dave mendadak langsung menghitam, sepasang mata juga terlintas rasa bersalah.

Sebaliknya Elaine, wajahnya agak merona, membantu Dave menjelaskan: “Tidak ada hubungannya dengan Dave, mungkin aku yang tidak hati-hati sehingga sobek, maaf, sudah tidak sopan.”

William penuh makna mendalam “oh” sekali.

Dia tidak melewatkan rasa bersalah yang ada dalam mata Dave.

Jika rok Elaine tidak ada hubungannya dengan Dave, dia tidak akan mempercayainya!

Putri Elaine sedang sakit, Dave sungguh cukup seperti binatang, begitu bersemangat, juga belajar untuk tidak membedakan tempat!

Pandangan mata William terus tertuju pada Dave.

Dilihat hingga merasa kesal, Dave mengerutkan keningnya, diantara kerutan kening terdapat celah-celah yang sangat dalam, terdapat amarah yang kuat.

“Lihat apa? Sudah begitu malam masih tidak pulang ke rumah sendiri, tinggal di rumah sakit, berencana tidur dengan aku dan Elaine ya?”

William: “......”

Mata Dave terdapat sedikit niat jahat, dengan galak melirik Elaine sebentar.

Rona merah di wajahnya masih belum hilang, sinar matanya jadi redup.

Apa ekspresi Elaine ini?!

Apakah masih berencana membiarkan William terus tinggal di sini untuk melihat lelucon?!

Apakah leluconnya, begitu menarik untuk dilihat?!

Dave masih belum sempat marah, tiba-tiba melihat William menunjuk ke arah rok Elaine.

Gaya gerakan itu, terasa sangat tidak asing.

Di dalam benak sangat cepat terlintas sesuatu.

Dave tiba-tiba teringat saat memasuki pintu, yang terlihat, gerakan John Lu menyentuh kaki Elanie Qin......

Matanya yang sipit agak menyipit, jadi, tadi dia yang sudah salah paham pada mereka?

Dave menjilat sudut mulutnya sebentar, begitu pemikiran ini muncul, langsung ditolak oleh Dave sendiri!

Memang hubungan antara Elaine dan John Lu tidak jelas, meskipun kali ini dia yang sudah salah lihat!

Apakah dia masih bisa setiap kali salah lihat?

Dave memalingkan wajah, di dalam hati merasa tidak nyaman.

Kata-katanya tadi terlalu ambigu, pandangan mata Elaine meredup, menundukkan kepala, menahan emosi di wajahnya, dengan suara rendah berkata:

"Dave, meskipun kamu tidak bisa mempercayaiku, seharusnya juga bisa percaya dengan presdir Gu bukan!"

Dave mencibir, Elaine termasuk tahu dengan situasi diri sendiri, masih tahu tingkat kepercayaanmu di sini tidak terlalu tinggi!

Dia tidak bicara lagi, melirik sekilas William yang tidak berencana pergi.

Ejekkan di dalam matanya terlalu dalam, tetap berencana untuk terus menonton pertunjukkan.

Mata Dave binar-binar, bibir bergerak menghadapnya, “Untuk apa masih termenung? Apakah menungguku mengantarmu?”

William menjatuhkan tubuhnya ke sofa tunggal, bibir yang tipis bergerak-gerak, sedikit menantangnya.

“Dave, apakah kamu tidak tahu kalau mengundang itu mudah dan mengantar pergi itu sulit?”

Mengganggu mimpi indahnya, Dave masih berpikir untuk mendampingi anak dan istrinya?

Maaf, di dunia ini, tidak ada hal yang menguntungkan seperti itu!

William mengulurkan tangan besarnya, mengambil majalah yang ada di atas meja, penuh gaya membalikkan dua lembar, sepertinya memiliki minat yang kuat.

Orang seperti apa William, apakah Dave masih bisa tidak jelas?

Matanya melirik sekilas sudut rok Elaine, di permukaan tertutup selapis embun beku yang tipis.

William pengacau yang terus menjerat tidak jelas ini, faktor bahaya yang ditinggalkan terlalu besar!

Sementara tidak ungkit di tangan Elaine memegang jam tangan Jenny, bagaimana jika sampai William mengucapkan beberapa kata yang tidak ada!

Misalnya masalah rok ini, harga dirinya mau di taruh dimana!

Dave tersenyum dingin, berkata: “Baik, kamu jangan sampai pergi ya!”

Dave melangkah berjalan ke samping meja, mengulurkan tangan mengambil ponsel Elaine, mengirim beberapa pesan singkat.

Bahu William tidak nyaman dan bergetar sejenak, dalam hati melintas sebuah firasat buruk!

Sekitar setengah jam, saat Elaine merasa lelah dan mengantuk, terdengar suara ketukan pintu kamar dari luar.

Elaine langsung bersemangat.

Sudah jam segini, siapa? Datang lagi satu William Lu, William Song atau apa itu, dan tidak bisa diusir pergi, dia tidak akan bisa tahan lagi!

Malah Dave yang terbaring miring di ranjang pasien, mata agak redup, dengan datar menjawab: “Masuk!”

Pintu kamar di dorong oleh orang dari luar, orang yang datang mengenakan sebuah gaun sifon panjang, datang dengan langkah kaki yang lembut dan indah, jika bukan Olivia Lu siapa lagi?

“Olivia, kenapa kamu datang pada jam segini?”

Mendengar kata-kata Elaine, mendadak raut wajah William berubah, wajah bersih yang bersikap santai, ekspresi langsung suram dan dingin.

Begitu Olivia masuk, pertama dengan senyum terpaksa melirik sekilas William yang berada di sofa, baru melihat ke arah Elaine.

Dia berjalan dengan langkah cepat ke sisi ranjang, melihat Reece sebentar.

Anak gadis tidurnya tidak terlalu tenang, terlihat tidak terlalu baik.

Wajah Olivia Lu jadi Suram: “Lin, kamu masih bertanya, Recee sakit, kamu juga tidak memberitahuku! Sungguh tidak menganggapku sebagai teman!”

“Bukan masalah besar juga, hanya makan sesuatu yang dingin, jadinya sakit perut, Recee masih kecil, tidak perlu menggerakkan begitu banyak orang!”

Membicarakan Reece, ekspresi wajah Elaine sedikit lebih hangat, dia menyeka dahi Recee dengan tisu, lalu menoleh melihat ke arah Olivia.

“Malahan kamu, walaupun sudah tahu, juga tidak seharusnya datang saat ini! Langit sebentar lagi sudah akan terang!”

Olivia baru berdiri tegak, membalikkan badan melihat William.

Nadanya agak keren, dengan sedikit bercanda.

“Bukankah ada orang yang minta bantuanku, bilang presdir Gu ingin bermain kartu capsa bersama kamu dan presdir Bo!”

Elaine: “......”

William marah hingga raut wajah juga pucat.

Di dalam kamar pasien selain Elaine dan Dave, hanya tersisa William, jelas sekali kata-kata Olivia ini sedang menyindirnya!

Secara tidak sadar dia melihat sekilas Dave yang ada di ranjang pasien.

Senyuman di wajah Dave tidak berkurang, terdapat sedikit ekspresi suram dan dingin.

Sangat jelas, orang yang mencari “bantuan” Olivia Lu, adalah dia!

William menjilat bibirnya sebentar, lalu mencibir.

“Setidaknya aku dan suami istri Bo bisa main kartu capsa, semuanya orang yang akrab! Sebaliknya nona Lu, tengah malam tidak tidur, pergi ke kamar pria asing, meskipun kalian mau bermain kartu capsa, juga tidak cukup orang bukan?!”

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu