Pergilah Suamiku - Bab 143 Penampilannya Saat Mengancamnya, Sangat Tidak Asing

Elaine duduk, karena jarak mereka berdua baru saja sangat dekat, hati Elaine merasa sedikit kavai, jadi tubuhnya membelakangi Dave, tidak mengespresikan suasana hatinya.

Dave mengedipkan mata, dia hanya bisa melihat telinga dan wajah samping Elaine.

Lampu ruang inap menyinari kulit wanita itu terlihat semakin lembut!

Tatapan Dave menjadi dalam.

“Direktur Qin, demi naik ke tempat tidurku, mencari berbagai cara dan melakukannya, hari ini, kamu telah mendapatkannya dengan menggunakan anakmu!”

Setelah mendengarkan ini, Elaine membalikkan kepala dan melihat Dave.

Dave sedikit mengedipkan mata, sudut bibirnya tersenyum sinis.

“Ini benar-benar tidak mudah!”

Saat Dave mengatakan perkataan ini, sudut bibir Dave terlihat lebih tipis.

Elaine merapatkan bibir, dia berkata: “Aku bisa berhasil, bukankah itu kesempatan yang diberikan oleh Presiden Bo?!”

Wajah Dave mendalam.

Dia ingin mendapatkan jam tangan Jenny, jadi dia harus berada di sini.

Kenapa perkataan Elaine ini terasa tidak nyaman?

Kesempatan yang diberikan oleh Dave?

Sebelumnya, jika bukan karena Jenny Lin, Elaine sama sekali tidak bisa bertemu dengan Dave!

Dia tersenyum dingin, dia baru saja ingin berbicara, terdengar suara air dari kamar mandi, Elaine tiba-tiba membalikkan kepala, seluruh badan seolah-olah mendekati: “Dave, aku tahu kamu merasa tidak puas denganku, tapi sekarang, demi Reece, tolong tahan! Kalau tidak…”

Elaine belum selesai berkata, dia sudah berhenti.

Sepertinya dia tiba-tiba menyadari dirinya “Serakah”?

Dave sedikit terkejut saat melihat wajah Elaine yang tiba-tiba membesar, setelah mendengarkan perkataan Elaine, tatapan Elaine tiba-tiba menjadi dalam!

Dia tidak selesai berbicara, Dave menggunakan jari kaki pun bisa menebak apa yang ingin dikatakan olehnya!

Kalau tidak, Elaine akan menghancurkan jam tangannya?!

Penampilan Elaine mengancamnya, sangat tidak asing, Dave telah mengingatnya di dalam hati.

Sum-sum tulang!

Jam tangan!

HEHE!

Elaine sepertinya menekan setiap nyawa anggota keluarga Bo, semua orang harus mendengar perintahnya!

Bahkan Dave pun tidak bisa menghindarinya!

Setelah Elaine selesai berkata, Reece sudah keluar dari kamar mandi.

Selama sakit, wajah Reece terlihat tidak baik.

Naik ke tempat tidur, dia melihat Elaine dan juga Dave: “papa, mama, kalian sedang berbisik kah?”

Setelah Reece berkata, Elaine baru menyadari seberapa mesra posisi mereka berdua.

Seluruh badannya ada di atas tubuh Dave, tangan kanan ada di atas dadanya, rambut juga berserakan di sebelah bantalnya, posisi seperti ini terlihat sangat mesra.

Dia mengangkat rambutnya, kemudian berkata dengan nada sedikit tidak nyaman: “Tidak, waktu sudah malam, Reece sudah harus tidur.”

Setelah berkata, Elaine menggulurkan tangan dan memeluk Reece, tapi Reece memindahkan badannya dan berkata: “mama, aku ingin tidur di tepi.”

Elaine terbengong, Reece tiba-tiba menggulurkan tangan dan merangkul leher Elaine.

“mama, aku tidur di tepi, aku masih bisa melihat papa lagi.”

Nada suaranya sangat kecil, jika bukan karena jarak mereka dekat, Elaine mungkin tidak kedengaran.

“Kalau begitu, papa tidak akan pergi saat Reece sedang tidur.”

Tubuh Elaine gemetar sejenak.

Sejak Reece sekolah, dia sudah mulai mencari papanya.

Pada saat itu, Elaine benar-benar tidak ada cara, jadi Elaine memberitahukannya bahwa Dave sangat smamak, dan akan pulang saat Reece sudah tidur, kemudian akan keluar saat Reece masih belum bangun.

Saat berbohong, Elaine tidak merasakan apapun, dia mengira, Reece masih kecil, dia sama sekali tidak akan ingat…

Senyuman yang ada di wajah Elaine menjadi kaku.

Selama sakit, Reece memberi Elaine Nie banyak kejutan, tanpa sadar hati Elaine merasa sakit.

Reece tidak menyadari ekspresi Elaine, kedua mata melengkung seperti bulan sabit, dia menggulurkan tangan, memegang sudut bibir Elaine: “Bolehkah, mama?”

Dua kata ini, Reece tidak mengatakannya dengan nada kecil, setelah selesai berkata, wajah ganteng Dave terlihat sedikit ragu-ragu.

Dia baru saja ingin menertawakan Elaine, tapi tiba-tiba mengingat ancaman Elaine, mengangkat mulut dan tidak berbicara.

Elaine mengangkat tangan dan memegang hatinya, nada suaranya sedikit gemetar.

“Baik.”

Dave merapatkan bibirnya dengan erat, tidak mendengar perkataan mereka berdua, dia hanya merasa Elaine dan Reece tidak beniat baik.

Reece duduk di atas tempat tidur, dia berkata pada Elaine: “mama, selamat malam.”

Elaine membungkukkan badan dan mencium pipi Reece.

Dia bangga hingga keluar dari selimut, melihat ke arah Dave.

Tatapan Dave terus menatap mereka, dia ingin mendengar apa yang sedang mereka bicarakan, melihat gerakan Reece, Dave langsung mengalihkan tatapannya.

Detik selanjutnya, sentuhan lembut terasa di pipi kanannya, tubuh Dave menjadi kaku, menarik tatapannya kembali, kebetulan bertatapan dengan mata cantik Reece.

“papa, selamat malam, muach!”

Seluruh badan Dave mengetat, kedua mata terlihat sedikit tegang.

Elaine benar-benar pandai mengajar anak!

Reece selalu mencium orang dengan asal kah?”

Sama sekali tidak ada rasa aman!

Bukankah Elaine sangat menyayangi anaknya? Dia tidak takut Reece akan rugi kah?”

Dave mendengus di dalam hati, ekspresi wajahnya sangat buruk.

Dave merasa penyakit dirinya tidak ringan, dia sudah bisa mempedulikan pengajaran Elaine kepada anaknya.

Dua hari ini, Elaine telah membuat banyak masalah, dan kebanyakan membuat Dave mulai tidak normal!

Melihat ekspresi Dave tidak baik, Reece mengedipkan mata, menggulurkan tangan dan menarik lengan Elaine: “mama, kamu lihat, kamu hanya mencium Reece, tidak mencium papa, papa sudah marah!”

Nama yang dipanggil oleh Reece, tubuh Elaine dan Dave menjadi kaku.

Terutama Dave, tubuhnya kaku seperti batu.

Merapatkan bibir dengan erat, tatapan Dave jatuh pada tubuh Reece.

Darimana Reece bisa melihat, dia ingin Elaine menciumnya?

Dave terlihat sangat lapar kah?

Memikirkan ini, Dave tidak bisa menahan dan mengalihkan tatapannya ke arah bibir Elaine.

Cantik dan halus seperti bunga mawar, membawa sedikit rasa lembut.

Tatapannya tiba-tiba mendalam.

Elaine juga sedikit malu, dia menggulurkan tangan dan Manahan badan Reece, dia berkata dengan nada kecil, “Jangan asal ngomong, papa marah karena Reece sakit dan tidak tidur!”

Menyusut ke dalam selimut, Elaine mengedipkan mata lagi, mengalihkan tatapannya dari Elaine dan melihat Dave.

“Tapi mama, kamu pernah mengatakan, harus adil kan?”

“papa, kamu juga ingin mama menciummu kan?”

Dave mendengus, tatapannya tanpa sadar jatuh pada bibir Elaine.

“Siapa yang ingin?!”

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu