Pergilah Suamiku - Bab 36 Papa Mengatakan Reece Anak Haram?

Urat biru di dahi Dave meloncat 2 kali, lalu turun dari mobil, berjalan memutar ke arah kursi sebelah supir, berkata dengan nada marah : “Masuk ke mobil!”

Reece sambil mengusap air mata di wajahnya, dengan cepat masuk ke dalam mobil, setelah Dave melihat Reece sudah duduk dengan rapi, lalu membanting pintu mobil, berjalan memutar kembali ke arah kursi supir dan masuk ke mobil.

Dia baru saja menyalakan mesin, Reece bertanya dengan suara kecil : “Papa, kita mau kemana? Apa kita tidak perlu menunggu Mama?”

Dave mengkerutkan dahi, menunggu Elaine? Dia bersenang-senang sampai lupa diri, sampai sekarang tidak ada kabar sama sekali, Elaine, sampai Reece sudah tidak diurus, disini menunggu Elaine, takutnya tidak tahu sampai kapan menunggunya!

Apalagi, untuk Elaine, apa pantas dia menunggunya di sini?

Dave tidak mengeluarkan suara sedikitpun, menyetir sambil diam, sampai ke Bay Toon.

Dia turun dari mobil sendirian, dengan sepasang kaki yang panjang, berjalan ke arah vila, saat Reece turun dari mobil, Dave sudah tidak kelihatan.

Dia sudah bersama dengan Dave cukup lama, Reece sudah terbiasa dengan Dave yang acuh tak acuh, dia turun dari mobil, berlari dan ikut masuk ke dalam vila.

Mood Dave sedang tidak baik, satu tangannya membawa botol alkohol, lalu menuangkan segelas anggur merah untuk dirinya sendiri.

“Papa, ini ada dimana?”

Saat Reece masuk, memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri melihat-lihat struktur Bay Toon, matanya tersenyum, bersinar terang seperti bulan sabit di langit, Dave sudah tidak bisa menahan diri menatapnya.

Dia mewarisi seluruh kelebihan Elaine, terutama kecantikan, masih sangat kecil, tetapi sangat cerdas dan menarik.

Dave tidak menganggap Reece, satu tangannya memegang gelas anggur merah, menggoyang-goyangkan anggur merah yang ada di dalam gelas, lalu meminum seteguk.

Dia mengangkat pergelangan tangannya, melihat sebentar jam yang ada di atasnya, sore jam 3 lebih.

“Papa, aku lapar.”

Reece mengusap-usap perut kecilnya, hanya saat pagi hari dia makan sarapan, siangnya setelah berkelahi dengan anak laki-laki dari TK, lalu dibawa ke kantor polisi.

Dave marah dan melihatnya sepintas, menyentuh handphone menelepon babysitter yang biasanya datang ke Bay Toon.

Ketika teleponnya diterima, Dave berkata : “Kamu ke sini sebentar!”

Sampai teleponnya ditutup, wajah Dave terlihat gelap.

Dia hampir tidak ragu-ragu menelepon Elsa, “Kamu sekarang segera! Cari cara untuk menghubungi Elaine, suruh dia kemari menjemput anak haram pulang!”

Elsa tertegun, berkata : “Presiden Direktur Bo, apa kamu sudah menjemput Nona Reece dari kantor polisi?”

Dave menjawab dengan dingin : “Apakah ini hal yang seharusnya kamu urusi? Apa perlu setiap hari aku makan apa melaporkan semuanya kepadamu?”

Sindirannya selesai diucapkan, langsung memutus teleponnya.

Dia merasa, Elaine benar-benar wanita yang luar biasa, bahkan jika dia tidak memberinya masalah, masih ada putrinya yang menyusahkannya.

“Papa??”

Dave tidak menghiraukan Reece, Reece lalu menarik baju Dave, dengan sedih memanggil Dave sekali lagi.

Alisnya mengangkat lagi, melihat wajahnya dan berkata : “Tahan sebentar, sebentar lagi ada orang yang akan datang memasakkanmu makanan.”

Reece menganggukkan kepala, dia berdiri di sebelah Dave, pandangannya menatap Dave.

Luka yang ada dikepalanya masih ada, darahnya mengalir sampai di tengah alisnya, lama kelamaan, darahnya sudah sampai mengering, dia mendekat lebih dekat lagi, saat menatapnya, luka didahinya langsung tepat terlihat oleh Dave. Dave merasa penyakit “suka terlalu bersih”nya kambuh lagi.

Benar-benar kotor!

Dave menjulurkan tangan, menarik bajunya, melepaskan bajunya dari genggaman Reece, berjalan 2 langkah ke tengah ruang tamu, dari atas tempat yang menempel di tembok, mengeluarkan kotak P3K, membalikkan badan kembali ke atas sofa.

Tangannya memberi isyarat kepada Reece, sikap santainya seperti memanggil anjing kucing peliharaannya sendiri.

“Kemari!”

Reece berjalan ke samping Dave, dagu pria itu mengangguk-angguk ke sofa dan berkata : “Duduk.”

Reece menurutinya dan duduk, sepasang matanya yang seperti anggur berkedip-kedip, suaranya lembut dan manis : “Papa, saat kamu tadi ditelepon menyebut anak haram, apakah yang dimaksud itu Reece?

Dave menggunakan pinset mengambil kapas alkohol, saat menjawab jawaban yang tidak relevan, suaranya terdengar sangat dingin : “Nanti walaupun rasanya sangat sakit, kamu harus bisa menahannya, tidak boleh menangis, mengerti?”

Dave selesai membersihkan luka Reece, baru menyadari kondisi Reece.

Bola matanya berlinang air mata, giginya menggigit erat-erat bibir bawahnya, takut dirinya mengeluarkan suara tangisan.

Melihat Dave memandangnya, Reece cepat-cepat menghapus air matanya, suaranya terisak dan merintih : “Papa, Reece tidak menangis.”

Dave memberinya sedikit salep, dengan sederhana menempelkan sedikit kasa, walaupun tidak begitu rapi, tetapi setidaknya bekas darah kering yang ada di wajahnya sudah dibersihkan.

Saat disinfeksi alkohol, lukanya akan nyeri menyengat, kebanyakan orang dewasa tidak tahan terhadap rasa sakitnya, Reece sama sekali tidak bersuara, malah meminta dipuji, Dave tidak menatapnya.

Anak haram yang dilahirkan Elaine, tidak ada beda dengannya, mempunyai semangat yang kuat seperti kecoak, mukanya tumbuh seperti muka yang pandai berbohong, ditambah sangat penurut, sangat bisa menyenangkan hati orang lain , Dave dari dulu tidak suka orang seperti ini.

Dia selalu merasa, orang seperti ini usaha liciknya sangat ahli.

Walaupun dia dimatanya, hanya anak berusia 3 tahun, tetapi sebelumnya, Dave melihat Reece, dia masih adalah putri Elaine.

“Tok tok tok.”

Terdengar bunyi pintu diketuk, Dave berjalan 2 langkah besar ke depan pintu, menjulurkan tangan membuka pintu, adalah babysitter.

Dia masuk kedalam, Dave menjulurkan jari tangannya, menunjuk Reece, mengangguk dan berkata : “Siang ini, tugasmu adalah menjaganya.”

“Baik, Tuan.”

Dave mendapat respon, kembali ke dalam membawa jas lalu berjalan keluar vila, Reece mengejar 2 langkah : “Papa, kamu mau kemana?”

Dave menanggapi Reece selain dengan punggungnya yang besar dan dingin, tidak ada kata-kata.

Pintu Vila tertutup, Reece sekali lagi di tolak Dave, matanya memerah, melihat babysitter dan berkata : “Nenek, apakah Papa benar-benar tidak suka Reece?”

……

Bar YeSe

Setelah sinar terakhir menghilang, Bar Yese masih belum menyala.

Elaine akhirnya merasakan ada sesuatu yang aneh.

YeSe adalah bar, waktu sudah menunjukkan malam, tetapi sedikitpun suara tidak ada?

Jika bukan tadi pagi saat sadarkan diri, Elaine melihat sekeliling toilet masih dekorasi YeSe, dia bakal berpikir bahwa, di saat dia pingsan, Cindy membawanya ke tempat lain.

Elaine terkunci di dalam YeSe sehari semalam, sekuat apapun dia, sesukses apapun dia dalam bisnis, mendapat begitu banyak pujian, Elaine tetap saja seorang wanita.

Pertahanan psikologisnya, dikalahkan oleh gelap gulita dan rasa lapar yang dirasakannya

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu