Pergilah Suamiku - Bab 54 Katakan Kamu Murahan Maka Aku Akan Meminjamkannya!

Elaine refleks menengok, lalu berlari kecil kembali kearah Dave, pria ini baru saja menyalakan rokoknya, api yang menyuluit diujung jarinya, membuat asap yang membuat wajah tampannya terlihat semakin tidak berperasaan.

Langkah Elaine terhenti, ia berkata dengan lirih, “Presdir Bo, bolehkah aku meminjam sedikit uang? Besok aku akan segera mengembalikannya.”

Angin sedang tenang, meskipun suaranya tidak kencang namun terdengar nyaring, namun Dave malah melihat kearahnya dengan malas-malasan, memuntahkan asap dari dalam mulutnya, asap putih membumbung lalu menyebar.

Ucapannya pelan dan terdengar disengaja, “Apa yang kamu katakan? Barusan aku tidak mendengar dengan jelas.”

Sampai sekarang Dave masih menyimpan kebenciannya karena ia telah mengusir Jenny, dan hari ini kebetulan ia memiliki kesempatan untuk mempermalukannya.

Ada kebingungan juga keputusasaan dalam tatapan Elaine.

Ia menundukkan kepala dan menggigit bibirnya.

Dia selalu berusaha mempertahankan harga dirinya didepan Dave walaupun hanya sedikit, namun sekarang semua itu sirna.

“Presdir Bo, bolehkah anda menolongku, pinjamkan sedikit uang padaku, besok setibanya di kantor, aku akan mengembalikan uangmu segera.”

Nada bicara Elaine meningkat, dia menatap Dave lurus, ada sesuatu dimatanya yang pecah dan membuatnya matanya berkaca-kaca.

Hatinya Dave tercekik, pupilnya mengecil.

Ini adalah Elaine, wanita yang selalu berusaha angkuh dihadapannya, selalu berlidah tajam, tidak pernah tunduk pada siapapun, bahkan bisa menekan ibunya untuk bisa menikah masuk keluarga Bo.

Sekarang demi uang beberapa ratus ribu rupiah ia rela memohon hingga seperti itu.

Selama ini ia selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Tiga tahun lalu, menikah masuk kedalam keluarga kaya seperti keinginannya, tiga hari kemudian tepat dihari ini, yang Elaine inginkan hanya uang yang tidak seberapa nilainya, yang tidak pernah ia pandang.

Sifat dasarnya tidak berubah, yang berubah hanya sikapnya dalam keadaan kritis, tiga tahun lalu dengan cara mengancam, tiga tahun kemudian dengan mengemis-ngemis.

Rasa kesal dalam hati Dave semakin memuncak, ingin uang bukan?

Ia berikan!

Bibir Dave menggigit rokok, kedua tangannya kosong meraba di depan kantongnya, lalu mengeluarkan uang dari dalam jasnya.

Melihat ini, Elaine menggigit bibir sambil melangkah maju.

Tanpa ragu ia mengeluarkan segepok uang kertas merah dari dalam dompetnya, tanpa menghitung ia menggoyangkannya dihadapan Elaine, suara gesekan tumpukan uang terdengar begitu jelas ditengah malam yang sepi.

Tatapannya berubah cerah, tangannya mengulur untuk mengambilnya.

Namun Dave mengangkat tangannya tinggi-tinggi menghindarinya, gerakan ini membuat hati Elaine seketika kembali dingin.

Ucapannya yang santai dan ringan, seolah memberi udara segar dicuaca yang panas ini, “Mau?”

Elaine mengigit bibirnya yang kering dan pucat sambil mengangguk, “Aku akan mengembalikannya.”

Ucapan yang begitu sinis untuk orang yang sudah menikah secara sah dimata hukum, demi uang beberapa lembar ia sampai harus mengatakan berkali-kali akan mengembalikannya.

Namun senyuman Dave lebih terkesan mencibir, tangan yang memegang uang itu sesekali bergoyang di hadapan Elaine, dengan wajah merendahkan, “Aku tidak kekurangan uang sedikit ini, Direktur Qin, katakan dirimu murahan, maka aku akan meminjamkannya!”

Otal Elaine seolah meledak, melihat bibir Dave yang bergerak-gerak, tangannya mengepal, membuatnya hampir berdesis kesakitan.

Dia menatap wajah Dave, semakin lama merasa semakin asing, kenapa pria dihadapannya tidak bisa membuatnya familiar dengan pria yang berjanji padanya 11 tahun lalu, air mata membasahi matanya, seolah dirinya sedang tercabik-cabik.

Ekspresi Dave menunjukkan ketidak senangannya, bukankah dia sangat menyayangi anak haram itu?

bukankah ia rela melakukan apapun demi anak haram itu?

Pertukaran yang cukup adil, dia hanya menginginkannya mengatakan dua kata, cukup dengan dua kata itu ia bisa membiarkan Elaine pergi dari sini dengan membawa uang, dan Elaine pasti untung tidak rugi!

Atau bisa dibilang anak haram itu bahkan tidak bisa dibandingkan dengan uang ini?

Hatinya tertawa sinis, ia hanya ingin ia mengatakan hal yang sesungguhnya, hanya mengakui hal yang memang benar adanya, maka ia bisa mendapatkan uang untuk pergi mencari anak haram itu.

Apakah ini sulit untuk Elaine?

Bibir Dave membuka baru ingin mengatakan sesuatu, namun Elaine tiba-tiba melihat kearahnya, berkata dengan gagah, “Benar, aku murahan!”

Pupil mata pria ini seketika mengecil, sejak permintaannya dikeluarkan sampai Elaine mengatakannya tidak sampai 3 detik, ternyata dia mengaku secepat itu.

Seperti yang ia katakan, ia sangat murahan!

lihat wanita macam apa yang ia nikahi?

Harga diri tidak punya, licik dan memiliki banyak akal busuk, wanita seperti ini, selain wajah, apa lagi yang ia punya?

Dave tertawa dingin, lalu melemparkan semua uang kertas ditangannya kewajah Elaine yang pucat pasi.

Tidak ada angin yang berhembus diudara, suara uang yang berbenturan terdengar begitu jelas, lembaran uang kertas yang jatuh perlahan ke tanah bagai daun yang gugur.

Warna darah yang tersisa diwajah Elaine sekarang hilang tidak bersisa, tenaga Dave cukup besar, wajahnya tergores lembaran uang kertas yang dilemparkan, dia mengetatkan rahangnya, sama sekali tidak bersuara.

Tanpa memperdulikan Dave yang berdiri dihadapannya, Elaine jongkok memungkut lembaran uang yang jatuh satu per satu.

Ia menundukkan kepala, ia tidak kuasa mengontrol dirinya, air mata jatuh membasahi wajahnya.

Dia tahu, mulai detik ini, harga dirinya sudah jatuh dihadapan pria yang ia cintai, sedikitpun sudah tidak bisa dipungut kembali.

Perjuangan dan kerja kerasnya selama 3 tahun dikeluarga Bo, keangkuhan yang tidak ditopang oleh keluarga Bo juga dukungan yang bisa dihitung dengan jari, kini runtuh hanya dengan satu kata dan juga satu gerakan Dave.

Dan sekarang dia bahkan tidak punya waktu untuk bersedih.

Setelah memungut uangnya, tanpa pikir panjang ia bangkit dan berbalik menuju kearah taksi.

Supir taksi yang memperhatikan gestur tubuh Elaine dan Dave dari kejauhan, melihat Elaine berjalan mendekat langsung menurunkan kaca mobil dan bersiul kearahnya.

Begitu supir taksi melihat wajahnya langsung sumringah, tatapan matanya yang genit tidak hentinya menyapu Elaine, melihatnya berjalan mendekat ia tersenyum : ”Nona, bertengkar dengan pacarmu? Pacar seperti itu tidak perlu lah. Wajahmu secantik ini, berapa banyak pria yang ingin tidur denganmu!”

Langkah Elaine terhenti, dia mengangkat kepala, melihat kearah supir taksi, wajahnya sangat jelek, wajahnya yang gempal dan berminyak, mata yang sipit memancarkan tatapan genit bagai serigala yang ingin menerkam.

Dia sudah berjalan sampai depan taksi, ketika jendela mobil diturunkan, ada bau asam yang tercium.

Elaine menahan rasa jijik dan mual, Elaine melihat ke sekeliling.

Bangunan disekeliling tidak banyak, selain cahaya yang terpancar dari rumah sakit, sekelilingnya terlihat sangat gelap.

Didepan rumah sakit tertanam beberapa pohon, bayangan pohon terpancar ditanah, saling bertumpukan, seolah detik berikutnya akan muncul hantu yang akan menghantuinya.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu