Pergilah Suamiku - Bab 135 Cowok Brengsek Mengubah Tingkah Lakunya

Setelah Dave selesai berkata, dengan kuat menutup pintu kantor dan mengeluarkan suara yang tinggi.

Hatinya merasa sangat marah, tapi tidak tahu kenapa dia tidak bisa melampiaskan kemarahannya, bersandar di kursi, tatapan Dave menatap ke kalender yang ada di atas meja.

Merapatkan bibir dengan erat, mengulurkan tangan dan mengambilnya.

Dia meletakkan kalender di sebelah komputer, kenapa kalendernya ada di sini?

Dave tiba-tiba ingat bahwa Elaine penah duduk di kursinya, Dave mengerutkan alis.

Dia memindahkannya?

Dave berkata, apa yang membuat Elaine gila, ternyata dia merasakan beban yang cukup banyak? Ternyata emosinya terdorong?

Tidak suka melihat Dave menyukai Jenny? Suasana hati Elaine tidak senang, jadi ingin mendorong emosinya?

Bibir Dave terangkat, meletakkan kalender di tempat asal, tatapan Dave jatuh pada salep yang ada di atas meja.

Dave mengulurkan tangan dan mengambilnya, salep ini…

Dia merasa salep ini sangat tidak asing, seharusnya itu adalah salep bagus yang dibuat oleh professor luar negeri untuk menyembuhkan luka.

Keluarga Bo mempunyai penyakit keturunan, Dave sendiri juga mempunyai penyakit yang beresiko sangat tinggi, dokter pernah memberitahukannya, untuk tidak makan obat dengan asal.

Tapi, salep ini, dokter pribadi juga pernah mempromosikannya.

Elaine yang membawa salep ini?

Begitu kebetulan kah? Tebakannya lagi?

Atau, Tuan sengaja memberi salep ini kepada Elaine, kemudian menyuruh Elaine mengambil salep ini untuk membujuk Dave, biar bisa duduk aman di tempat Nyonya Bo?

Pemikiran yang luar biasa!

Dave tersenyum polos, Elaine membawa salep itu, Dave takut salep itu ada racunnya.

Luka yang ada di punggung masih terasa sakit, tapi Dave menahan rasa sakit itu, mengangkat tangan dan membuang salep itu ke dalam tong sampah.

Beberapa dokumen berserakan ke lantai, wajah Dave tertutup oleh cahaya gelap, semua ekspresi di wajahya menghilang.

Tidak lama kemudian, Dave tiba-tiba berdiri, berjalan ke samping tong sampah, membungkukkan badan dan mengambil salep itu dari tong sampah.

Keluarga Bo menghabiskan uang untuk membeli salep ini, kenapa dia harus membuangnya?

Dave sudah membuang dua miliyar karena Elaine, harga salep ini juga tidak murah, apa Elaine pantas membuat Dave menghabiskan uang begitu banyak?

Salep ini, Dave tidak hanya tidak membuangnya, tapi dia akan menggunakannya!

Pada pukul empat sore, seperti biasanya.

Saat mendekati pukul empat lebih sepuluh menit, Dave mulai pusing apakah dia ingin pergi bersama Elaine.

Jika pergi, ini akan menuruti keinginan Elaine, jika tidak pergi, Elaine mempunyai kelemahan Dave.

Dave melirik jam tangan, wajahnya terlihat gelap.

Dia tiba-tiba berdiri, kemudian berjalan ke luar dengan langkah besar.

Beberapa tahun ini, dia sudah terbiasa menggunakan jam tangan yang diberikan oleh Jenny Lin, tidak peduli berapa harganya, semua ini tidak penting!

Jika bisa mengambil kembali jam tangan Jenny Lin, emang kenapa membuat Elaine bangga sekali lagi, emang dia masih bisa bangga berapa kali lagi?

Dave berjalan dengan cepat, saat sampai di parkiran, Elaine sudah menunggunya.

Cahaya dalam parkiran tidak terang, tapi gaun Elaine yang berwarna pink, cukup menyentuhkan hati orang.

Tatapan Dave berhenti sejenak, kemudian membuka pintu mobil.

Elaine tahu, ini adalah cara Dave untuk bekerja sama, Elaine mengulurkan tangan, membuka pintu mobil dan naik.

Wajah Dave sama sekali tidak ada ekspresi, ini terlihat jelas sedang marah.

Dave tidak menunggu Elaine duduk dengan baik, dia langsung menggerakkan mobil, dalam keadaan Elaine yang belum siap, kepalanya terbentur ke kaca jendela, sangat sakit.

Otaknya memang sudah tidak jelas, begitu kepalanya terbentur, tatapannya menjadi gelap, hingga ada cahaya terang, tatapannya mulai membaik.

Saat keduanya sampai, Reece baru saja pulang sekolah, dia berjalan keluar bersama seorang gadis, ketika melihat Elaine dan Dave, pada jarak yang jauh bisa melihat tatapan Reece penuh dengan cahaya terang.

“papa, mama…”

Reece berlari, dia langsung berlari ke arah Dave, Elaine malah menahan Reece, dia berkata dengan nada rendah: “Reece, luka papamu masih belum sembuh, mama yang memelukmu saja.”

Reece melihat Dave, dia sangat pintar, dia tidak membuat keributan.

“mama, tidak perlu memelukku, aku sudah besar.”

Senyumannya sangat ceria, wajah yang bulat membuat orang sangat suka padanya.

Dia mengulurkan tangan dan menarik temannya, dengan bangga menunjuk Dave: “Dudu, aku tidak bohong kan, papaku sangat ganteng.”

Dudu mendongak dan melihat Dave: “Iyaiya, papamu sangat ganteng! Aku juga ingin mempunyai papa seperti ini!”

Wajah dingin Dave sedikit tidak tahan, dia melihat Elaine dan Dudu dengan mengerutkan alis.

Di sekolah, mereka sedang membandingkan papa siapa yang lebih ganteng kah?

Kurang kerjaan kah?

Dave menekan sudut bibirnya, dengan tatapan polos menatap Elaine yang sedang berpamitan dengan Dudu, sebelum naik ke mobil, tatapan Dave berhenti, dia melirik mobil Van yang tidak jauh.

Wartawan?

Dave tersenyum dingin, dia melihat Elaine: “Itu juga orang yang kamu suruh kah?”

Elaine terbengong, dia mengikuti tatapan Dave dan melihat ke sana, mobil Van yang berhenti di tepi jalan, sosok orang yang memegang kamera dan memotret foto mereka.

Melihat Elaine dan Dave sudah menyadari keberadaanya, sosok orang itu masih belum menghentikan gerakannya.

Elaine melirik Dave tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Sikap Elaine ini seperti sedang mengakui masalah ini.

Dave menahan kemarahannya, melihat ke sana sesuai tatapan Elaine, dia tersenyum dengan curiga, “Jadi adegan apa sore ini? cowok brengsek mengubah tingkah lakunya?”

Sebelum datang ke sini, Dave sudah tahu Elaine tidak mungkin hanya menyuruhnya untuk menjemput Reece.

Setiap harinya, jika Elaine tidak membuat masalah, ini tidak mirip seperti dia!

Dave menarik napas dalam, saat ini, hatinya malah merasa kesal!

Hatinya hanya berharap Elaine memberikan jam tangan kepadanya, apa yang ingin dilakukan oleh Elaine, semuanya bisa!

Lagipula, Dave sudah bukan pertama kali muncul di berita!

Elaine membungkukkan badan, membantu Reece membuka pintu, memeluknnya masuk ke dalam mobil, kemudian melirik Dave, dia berkata: “Tidak hanya itu!”

Dave tidak mengerti maksud Elaine, dia bertanya: “Ada apa lagi?”

Jika ada masalah lagi, mungkin emosi Dave tidak akan begitu baik lagi!

Sebaliknya Reece, melepaskan tas sekolah dan meletakkannya di samping tempat duduk, mencondongkan tubuhnya, dan melihat Dave: “papa, mama baru saja mengatakan, kamu ingin membawa kita pergi ke taman bermain, iyakah?”

Posisi Reece sangatlah bahaya, Elaine tidak tahan dan berkata: “Duduk dengan baik! Kalau tidak kita tidak perlu kemana-mana!”

Setelah mendengarkan ini, Reece segera duduk dengan baik.

Setelah mendengarkan ini, Dave memegang setir mobil dengan erat, jari-jari yang panjang, kulit yang putih, hatinya terlihat sangat marah.

“Sejak kapan aku mengatakannya?”

Elaine melihat Dave, kemudian berkata: “Dave, cerita yang telah kusiapkan, kamu baru saja mengatakan setengah kalimat.”

Hati Dave merasa tidak nyaman!

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu