Pergilah Suamiku - Bab 55 Dia Khawatir Pada Elaine? Bagaimana Mungkin!

Selain taksi ini, sama sekali tidak ada bayangan kendaraan lain, bahkan jalanan didepan rumah sakit gelap gulita, sangat menakutkan.

Alis mata Elaine bergetar, nafasnya perlahan menjadi ringan, dari sini ke sekolah Reece butuh waktu paling cepat 1 jam jika menggunakan mobil.

Namun Dave sekarang hanya menonton, dia begitu dendam padanya, sama sekali tidak mungkin mengantarnya.

Bukan masalah dia tahu atau tidak jalan kesekolah Reece, meskipun ia tahu pun ia rela jalan kaki kesana, ketika tiba disana kurang lebih sudah pagi.

Dia punya waktu, dia sanggup jalan, tapi Reece yang berusia 3 tahun apakah sanggup menunggu?

“Nona, kamu jadi naik tidak? Disini hanya ada mobilku, aku datang kemari karena mengantar orang, anda beruntung karena aku baru tertidur sejenak, jika kamu tidak naik, aku mau pergi!”

Supir tersenyum lebar melihat Elaine, tangannya mengikuti gerakan Dave menyalakan rokok.

Hanya saja, Dave berwibawa dan berwajah tampan, gerakan seperti ini membuatnya terlihat semakin menawan, namun supir ini terlihat jelek, seluruh gerakannya terlihat sangat menjijikkan.

Setelah mendengar bujukan supir ini, Elaine juga merasa tidak ada cara lain selain naik taksi ini, lalu ia mengangguk, mengetatkan rahang dan berkata : “Naik!”

Supirnya sengaja tertawa, membuka central lock mobil, suaranya terdengar begitu genit, “Naiklah nona, aku sangat hebat menyetir.”

Gerakan Elaine terhenti setelah membuka pintu mobilnya, namun beberapa detik kemudian, ia tetap masuk kedalam taksi.

Elaine hanya ingin segera menemukan Reece, mana mungkin memikirkan yang lainnya, sehingga ia melewatkan ekspresi picik dan mesum si supir!

Begitu Elaine naik, lampu langsung dinyalakan dan mobil langsung berjalan meninggalkan rumah sakit.

Mobil melewati depan Dave, ia memijat dahinya, sebelum Elaine naik, jelas-jelas ia melihat wajah mesum supir itu.

Begitu lihat saja sudah terlihat bukan orang baik.

Dia tidak percaya Elaine tidak menyadari keanehan supir ini!

Dave merasa hari ini sungguh sial, bukan hanya menjemput si anak haram dari kantor polisi, tengah malam masih harus menolong Elaine dari supir mesum.

Dia sungguh harus kerumah sakit untuk memeriksakan otaknya!

Dia menunduk kepala melihat jam tangan di tangannya, jam 2 subuh, dia bersama Elaine kurang lebih 4 jam!

Benar-benar membuang waktu!

ia menurunkan tangannya, melangkahkan kedua kakinya ke parkiran rumah sakit, orang di rumah sakit, tidak banyak, mobil juga hanya ada beberapa, begitu Dave tiba di parkiran, ia langsung melihat mobil Maserati yang menonjol.

Dave membuka pintu mobil lalu masuk kedalamnya, menyalakan mobil lalu melaju meninggalkan rumah sakit, lokasi rumah sakit tidak terlalu bagus, jalan didepannya gelap gulita, sama sekali tidak bisa melihat apapun.

Hatinya tidak hentinya kesal, senyum supir yang mesum tidak hentinya muncul dihadapannya.

Suara musik yang menyenangkan tidak membuat hatinya menjadi lebih tenang, malah membuat suasana hatinya semakin tidak karuan.

Ia merasa music ini sungguh menyebalkan, baru menjulurkan tangan ingin mematikan radio, tiba-tiba suara musik terhenti.

Terdengar suara penyiar : “Hai para pendengar setia kami, kita ulang berita malam ini, berdasarkan berita yang disampaikan reporter kita, didaerah kita sudah 3 kali ditemukan mayat wanita yang diperkosa sebelum dibunuh, dan kasus pembunuhan ini semua dilakukan oleh supir taksi yang mengambil kesempatan dari penumpangnya yang naik seorang diri di tengah malam atau saat subuh, sampai sekarang pihak kepolisian masih belum bisa menemukan pelakunya, kami harap para pendengar bsia lebih berhati-hati dan waspada……”

Dave memukul stir dengan kuat sambil berteriak.

“Sial!”

Ia mengumpat sambil mematikan radionya, siaran radio macam apa ini, siang memberitakan seorang anak gadis ditemukan terbunuh, tengah malam memberitakan wanita yang diperkosa lalu dibunuh?!

Sungguh kebetulan yang hebat!

Dave tersenyum dingin, menginjak gas hingga maksimal, mobilnya yang keren meluncur dengan cepat dijalanan yang lebar dan sepi.

Sudah menyetir sejauh ini, ia sudah bisa menemukan jalanan yang diterangi lampu jalanan, namun ia masih belum bisa menemukan mobil itu.

Didepan rumah sakit hanya ada jalan menuju utara dan selatan kota, kearah selatan lewat kota, kearah utara lewat jalan gunung.

Apakah Elaine lewat jalan gunung untuk mencari si anak haram?

Matanya terpejam erat, urat di pelipisnya berkedut, tiba-tiba bayangan wajah supir yang mesum itu muncul lagi didalam pikirannya.

Semakin ia memikirkannya, semakin merasa supir itu bermasalah!

sial, apakah otak Elaine bermasalah, bisa-bisanya naik mobil seperti itu, supir seperti itu begitu lihat saja sudah tahu kalau itu supir mesum!

Bukankah biasanya dia sangat pintar? Demi si anak haram, sudah tahu ada pria mesum, ia tetap naik?

Apakah ia tidak takut jasadnya dibuang ke hutan liar?

Mobil seperti itu dia tetap berani naik?

Kenapa ia tidak menyadari kalau nyali Elaine sebesar itu?

Kalau begitu ketika ia menolongnya di malam yang gelap, kenapa dia masih bertingkah seolah sangat ketakutan? Dibandingkan dengan supir itu, malam yang gelap jauh lebih aman!

Ketika Dave sedang sangat kacau, ponselnya berbunyi.

Dia menginjak rem mengeluarkan ponsel dari dalam kantong, melihat nomor tidak bernama yang menelepon masuk, ingatannya sangat tajam, ia ingat ini adalah nomor yang pernah dipakai Elaine untuk meneleponnya.

Dia mengangkat dengan kesal, “Cari siapa?”

Terdengar suara Olivia dari seberang : “Aku mencari Elaine, orang yang menelepon menggunakan telepon ini? Bisa minta dia untuk mengangkat telepon sebentar?”

“Tidak bisa! Siapa Elaine? Aku tidak kenal!”

Suara Dave penuh kemarahan, seluruh amarahnya ia lampiaskan pada Olivia lalu mematikan telepon.

Suasana hatinya sedang buruk, bagaimana mungkin ia bisa ramah pada Olivia, setelah mematikan telepon, seperti ada amarah yang menumpuk didalam hatinya namun tidak bisa dilampiaskan keluar.

Dave menyalakan ulang mobilnya, setelah dia berpikir dengan teliti, entah trik yang digunakan Elaine dalam pekerjaan, ataupun jurusnya mendapatkan posisi nyonya Bo, kelihaiannya tidak pernah kalah dengan siapapun!

Brengsek! Jangan-jangan Elaine sengaja naik taksi mobil itu dihadapannya!

Ingin memanfaatkan kesempatan kali ini untuk memberitahunya kalau kasih ibu tidak terhingga, ingin memanfaatkan kesempatan kali ini untuk membersihkan image jahat dimatanya.

Dia bukanlah orang yang idiot, ia tidak akan tertipu olehnya lagi!

Dave menyetir dengan emosi meledak-ledak, ekspresi di wajah tampannya terlihat sangat menakutkan di tengah malam yang gelap tidak bertepi ini.

Dia menghembuskan nafas panjang, mengulurkan tangan memijat alisnya sekali lagi, kehangatan menjalar dari jemarinya, ia mengangkat alisnya, ada sebuah wajah dingin yang lewat dalam benaknya.

Sial!

Apakah sekarang ia sedang mengkhawatirkan wanita murahan itu?

Begitu pikiran ini muncul, Dave langsung tersenyum sinis!

Dia mengkhawatirkan Elaine? Bagaimana mungkin? Apa yang perlu ia cemaskan?

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu