Pergilah Suamiku - Bab 175 Gunung Longsor

Rumah lama Keluarga Bo.

Setelah Yonas setuju untuk menyembunyikannya dari Elaine, Ibu Bo selalu menunggu di jendela, melipat tangannya dan menunggu Yonas berbicara.

Kurang dari setengah jam setelah telepon ditutup, gunung berguncang dengan keras.

Ibu Bo terguncang saat situasi seperti ini, seketika ekspresi wajahnya berubah.

Dia hampir jatuh. Untungnya, wanita yang selalu berada di sampingnya yaitu Calen, merentangkan tangannya untuk menahan dan membantunya menstabilkan tubuhnya.

"Ma, apakah kamu mau istrirahat?"

Ibu Bo tidak punya pemikiran untuk menjawab kata-kata Calen, wajahnya pucat: "Apa yang terjadi? Bagaimana dengan Bibi Zhang? Bibi Zhang!"

Dia seketika berteriak dan dua kali menyebut nama itu di rumah.

Tiba-tiba, orang-orang yang masih tinggal ditumah lama keluarga Bo, semua merasakannya, semua orang berada di ruang tamu, dan bahkan Yonas keluar dari ruang belajarnya

Bibi Zhang yang mendengar suara Ibu Bo langsung bergegas keluar.

"Apa yang terjadi, mengapa tiba-tiba seperti ini"

Bibi Zhang juga tinggal di rumah lama itu, dia sendiri tidak tahu situasinya. Tentu saja, dia tidak bisa memberi penjelasan Ibu Bo, tetapi dia baru saja menerima telepon dan dia memegang telepon di tangannya. Bibi Zhang mendengarkan dengan kedua telinganya dan ekspresi wajahnya seketika berubah

Menutup telepon, mata Bibi Zhang menghindar, Yonas mengangkat alisnya dan berkata, "Katakan!"

Bibi Zhang melirik ibu Bo yang sedang khawatir.

Ada firasat buruk di hati Ibu Bo, berkata dengan gelisah: "Kamu lihat aku apaan, ada apa bilang!"

"Pak Li, penjaga di kaki gunung, menelepon dan mengatakan bahwa gunung itu longsor ..."

Tubuh Ibu Bo seketika melemah, dan wajahnya memucat di lengan Calen.

"Bu!"

Setelah melihat ini, Bibi Zhang membisikan sesuatu, dan buru-buru mengulurkan tangan untuk menahan tubuh Ibu Bo, dan berkata, "Nyonya, jangan khawatir dulu, kata Pak Li, ini adalah Kawasan Hutan Batu."

"Itu jalan kecil, Tuan Muda dan Nyonya Muda keempat harusnya tidak akan lewat situ! kalau mereka lewat jalan besar harusnya melalui daerah Hutan Maple dan daerah Hutan Maple sementara ini tidak masalah."

Bahkan ketika Bibi Zhang sudah menjelaskannya, Ekspresi Ibu Bo masih terlihat buruk.

"Nyonya, jangan khawatir, Tuan Muda juga tahu jalan itu, hampir tidak ada orang yang lewat sepanjang tahun itu dan sangat kotor. Tuan Muda adalah orang yang begitu suka kebersihan pasti tidak akan melewatinya"

"Kamu harus menjaga kesehatanmu, mari kita tunggu Tuan Muda kembali bersama!"

Ibu Bo yang mendengarnya hampir menangis, jangan khawatir?

Bagaimana dia tidak khawatir, Dave adalah putra satu-satunya!

Jika sesuatu terjadi padanya, dia tidak akan mau hidup!

Dengan berlinangan air mata, Ibu Bo mengepalkan jari tangannya dengan jengkel. Karena kondisinya, situasi di ruang tamu agak berat untuk sementara waktu.

Bahkan, ketika David Bo meninggal, Ibu Bo shock dan langsung di bawa ke ICU.

Dia benar-benar tidak tahan dengan pukulan itu, bahkan wajah Yonas berubah, pembululuh darah di tangannya terlihat, dan mulutnya menenangkan ibu Bo: "Tika, aku tidak berpikir apa pun akan terjadi pada mereka berdua, kamu ...... "

"Kamu tidak perlu berbohong!"

Ibu Bo menyela kata-kata Yonas dengan wajah pucat: "Jika kamu tidak membiarkan anakku tinggal sana, Dave akan menemaniku untuk minum teh sore ini di rumah!"

"Dave masih belum jelas keberadaanya dan kamu hanya memikirikan Elaine dan putrinya yang baik-baik saja!"

Ibu Bo mengulurkan tangan dan mendorong Yonas. Calen dan Nia saling melihat dan bertukar pandang. Nia berkata, "Ma, jangan salahkan papa dalam masalah ini, bukankah kamu harus menyalahkan adik keempat? Dia sangat ingin memaksa mencari anak!"

"Dia tidak masuk akal, tidak usah peduli padanya."

Mereka tidak berpikir itu masalah besar dan ada sedikit kecenderungan untuk memprovokasi, lalu Yonas memelototi mereka.

"Diam!"

Jari-jari Ibu Bo menggigil dan hatinya diam-diam sangat membenci Elaine dan para penculiknya.

Jika para penculik tidak membawa Reece pergi, atau jika Elaine harus tinggal dan mencari Reece, Dave baru mengalami keaadan yang berbahaya?

Dia menenangkan diri dan melambaikan tangan ke Bibi Zhang, berkata, "Berikan teleponmu, aku ingin menelepon polisi!"

Bibi Zhang tidak berani menolak dan menyerahkannya secara langsung.

Ibu Bo menelepon polisi, dan begitu mendengar tentang runtuhnya gunung, petugas polisi langsung menjawab panggilan.

"Kami telah menerima panggilan telepon yang mengatakan bahwa ada korban di gunung, dan polisi telah di tiba di sana."

Setelah mendengar tentang adanya korban, Ibu Bo terkejut untuk sementara waktu.

Elaine dan Dave adalah satu-satunya orang yang tersisa di gunung saat kejadian seperti ini.

Tidak peduli siapa yang terluka atau terbunuh, Ibu Bo tidak sanggup menanggungnya.

"Bu, apakah kamu keluarga korban? Tolong jangan bertindak gegabah, tunggu saja kabar di rumah....."

Ibu Bo takut dengan kata-kata "keluarga korban", dan dia mulai berbicara secara tidak jelas ketika dia berbicara di telepon: "Tidak!"

"Dave tidak akan berada dalam masalah! Orang-orang yang terjebak oleh runtuhan gunung adalah orang-orang dari keluarga Bo, anak kami satu-satunya, kamu harus menyelamatkannya!"

"Tika!"

Yonas mengulurkan tangan dan mengambil alih ponsel di tangan istrinya, dan memberikannya ke Bibi Zhang, dengan ekspresi dingin, dan berkata dengan marah: "Polisi menangani kasus ini, demi masalah ini bukan demi orangnya, kamu menekan buat apa ? "

Emosi Ibu Bo semakin tinggi dan berkata: "Kamu hebat, kamu orang paling baik di negara ini, putramu sudah mati, bahkan tidak mengedipkan matamu. Aku tidak berdarah dingin sepertimu!"

Memegang wajahnya dengan kedua tangan, dia berdebat dengan Yonas.

Di sini, Bibi Zhang sudah selesai bicara dengan polisi dan menutup telepon.

Ibu Bo tidak kuat untuk menstabilkan tubuhnya, "Tidak, aku harus menemukan Dave."

"Tika!"

Ibu Bo bergegas keluar membawa sebuah payung, Yonas marah dan semakin marah, mengejarnya dengan membawa sebuah payung.

Jarak antara rumah lama keluarga Bo dan gunung tempat longsor itu tidak terlalu jauh. Ibu Bo melihat barisan polisi yang menarik perhatian.

Langkahnya ke depan dihentikan oleh petugas, "Jalan menuju gunung telah diblokir, dan itu terlalu berbahaya. Kami menerima instruksi dari atas bahwa tidak ada yang boleh memasuki area gunung."

Ibu Bo mengambil telepon genggamnya dan segera menelepon Dave.

"Jawab! Jawab teleponnya!"

Dia melakukan beberapa panggilan, tetapi Dave tidak ada kabar sama sekali.

Ada korban dalam kata-kata polisi, itu berubah menjadi mimpi buruk. Tertinggal dalam hati Ibu Bo, menusuk dijantung Ibu Bo, berdiri diantara angin dan hujan, dia dikenal sebagai orang yang bisa berpikir rasional, pikirannya yang jika ditarik sampai ekstrim pun tidak akan hancur, sekarang akhirnya hancur.

Pada saat itu, dia duduk di pintu masuk gunung dan menangis dengan sedih.

Dia hanya tersisa seorang putra Dave!

Mengapa hidupnya begitu buruk?

Setelah Ibu Bo berlari menggunakan payung, hanya tersisa tiga orang di rumah lama keluarga Bo.

Nia melihat Wini dengan tatapan tidak nyaman. Dia melihatnya ke arahnya dan berkata, "Bukankah kakak pertama mencintai mertua? Mengapa kamu tidak pergi mencari adik Bo keempat?"

Wini: "..."

Calen menutup mulut, berbicara sekarang dalam situasi ini, siapa pun yang pergi akan mati!

Bagaimana bisa Wini keluar?

Bibirnya berkedut, dan dia tidak percaya. Dengan bencana alam yang begitu besar, Elaine bisa lolos tanpa terluka.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu