Pergilah Suamiku - Bab 109 Dave, Aku Bisa Mengulur, Ibu Tidak Mampu

Saat Dave melempar dompet, karena dengan kuat menahan amarah dalam hati, kekuatannya tidak terkontrol dengan baik, terbuang jauh, kancing bulat berbahan emas memukul lengan Elaine yang putih, jadi merah.

Elaine kesakitan dan menarik tangan kecilya, langsung dengan cepat berdiri dari lantai, dia tidak berbicara, berjalan ke samping Dave dan menjongkok, mengunci dengan kuat pergelangan tangan pria itu, berpikir mau melepaskan secara paksa jam tangan itu!

Kobaran api seketika meredam, angin kuat dan hujan lebat mulai berdatangan di mata Dave, secara reflek menarik tangannya, Elaine mengerahkan tenaga yang kuat, saat keduanya saling tarik-menarik, mengenai luka di belakang punggung Dave.

Tiba-tiba Dave menarik nafas, tubuh tinggi dan besar bergetar yang tak terdeteksi, Dave juga tak peduli dengan rasa sakitnya, berkata:

“Elaine, aku bilang sekali lagi, jam tangan ini tidak boleh!”

Harta yang dimiliki Dave tak ternilai, semua kartu atm yang ada di dompetnya semua merupakan kartu yang diberikan sendiri oleh bank ke dia, kartu black yang tak ada batas untuk sedunia!

Sembarang satu kartu saja, bernilai lebih dari jam tangan ini!

Saat barang itu diambil keluar, Elaine malah sedikit senyum saja tidak ada!

Dia hanya bisa mengunci erat pergelangan tangan Elaine, tenaga yang kuat itu, seakan mau meremukan tulang Elaine saja!

Elaine hanya merasa sakitnya itu, menyobek jantung dan meretakkan paru-paru melebar sampai ke dalam hatinya!

“Aku hanya mau jam tangan ini!”

Wanita itu mengulangi sekali lagi, keras kepala yang jarang terjadi, di dalam mata yang bersinar, dalam biji mata yang hitam semua adalah bayangan Dave:

“Dave, barang yang kamu anggap penting terlalu sedikit, jam tangan ini merupakan salah satunya! Hanya dengan mendapatkannya, aku baru tidak khawatir kamu bisa mengungkiri!

Kentut!

Elaine mengatakannya dengan sok serius!

Siapa yang tahu di hatinya memikirkan apa?

Barang yang dia anggap penting sedikit? Bukannya masih juga dimusnakan oleh dia Elaine!

Dave mengunci erat jam tangan di pergelangan tangannya, karena dua orang tarik-menarik pergelangan yang kuat dan kokoh, membuat pergelangan tangan tergores beberapa goresan merah!

Dave seakan tidak merasa sakit saja, wajah yang pucat karen marah, dilapisi dengan lapisan merah tipis, merasakan Elaine melajutkan gerakan untuk melepaskan jam, dengan suara rendah, “Elaine, beraninya kamu!”

Elaine menggigit kelopak bibir, pria itu mengunci jam tangan dengan sangat kencang, wanita itu hanya ada dua jari, yang menarik kuat jam tangan, kedua orang terus bersih keras, sorotan mata Dave seperti sebuah pedang yang sangat berat, menahan di hatinya, menggores hatinya penuh dengan luka!

Dave menghirup nafas, menunduk dan melihat sebentar jam tangan, hatinya tertusuk kembali, dia tiba-tiba mengeluarkan suara tawa, berkata: “Dave, kelihatan, kamu biasanya juga terbilang sangat melindungi dan menjaga jam tangan ini, aku ini orangnya, gerakan tanganku tidak bisa terkontrol kasar halusnya….”

“Kalau saja meninggalkan sebuah bekat di jam, kamu jangan menyalahkan aku!”

Perkataan Elaine, dikatakan membuat Dave merasa jijik!

Ini adalah jam tangan yang dihadiahkan oleh Jenny ke dia, meninggalkan bekat dari dia Elaine, apa maksudnya?

Wanita itu sudah pasti bahwa pria itu membencinya, demi memaksa pria itu menurut, hingga dirinya sendiri juga dipergunakan!?

Masih hal apalagi yang dia Elaine tidak berani lakukan?

Dave menggeram, per kata berhenti: “Lepas, tangan!”

Sudah menebak bahwa Dave tidak berani bersih keras dan mundur, sorotan mata Elaine yang dingin menyoroti lawannya.

Dalam matanya tertutup selapis air embun, membuat sepasang matanya yang bisa membohongi orang itu, terlihat luar biasa membuat orang tersentuh!

Sikap Dave terhadap Jenny, membuat wanita itu tidak bisa menghindari untuk bersedih!

Wanita itu meremas erat jam tangan, di atas pergelangan tangan ditimpa dengan telapak tangan Dave yang besar, ujung jari yang kasar melindas membuat kulit pergelangan tangan Elaine menjadi sakit!

Suhu yang tidak karuan pada kulit mereka berdua yang bersentuhan meninggi, terakhir meneteskan keluar sedikit butiran keringat.

Suasana di antara mereka berdua tenang kembali, suara di ruang tamu semakin banyak, semakin kacau.

“Ma, mana obatmu? Kamu makan obat dulu, jangan merajuk dengan ayah lagi ok?”

Itu suara Wini, begitu dia selesai mengatakan, perkataan Reece langsung melanjutkan: “Nenek, aku tahu kamu khawatir dengan ayah, tapi ibuku bilang ayah adalah seorang pahlawan hebat, tidak akan terjadi apa-apa dengannya!”

Pahlawan, kata ini sungguh cukup mencemooh!

Pahlawan mana yang bisa ditahan oleh wanita, melakukan hal yang tak diinginkan, mengatakan perkataan yang tidak ingin dikatakan?

Sorotan mata Dave berpindah ke wajah Elaine, keahliannya berbohong tanpa mengedipkan mata, sungguh hebat sama seperti dulu!

“Dave, kamu sudah kedengaran, aku dan kamu mampu untuk mengulur waktu, ibu dan kamu tidak mampu, ayah sudah mau kembali lagi, kamu kalau masih tidak menyetujui, tunggu ayah masuk, semuanya sudah terlambat!”

Dave melototi Elaine sebentar, bibir terjahit erat dan merapat menjadi satu lengkungan, menekan dengan kuat kemarahan dalam hati.

“Kamu pergi minta maaf ke sepasang mertua, lalu aku kembalikan jam tangan ini ke kamu!”

Sorotan mata Elaine yang bersinar melihat Dave, jarak keduanya sangat dekat, nafas merajut menjdi satu, sama sekali tidak ada jejak pasangan yang berstatus tak jelas!

Tenaga yang menimpa di tangan Elaine melonggar, meski tidak melepaskan, tapi Elaine malah merasakan sikap Dave melembut.

Elaine menggerakkan tangan, menghempaskan tangan Dave, mengunci pergelangan tangannya, melepaskan dan mengambil jam tangan dari tangan Dave.

Dia dengan berhati-hati menggenggam jam di dalam telapak tangan, di wajahnya mengait sebuah ekspresi yang ingin menangis dan juga ingin tersenyum, banyak sekali perasaan dalam hati menyebar keluar, menyerang Elaine sampai hampir tidak bisa menahan air mata yang menyerbu ke ujung hidung.

Dave sangat terganggu melihatnya, membuang muka, melihat barang lain di ruang baca.

Pria itu tahu pertemanan antara Elaine dan Jenny sudah lama hancur menjadi serpihan, dia tidak menyukai Jenny, memegang barang petanda cinta dia dan Jenny, dalam hatinya mungkin saja benci bukan main!

Di hadapannya berpura-pura seperti ini untuk dia lihat apa maksudnya?

Apa sungguh menganggapnya sebagai orang bodoh?

Dave menahan nafas di tenggorokan, menjulurkan tangan dengan cemas dan menggaruk rambut sebentar.

Gerakan pria itu selanjutnya, rambut hitam yang melekat menjadi kacau balau bukan main, tidak hanya tidak mengurangi ketampanan Dave, malah membuat pria itu terlihat semakin bertambah seksi.

Elaine menyimpan jam tangan, baru berdiri dari lantai, membungkukkan setengah badan menepuk-nepuk dirinya yang kusut, dan juga debu yang menempel di tubuhnya, saat bertengkar dengan Dave.

Setelah usai melakukan seruntutan gerakan, Elaine baru melihat mata Dave yang terluka, berkata:

“Kamu tenang saja, setelah masalah beres, aku bisa kembalikan ke kamu.”

Ini adalah untuk kedua kalinya Elaine mengulang perkataan ini, perkataan ini kedengarannya sangat serius, tapi di mata Dave, sama sekali tidak bisa dipercaya!

Dia juga belum memindahkan pandangan mata ke wajah Elaine, malah menjulurkan tangan, menunjuk ke pintu ruang baca, sangat datar dan dingin memuntahkan satu kata:

“Pergi!”

Mata Elaine ingin meneteskan air mata, dan dengan sangat cepat menahannya lagi, tujuannya sudah kesampaian, dia juga tidak enggan untuk pergi, sama sekali tidak bimbang keluar dari pintu besar ruang baca.

Elaine merapatkan pintu, ibu Bo dengan gerakan yang perlahan, dari sofa berdiri, paras wajahnya dan kelopak bibir luar biasa pucat….. tapi setelah kelihatan wanita itu, ibu Bo yang masih menopang tangan Calen, tergesa-gesa berjalan kemari.

Usia ibu Bo tidak muda lagi, mata bagian bawahnya agak merah, melihat dia seperti ini, sungguh membuat orang tersentuh.

“Bagaimana dengan Dave? Apa kalian sudah berdiskusi dengan baik?”

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu