Pergilah Suamiku - Bab 141 Aku Sengaja Memberi Anakmu Makan Tiga Mangkuk Es Krim

Kelopak mata Elaine bergerak, tatapannya jatuh pada badan Dave, dia duduk, senyuman di sudut bibirnya gelap, awalnya suasana yang tenang, karena perkataan Dave, suasana itu menjadi sangat gugup.

Tampaknya orang yang memicu.

“Aku dan John sedang menyelesaikan sebuah laporan, banyak informasi di dapartemen hubungan masyarakat, aku buru-buru keluar, jadi tidak membawanya, kemudian masalah pekerjaan dan masalah Reece adalah dua masalah yang berbeda.”

Dave tersenyum dingin.

Dua masalah yang berbeda?

Laporan atau tidaknya, Dave tidak tahu, tapi dia melihat Elaine berbicara dengan John selama setengah jam.

Jelas tahu Dave tidak pernah menjaga anak, Elaine juga tidak memberitahukannya untuk tidak memberi makanan dingin kepada Reece.

Elaine tidak mengikuti mereka, terjadi sesuatu menjadi tanggung jawab Dave kah?

“Iya! Aku memberi tiga mangkuk es krim untuk anakmu, aku tidak senang denganmu, aku sengaja melakukannya! Bisakah?”

Mata Elaine merah, apa yang membuat Dave merasa tidak puas dengannya? Bukankah semua itu karena jam tangan Jenny Lin?

“Dave, jika kamu merasa tidak puas denganku, kamu bisa mencariku, Reece masih anak kecil…”

“HEH!”

Dave tersenyum dingin, dia memotong perkataan Elaine.

“Bagaimana mungkin aku berani melawan Direktur Qin? Selalu ingin menghacurkan jam tangan Jenny, atau pulang dan mengeluh pada orang tua, semua ini sudah bisa mengambil nyawaku!”

Perkataan Dave, terdengar sedikit ironi, menusuk hati Elaine dan membuatnya mengigit bibir bawah dengan erat.

Bibir Elaine menjadi merah, setelah ada gerakan dari Elaine, dia langsung mengigit bibirnya, mata Elaine terlihat merah, meski tidak ada air mata, tapi ini terlihat sangat kasihan dibandingkan dengan menangis.

Dave semakin tidak tenang.

Itu Elaine yang menggoda pria dulu, meninggalkan anaknya dan menyuruh Dave membawa, semua ini juga karena Elaine membesarkan anaknya begitu lemah, dia ingin melemparkan semua kesalahan kepada Dave kah?

Dia mengangkat tangan dan melemparkan majalah ke atas meja, kemudian tiba-tiba berdiri dari sofa, berjalan ke luar dengan langkah besar!

“papa, mama…”

Saat melangkah keluar, terdengar suara lemah Reece, ini menghentikan langkah kaki Dave.

“Reece?”

Elaine bersandar di samping bangsal, dia melihat Reece.

Kelopok mata Elaine terangkat, tidak melihat Dave, matanya dipenuhi dengan air mata.

“mama, apakah papa pergi kerja lagi?”

Kerinduan Reece terhadap papanya terlalu dalam, ini membuat Elaine hampir menangis.

Tidak bisa dikendalikan, Elaine berjalan keluar, melihat Dave belum pergi, dia merasa sedikit kaget, tapi seperti menemukan pertolongan, Elaine berkata dengan nada rendah: “Tidak, papa belum pergi.”

Reece menekan sudut bibirnya, tersenyum lemah: “mama, aku mendengar kamu sedang bertengkar dengan papa.”

“Aku yang ingin makan es krim, aku terlalu pengen, jangan menyalahkan papa.”

“mama, jangan marah pada papa lagi, okey?”

Hati Elaine muncul rasa sedih lagi, sepasang matanya yang gelap tiba-tiba menjadi terang.

Reece melirik ke arah Dave, mengunakan nada yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua: “mama, jangan biarkan papa pergi, okey? Aku tidak ingin hanya bisa melihat papa sekali dalam waktu yang panjang.”

Hati Elaine seperti ditahan oleh satu tangan besar, rasanya pengap dan sakit, membuat Elaine Nie sangat tidak nyaman.

Meskipun Reece masih kecil, tapi dia tahu, Dave berbeda dengan papa anak-anak lain!

Dia bisa melihat dan merasakannya.

Elaine selalu merasa, dongeng yang disampaikan dirinya kepda Reece, jika Reece melangkah maju, semuanya akan terbongkar!

Perasaan yang sangat bahaya itu, membuat Elaine merinding dan pemikirannya menjadi kacau.

“Baik, aku akan menyuruh papamu tidak perlu pergi.”

Tatapan Reece menjadi terang, Elaine tidak langsung berdiri, dia mengulurkan tangan dan mengusah dahinya, berkata dengan nada rendah: “Kedepannya jangan makan begitu banyak makanan dingin, mengerti?”

Melihat Reece sedang sakit, nada suara Elaine juga tidak begitu tegas.

Reece mengangguk, Elaine berdiri dan berjalan ke luar.

Dave berdiri di posisi yang silau, Elaine tidak bisa melihat jelas ekspresi wajahnya.

“Dave, apakah malam ini bisa menemani Reece?”

Elaine tidak mengerti, Dave baru saja terlihat sangat marah, kenapa berjalan sampai pintu, dia malah berhenti.

Jadi, saat Elaine bertanya, nada suaranya terdengar sedikit khawatir.

Dave menyalakan sebatang rokok, setelah mendengar perkataan Elaine, dia mengeluarkan asap rokok, tatapan Elaine menjadi sangat kabur.

Dia tersenyum dulu, kemudian berkata dengan nada dingin: “Direktur Qin, kamu meninggalkanku untuk tidur semalaman?”

Tubuh Elaine tiba-tiba menjadi kaku.

“Reece sedang sakit, dia tidak bisa meninggalkan papa, aku mengaku perkataanku sebelumnya sedikit kasar, aku meminta maaf.” Elaine mengedipkan mata, dia berkata dengan nada rendah: “Anak masih kecil, tolonglah, tinggal di sini dan menemaninya, okey?”

Sudut bibir Dave terangkat.

“Kalau aku tidak setuju? Kamu akan mengancamku dengan menggunakan jam tangan Jenny?”

“Iya.” Elaine mengangguk dan menjawab tanpa berpikir lama.

Setelah berkata, ponsel Dave berdering, dia tidak melihat nomor panggilan dan langsung menutup panggilan itu.

Elaine melangkah maju, berkata dengan nada rendah: “Dan, agar tidak menganggu Reece beristirahat, ponsel kita berdua harus diatur mode diam.”

Asap rokok depan Dave menyebar luas, tatapan dingin dan tajam seperti seekor ular racun.

Elaine pikir Dave akan marah lagi, dia tiba-tiba memasukkan rokok ke dalam mulut, mengangkat tangan dan melihat jam tangan.

Dia mengganti jam tangan, dari ekspresi Dave melihat jam tangan, dia sangat tidak terbiasa dengan jam tangan ini.

Namun, Dave menahan depresi di dalam hatinya, berbalik badan dan masuk, saat berjalan, bahunya bertabrakan dengan tubuh Elaine.

Tubuh Dave sangat kuat, tabrakan ini membuat lengan Elaine mati rasa.

Setelah kembali ke ruang inap, Dave melemparkan ponselnya ke Elaine, dia tidak duduk di atas sofa, tapi dia membuka sepatu, menyilangkan kedua kaki, dan duduk di samping bangsal.

Reece hanya perlu mendongak dan sudah bisa melihatnya.

Sudah memastikan bahwa Dave tidak akan pergi, Reece baru memejamkan mata dan tidur.

Reece jarang sakit, kali ini, terlihat jelas sedikit parah, saat makan malam, suhu tubuhnya tidak turun, tapi malah naik.

Reece sedikit lebih manja dari biasanya.

Kondisi Reece tidak stabil, Dave melihatnya dan tiba-tiba mengingat saat membeli es krim untuknya.

Reece mengatakan bahwa Elaine tidak suka dia makan es krim.

Sekarang memikirkannya lagi, mungkin karena takut Reece sakit.

Dave semakin merasa bersalah.

Bahkan Elaine menyuruhnya untuk memberi obat kepada Reece, meski dia sedikit tidak bersedia, tapi dia tetap menggulurkan tangan dan mengambi obat itu.

Di dalam gelas ada air panas, ada pil di dalam obat Reece yang diresepkan oleh dokter, Dave berkata dengan nada dingin: “Ayo, makan obat.”

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu