Pergilah Suamiku - Bab 139 Nona Bo

Mata Dave menggelap.

Jika hanya anak kecil biasa, pasti akan mulai memakannya sendiri terlebih dahulu! Tidak terpikirkan anak kecil ini sangat cerdas.

Tubuhnya bersandar dan suaranya berat, “ Kamu makan sendiri.”

Reece mematuhinya, menarik tangannya dan memasukkan es krim ke mulutnya.

Dia menyipitkan matanya dan ekspresi di wajah mungilnya sama persis dengan Garfield di depannya.

***(Garfield = kucing kartun)***

Sudut bibir Dave bergerak, ujung jarinya berada di atas kotak rokok, sendok kecil tiba-tiba muncul di depan wajahnya.

“ papa, ayo kita makan bersama.”

Reece melirik tangan besar yang memegang kotak rokok, menambahkan, “ Kata mama, merokok berbahaya bagi kesehatan, temani aku makan es krim saja.”

Dave: “……”

Dia memiringkan penglihatannya dan melirik benda di depan Reece.

Berwarna-warni, meskipun ada pendingin ruangan di ruangan, tetapi sebagian tetap meleleh.

Ekspresinya menggelap, dari awal tidak ada keinginan untuk menerima sendok kecil itu.

Siapa yang mau ikut bocah kecil ini memakan benda yang sangat kotor itu?

“papa, kamu tenang saja, aku tidak akan beritahu mama.”

Dave mengerutkan keningnya, menjulurkan tangan menerima sendok kecil itu, dengan berat hati menyendok es krim yang paling dekat dengannya.

Kesejukan mencair di mulutnya, menghilangkan rasa panas yang ada di tubuhnya.

Ada banyak makanan ringan di toko itu, Reece meminta sangat banyak. Berbagai macam kue seperti kue jeli dan lainnya tersebar di atas meja. Bahkan tidak ada tempat untuk Dave meletakkan tangannya.

Dia mengerutkan kening, teleponnya bordering.

Pesan dari Elsa Xu, berisi video konsep departemen Litbang.

Dia melilik Reece yang sedang makan, menggerakkan ujung jarinya membuka pesan.

Video itu sangat singkat, sekitar lima menit, Dave selalu serius dengan pekerjaannya. Video yang tidak menarik. Dia berada di toko es krim yang berisik.

Setelah menonton video, dia mengangkat kepala, tempat duduk di depannya sudah kosong.

Pupil mata Dave tiba-tiba mengecil, dengan cepat berdiri, melihat sekeliling, dan akhirnya menemukan Reece di luar toko tersebut.

Di dalam hatinya, lapisan api menyala.

Baru saja memuji Reece sangat cerdas, tidak sampai lima menit, sifat aslinya sudah keluar.

Ada begitu banyak orang di taman bermain, dia berani sembarangan lari!

Apakah ini kelakuan buruk dari Elaine?!

Kalau anak itu hilang, bukanlah tanggung jawab Dave!

Dia membuka pintu toko, dengan langkah lebar berjalan ke arah Reece, di sampingnya berdiri seorang anak laki-laki yang terlihat seumuran.

Sepertinya dia terjatuh, pakaiannya terlihat sangat kotor sampai tidak terlihat wujud aslinya, wajah yang kotor dan dipenuhi oleh ingus dan air mata.

Langkah Dave terhenti, terbiasa melihat Reece yang sangat bersih dirapikan oleh Elaine, selamat tinggal pada anak seperti itu, dia mengerutkan kening.

Reece tidak menyadari Dave mendekatinya, dia menggenggam sebuah kue di tangannya dan sendok kecil di jarinya, menyuapi bocah itu, berbisik, “Kamu jangan takut, aku akan menemanimu menunggu mamamu.”

“Jangan menangis lagi, kue ini sangat enak, coba saja!”

Reece berdiri di depan bocah itu, dia sendiri hanya anak berumur 3 tahun, bahkan memegang kue dan membujuk anak seusianya.

Adegan yang terlihat lucu, bagaimana pun Dave sedikit menahan tawa.

Pelayan yang berdiri di samping melihatnya keluar, tersenyum dan berkata, “Maaf Tuan Bo, anak ini kehilangan mamanya, tadi ia juga terjatuh dan menangis sangat kencang, terima kasih banyak Nona Bo!”

Nona Bo?

Mata Dave penyipit, banyak perasaan yang bergejolak dalam hatinya, pelayan berkata lagi, “Tuan Bo, anda mendidik Nona Bo dengan sangat baik. Saya baru pertama kali bertemu anak secerdasnya.”

“Anak-anak biasanya sangat posesif terhadap barang-barang milik mereka, tetapi Nona Bo malah bersedia membagikan makanannya kepada anak-anak lain, sangat baik……”

Telinga Dave berdengung, merasa pelayan itu berisik, tetapi mendengar dia memuji Reece, perasaannya berubah menjadi sangat aneh.

Nona Bo yang dibicarakan adalah Reece?

Nafasnya tercegat.

Bukan, dia bukanlah anaknya, sama sekali bukan bermarga Bo!

Selain itu, bukan dia yang mengajari Reece. Ini juga bukan sepenuhnya baik, dia penuh dengan ide-ide jahat, juga telah merobek fotonya dengan Jenny.

Dave hendak menyangkal, tidak jauh dari sana, seorang wanita yang menangis tersedu-sedu berlari kemari, memeluk dan mengecup anak laki-laki itu. Kemudian, ia berjalan ke depan Dave dan berterima kasih padanya!

“Tuan, ini pasti putri anda, terima kasih, terima kasih banyak… Anda sungguh sangat luar biasa, dapat mendidik putri yang luar biasa.”

“Kalau anak saya bisa seperti putri anda begitu pengertian, hari ini juga tidak akan terpisah dari saya!”

Dave meremas pangkal alisnya, tiba-tiba merasa kepalanya sakit.

“papa, aku……”

Kalau bukan wanita itu berterima kasih kepada Dave, Reece tidak akan menyadari kehadiran Dave.

Meskipun dia dan Dave tidak rukun beberapa hari, tetapi sejak kecil dia hanya memiliki seorang mama, sejak awal memiliki kemampuan untuk memahami gerak-gerik orang lain. Meski Dave terlihat biasa saja, tetapi tubuhnya tetap sedikit gemetar.

Dia mengulurkan tangan menarik ujung pakaian Dave, ketika tidak ada orang di sekitar, dia baru berani mengangkat kepala dan bertanya, “papa, apakah kamu marah ?”

Dave memandangnya sekejap, tidak menyahutnya, kue kecil di tangannya sudah ia berikan kepada bocah tadi, masih ada krim yang terisa di uung jarinya yang lembut, seharusnya diperoleh saat menyuapi bocah tadi.

Dave membersihkannya dengan tisu, raut mukanya yang terlihat jelas, malah menjadi semakin suram.

Dia berjongkok di sampingnya, Reece mengulurkan tangan di leher Dave dan menarik senyum manis di wajahnya.

“papa, aku tahu kamu juga pasti setuju dengan perbuatanku.”

Dave: “……”

Dia mengulurkan tangan ke pinggang Reece dan mengangkatnya dari tanah, garis-garis wajahnya menegang, nada suara seperti biasanya, dengan dinginnya, berkata, “sembarangan lari lagi, aku tidak akan menghiraukanmu lagi.”

“ Hee hee.”

Reece tidak takut sedikit pun tidak takut, bahkan tertawa dengan keras. Dia tumbuh dengan sangat baik, tawanya seperti sebuah kue kecil yang lembut, sangat manis, yang langsung dapat menembus ke dalam hati orang-orang.

Dave yang mulai merasa tidak nyaman, mendengus dengan dinginnya.

Dia bukannya sedang memujinya, juga tidak tahu apa yang membuat bocah kecil ini bahagia seperti orang bodoh.

Kalau bukan karena takut Elaine mati-matian bertarung dengannya, dia tidak akan repot-repot mengurusi bocah ini.

Baru saja berjalan dua langkap dengan Reece dalam pelukannya, senyum di wajah gadis itu membeku dan manik-manik keringat tiba-tiba mengalir dari dahinya. Dengan satu tangan memegang perutnya, ia berkata, “papa…… perutku sakit!”

Mendengar suara itu, Dave menolehkan kepala, wajah kecil Reece terlihat pucat seperti selembar kertas dan air mata mengalir dari mata hitamnya yang gelap.

Reece menggigit bibirnya, membungkukkan badan dalam pelukannya, seperti menahan rasa sakit, “papa, sakit perut……huu..huu..”

Dave tampak seperti merasakan sakit yang dirasakan Reece, memeluknya erat, alisnya mengkerut, dia membuka mulutnya dengan serak bersuara, “Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba sakit perut?”

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu