Pergilah Suamiku - BAB 156 Hari Peringatan Abang Ketiga

Sama, Reece terlambat, mungkin dia juga bisa terlambat bekerja!

Kata-kata di belakang, Elaine tidak mengatakan, Dave juga bisa menebak.

Tapi kata-kata Elaine, Dave tidak peduli!

“Sebelumnya aku pernah bilang, sekretarisku, dibayar mahal, bukan untuk diperintah olehmu!”

Dave menjadi agresif, Elaine hampir mengira, apakah dia tahu kejadian kemarin malam, dia menendang dirinya dari atas kasur!

Elaine tidak berdaya dipersulit oleh Dave, “Aku pergi membelikanmu pakaian di toko sebelah, kamu lihat apakah bisa begini, Presdir Bo?”

Dave mengangguk.

Elaine memberi pesan kepada Reece, akan kembali dengan cepat.

Satu helai kemeja, dan satu buah celana.

Dave membawa baju untuk di ganti ditoilet, bibirnya tertutup rapat.

Pakaiannya sangat cocok, potongannya pas, sangat cocok dengan tubuh Dave, seperti Elaine pernah mengukur tubuhnya.

Gaya kemeja sangat sederhana, bisa dilihat, selera Elaine bagus, juga tidak karena buru-buru, membeli dengan suka hati.

Dan kemarin malam, Elaine berkata tidak akan menyukai dia lagi.

Memegang baju ditubuhnya, tahu dengan jelas ukuran tubuhnya, jika Elaine tidak menyukai dia, apakah tidak normal?

Dia memasang wajah gelapnya, keluar dari dalam toilet.

Elaine sudah mengganti pakaian Reece, melihat dia, mata Reece bersinar:”Papa, hari ini kamu sangat tampan!”

Dave memiringkan sudut bibirnya, sedikit menyindir.

“Direktur Qin, apakah uang yang ayahku berikan kurang? Sesuka hati membeli barang murahan kepadaku!”

Elaine:”....”

Dia tahu Dave sangat memperhatikan gaya berpakaian, dengan khusus memilih baju bermerk untuknya.

Satu helai kemeja, harganya sampai 7 digit.

Dave meremehkan tidak apa-apa, tapi malah masih mengatakan barang murahan?

“Atau, perusahaan Bo memotong gaji Direktur Qin, membuatmu tidak mampu membeli pakaian yang layak!”

“Perusahaan ada atau tidak memotong gajiku, aku kira Presdir Bo tahu dengan jelas!”

Mata Elaine berkedut, wajahnya tidak ada ekspresi, tiba-tiba menerima ekspresi dinginnya, dalam kepala Dave, teringat kejadian dia menghilangkan satu nol di bonus Elaine...

Dave tiba-tiba merasa bersalah.

Di perusahaan bonus Elaine paling tinggi, dia tanpa berdiskusi, langsung menghilangkan!

Dan lagi, ada dukungan dari orang tua, Elaine bisa kehilangan sedikit uang itu!

Elaine menggendong Reece turun dari kasur, tidak berkata satu kata pun.

Dave baru saja ingin marah, ponsel yang diletakkan di atas meja berdering.

Dia tidak melihat, langsung menjawab.

“Ada masalah?”

Nada suara Dave dingin, suara dalam ponsel terdengar hening beberapa saat:”Bangsat! Cepat kembali kerumah!”

Dave melihat ke layar ponsel, baru menyadari yang menelepon adalah Yonas.

“Untuk apa sekarang kembali? Apa aku tidak perlu kerja lagi?”

Dave selalu memiliki kemampuan itu, satu kata saja bisa membuat orang mengigil, orang yang berbicara ditelepon tiba-tiba berubah.

Menghadapi putra tunggalnya, Nyonya Bo tidak menyalahkan seperti Yonas.

“Dave, kamu lupa? Hari ini hari peringatan abang ketigamu! Walau bagaimanapun, kamu dan Elaine kembali dulu!”

“Lupa?! Aku lihat pikiran kamu terus berada bagaimana menyiksa Elaine, anak sial ini!”

Nyonya Bo selesai berkata, di telepon masih terdengar suara marah Yonas.

Ujung mata Dave berkedut, Nyonya Bo.

Merendahkan suara berkata:”Dave, kemarin kamu tidak mengangkat telepon, ayahmu sedang emosi, kamu cepat pulang!”

Memutuskan telepon, Dave melirik Elaine yang menggendong Reece berjalan keluar.

Dia berjalan dua langkah lebih cepat, menahan pintu kamar pasien.

Elaine :”Presdir Bo, di toko tidak bisa membeli baju mahal untukmu pakai, aku harap kamu jangan membuat kekacauan, boleh tidak?”

Ekspresi wajah Dave gelap.

Dia di mata Elaine, begitu perhitungan?

Dave merasa tidak nyaman, mengulurkan tangan menggendong Reece dari tangan Elaine:”Telepon ambil cuti, ikut denganku pulang!”

Dave selesai berbicara, berjalan keluar, Elaine sedikit cemas:”Dave, walaupun ingin pulang, sore hari aku temani kamu pergi, banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan...”

“Direktur Qin benar-benar sangat sibuk, bahkan bisa melupakan hari peringatan abang ketiga!”

Elaine tertegun.

Dave melirik dia sekilas, bibirnya tersenyum dingin.

Tahun sebelumnya di hari peringatan David Bo, Elaine bisa menyelesaikan pekerjaannya dua hari sebelum, lalu mengosongkan waktu untuk 1 hari ini.

Tapi tahun ini banyak hal yang terjadi, dan juga, Elaine bukan dewa, sama sekali tidak bisa hadir disemua masalah, menyelesaikan semua masalah.

Dave berkata, Elaine langsung teringat.

Hari peringatan David Bo, adalah hal yang penting, tidak bisa tidak kembali!

Elaine menundukkan kepala, mengambil cuti untuk Reece, Dave menggendong Reece berjalan didepan.

“Papa, apakah kamu kemarin tidur semalaman di lantai, jadi suasana hati tidak baik?”

Wajah Dave terlihat dingin.

Reece tidak takut, dia mengulurkan tangan menarik bibir Dave, berkata sambil tertawa:”Mama sudah bilang, jika wajah terus cemberut akan muncul keriput.”

Dave menggendong Reece sedikit naik, dengan galak menakuti Reece:”Jika ribut lagi, aku akan membuangmu kebawah!”

Alis Reece melengkung, tertawa sambil menghapus keringat di dahi Dave.

“Aku tidak percaya.”

“Papa, apakah kamu bisa lain kali tidak bertengkar dengan mama, walaupun si gendut bilang, suami istri bertengkar adalah hal biasa, tapi saat kalian bertengkar, Reece juga bisa merasa takut!”

Dave berhenti sejenak, lalu melanjutkan berjalan.

Reece dan si gendut baru umur berapa, bagaimana mungkin bisa mengatakan kata-kata seperti ini?

Dave menggunakan sudut matanya, melirik ke arah Elaine.

Apakah Elaine yang mengajarkan?

Elaine ini memang aneh menjadi seorang ibu, tidak ada yang dikerjakan, tidak mengajar putrinya dengan baik, strategi di dirinya, semuanya di ajarkan ke Reece!

Wajah Dave menjadi gelap, tidak menjawab.

Untung saja Reece sudah lama berada disisi Elaine, walaupun Dave menunjukkan wajah dingin, juga tidak merasa sedih.

Dave tidak berbicara, dia menganggap sudah setuju!

Saat Dave dan mereka berdua pulang kerumah, semua orang sudah berkumpul.

Yonas melihat Dave, tiba-tiba berdiri dari sofa:”Anak sial! Ikut aku ke ruang baca!”

Nyonya Bo terkejut dengan kata-kata Yonas.

Kemarin Yonas mengambil cambuk Dave, dan meletakkan di ruang baca, sekarang memanggil Dave ke ruang baca, dia merasa akan ada hal yang tidak baik!

Saat Dave bergerak, langsung ditahan oleh Nyonya Bo, dia melotot kearah Yonas, bertanya:”Apa lagi yang kamu mau?!”

“Masih ingin memukul anakku? Kamu selidiki dengan jelas dulu boleh tidak? Tidak mengangkat telepon bukan anakku seorang saja!”

“Kenapa kamu membela orang luar?!”

Alis Dave mengernyit.

Kemarin malam setelah masuk ke rumah sakit, Elaine yang menyuruh mereka mengecilkan suara ponsel!

Rupanya, dari awal, Elaine wanita sial ini, tidak ada maksud baik!

Sangat jelas tidak cukup melihat dia menerima satu pukulan, ingin membuat Yonas memukul dia untuk kedua kali!

Matanya melihat ke Elaine, tidak bisa dijelaskan.

Saat itu Elaine mengerti pemikiran Dave.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu