Pergilah Suamiku - Bab 125 Mama, Hari Ini Aku Tidak Ingin Pergi ke Sekolah.

Selama bertahun-tahun, Dave benar-benar telah bertumbuh. Dia mulai menjadi orang yang tidak terlalu emosional dan dewasa.

Tapi, semua perubahannya ini tidak ada hubungannya dengan dia!

Perasaan Elaine sedih, dia tertawa masam dan bertanya: “Dave, kamu sudah berjanji padaku kan?”

Setelah kalimat itu dilontarkannya, alis Dave mengkerut. Dia tertawa dingin, tidak terlalu peduli lalu turun ke bawah.

Di koridor lantai tiga, tatapan Elaine terus mengikuti bayangan Dave yang berjalan menjauh. Dalam waktu yang cukup lama, dia menguatkan tubuhnya yang lemah dan akhirnya bisa mengikuti langkah Dave.

Dia tahu bahwa arloji ini membuat Dave merasa terancam dan dia pasti akan berkompromi akan hal ini.Tetapi pada saat itu, Elaine tetap merasa terluka.

Di lantai bawah, Dave turun dengan wajah muram. Dia tidak langsung keluar, baik Yonas maupun mama Dave tidak saling memandang, mereka hanya merasa terkejut.

Dia berdiri di samping tanaman hijau megah di ruangan itu, pandangan wajahnya sayu, ekspresinya tak terlihat begitu jelas.

Elaine segera berjalan turun. Dia menurunkan roknya dan menyapa istri Yonas, lalu membawa Reece keluar dari villa.

Melihat aksinya, Dave berjalan keluar lebih dulu.

Suasana hati Reece tampak sangat terpuruk. Dia berjalan ke ruang terbuka di luar villa, Elaine berjongkok dan bertanya, "Apa yang terjadi pada Reece? Kelihatannya kamu sangat tidak senang?"

“ma, aku tidak ingin pergi ke sekolah hari ini.” Reece mengerutkan keningnya, tangannya menggenggam tali bahu tas sekolahnya yang kecil dengan ekspresi muram.

Sejak dia masih kecil, Reece selalu ikut dengan ibunya, emosinya pun lebih sensitif. Hatinya masih takut mengingat hal kemarin.

Elaine menaikkan sudut bibirnya, lalu mengulurkan tangan dan menepuk Reece. Kemudian berkata, "Reece, bukankah kamu selalu ingin Ayah mengantarmu ke sekolah?"

Mata Reece seketika menyala, dia menjilat ujung lidah nya dan menatap Elaine dengan penuh harapan.

Kekaguman di matanya membuat Elaine merasa sedih lagi.

Namun, mengingat perkataannya yang menyuruh Dave untuk mengantarnya ke sekolah, putrinya langsung sangat berhati-hati.

Bagaimanapun, dia terlalu lemah karena tidak bisa memberi Reece apa yang dia inginkan!

Hati Elaine bergetar, senyum di wajahnya memudar. Dia merapikan kerah Reece dan berkata, "Hari ini mama ada urusan sehingga tidak bisa mengantarmu ke sekolah, jadi Ayah yang akan pergi mengantarmu, oke? "

Reece sedikit ragu. Tapi, melihat senyum di wajah Elaine, dia pun juga tersenyum bahagia, dan menganggukkan kepalanya.

Terdengar suara klakson mobil di belakangnya. Elaine melihat ke belakang, terlihat wajah Dave di dalam jendela mobil yang dibiaskan menjadi beberapa warna oleh cahaya matahari, yang tetap tidak bisa melunakkan raut dingin di wajahnya.

Elaine membungkuk dan menggendong Reece sampai ke dalam mobil Dave.

Dia membungkuk dan memiringkan badannya untuk memasang sabuk pengaman Reece di mobil, lalu berbisik, "Reece, kamu harus patuh hari ini, harus dengarkan Ayah, mengerti kan?"

Reece menjawab sambil mengangkat wajah kecilnya dengan senyum cerah di wajahnya: "Mengerti, mama!"

Mendengar interaksi antara keduanya, Dave menoleh dan menatap ke arah Elaine.

Dia mencondongkan setengah tubuhnya ke dalam mobil dan mengikat sabuk pengaman Reece. Leher baju terusan merah muda yang dikenakan olehnya sedikit lebar, matanya pun tertuju pada kulit putih itu.

Pupil mata Dave mengecil dengan tajam. Dia segera memalingkan kepalanya, ujung alisnya terlintas kebencian, bibirnya mengencang menjadi garis lurus.

Mengapa wanita jalang ini berpakaian seperti itu hari ini?!

Dia berangkat untuk bekerja atau pergi menjadi pelayan klub?!

Dengan ber-atasnamakan Nyonya Dave, setiap hari dia hanya akan membuatnya malu!

Di lubuk hatinya, Dave memendam. Dia mencengkram setir kemudi, urat nadinya terangkat, dan tersembunyi di dalam pergelangan bajunya.

Suasana hatinya tidak enak, suara wanita yang berbisik kepada Reece di telinganya membuat Dave sangat kesal.

“Sudah selesai belum!”

Nadanya sedikit tidak sabar, Elaine merapikan rambut panjang di telinganya, dan berbalik melihat Dave.

Dia tidak memperdulikan ketidaknyamanan yang terdengar dari nada bicara Dave itu, dia malah semakin memperhalus suaranya: "Dave, aku tidak ingin memperbesar urusan sekolah Reece."

"Aku tahu kamu tidak ingin meminta maaf kepada Yuherni, dan kamu juga memiliki seribu satu cara untuk menyingkirkan Yuherni. Tapi kali ini, aku minta tolong padamu untuk merendahkan gengsimu sedikit."

Dave hanya berpikir itu sangat lucu.

Tolong?

Sekarang, Elaine sedang berpura-pura menjadi orang baik di hadapannya, padahal, dia juga orang yang kemarin mengatakan akan menghancurkan tanda cintanya dan Jenny, bukankah Elaine memang orang yang seperti itu?

Apakah perbuatannya yang seperti itu pantas untuk meminta tolong?

Selain itu, mengapa Dave harus mendengarkannya? Yuherni bahkan tidak memiliki kualifikasi apapun, apakah mereka bisa menerima permintaan maaf itu?!

Dave tertunduk, dengan sedikit kehangatan.

"Direktur Elaine bermaksud untuk mengajariku cara menangani ini? Haruskah aku memberikan posisi Presiden Bo kepadamu?"

Postur membungkuk dan memiringkan badan ini agak sedikit membuatnya tidak nyaman, setelah sabuk pengaman Reece diikat, dia langsung menegapkan badannya.

Matahari di luar begitu terik membuat wajah Elaine dan roknya sama-sama bersinar, melemahkan ketajaman dan kedinginannya yang biasanya.

Matanya tampak seperti ada lautan dalam dan juga perasaan emosi, Dave ternyata memang tidak mengerti.

Elaine mengerutkan alisnya dan berbisik, "Dave, kamu tidak perlu menyindirku, aku masih sama seperti kalimat itu, jika masalah ini menjadi besar, aku akan menghancurkan arloji itu!"

Bahkan jika Elaine tidak menyinggung tentang arloji itu, Dave juga tidak mengerti.

Tatapan Dave mengikuti kata-kata Elaine, seketika terasa menjadi dingin seperti es. Tangannya memegang setir kemudi semakin erat.

"Elaine, sebaiknya kamu selalu memiliki kendaliku!"

Setelah selesai berbicara, tidak peduli apakah pintunya telah tertutup atau belum, dia langsung menginjakkan pedal gas.

Sudah terlambat ketika Elaine sadar akan pergerakan Dave dan ingin menghindarinya.

Roknya terjepit oleh mobil mewah Dave, dan terdengan suara robekan, roknya robek menjadi celah besar. Entah mengapa angin musim panas yang berhembus saat itu malah membuat hati Elaine menjadi dingin.

Awalnya, roknya masih selutut. Tak tahu entah terjepit di dalam bagian mananya mobil Dave, robekan sepotong kain yang kaku itu hanya bisa menutupi bagian penting tubuhnya.

Dia melirik ke arah mobil, belum dua menit berkendara, Maserati yang kuat itu membuat suara rem yang kuat dan tajam.

Pria jangkung dan tegap itu mendorong pintu dan keluar dari mobil, dia berjalan ke posisi co-pilot, dan membanting pintu yang terbuka.

Setelah kembali ke mobil, wajah Dave dipenuhi amarah yang bergejolak.

Elaine mengancamnya lagi!

Walaupun dia cukup kasar, ternyata dia masih berbaik hati bahkan keluar dari mobil untuk membantu putri Elaine menutup pintu.

Dia kembali menghidupkan ulang mobilnya, seketika wajah Dave berubah menjadi biru, dia menggerutu dalam hati!

Dia sekilas melirik Reece yang lucu itu. Namun dia tidak mencemaskan putri Elaine, melainkan hanya cemas terhadap keadaan mobilnya saja.

Bahkan jika putri Elaine dijual pun, apakah itu sepadan dengan harga mobilnya?

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu