Pergilah Suamiku - Bab 231 Dave, Apa Maksudmu?

"Walau masalah ini harus ditangani, mungkin bukan giliranku juga! Aku pastinya harus berbicara dengan orang di departemen lain terlebih dahulu."

"Ponsel ini dipersiapkan John untukku, hanya ponselnya..."

"Mulai besok, aku akan menghafal nomor ponsel pimpinan setiap departemen, oke?"

Dave terdiam oleh bantahan Elaine.

Wajah yang tampan berubah-ubah ekspresi.

Percikan api muncul di matanya.

Kata-kata itu seolah menyatakan bahwa jika ponsel ini bukan diberikan oleh John, maka Elaine tidak akan bisa mengingat nomor telepon John!

Dia menatap Elaine, mengambil langkah maju, mempersempit jarak mereka berdua.

"Kata-kata Direktur Elaine benar-benar menakjubkan!"

"Aku benar-benar sangat iri terhadap hubunganmu dan Direktur John. Hari ini kondisi di atas gunung sangat berbahaya, tapi dia tetap naik ke gunung untuk mencari kamu!"

"Kebetulan sekali bahwa gerakan tim pencarian dan penyelamatan tidak secepat Direktur John. Ia bahkan bisa membawa Direktur Elaine pulang dengan keadaan utuh tanpa cedera!"

Jarak antara mereka berdua dipersempit Dave. Napas Dave menghembus di kening Elaine, suhu hangat menyebabkan Elaine bersandar ke belakang secara naluriah.

"Dave, apa maksudmu?"

Dave menyatukan lima jari, menyipitkan mata, penglihatan yang tajam seketika menjadi semakin tajam seiring gerakannya itu, setajam pisau yang bisa melukai orang.

"Menurutmu apa maksudku?"

"Atau, apakah aku tidak cukup jelas dalam mengekspresikannya?"

Dave mengulurkan tangan dan mengait piyama sutra Elaine yang berwarna gelap, berkata lagi, "Elaine, jangan lupa apa identitasmu!"

Ekspresi Elaine semakin aneh.

"Dave, apakah kamu cemburu?"

Tubuh Dave mundur ke belakang. Untuk pertama kalinya ekspresi luar biasa muncul di wajahnya yang elok, seperti tertelan lalat, tidak dapat ditelan, tetapi tidak bisa dimuntahkan juga.

Dia cemburu karena Elaine?

Apakah otaknya terlihat seperti otak yang pernah ditendang keledai?

Tampaknya meskipun Elaine terus mengatakan bahwa dia tidak mencintainya lagi, tapi dia tetap masih berperasaan padanya. Begitu mendapatkan kesempatan, dia akan mencoba mengujinya!

"Elaine, hari masih gelap, apa yang dimimpikan kamu?!"

Ekspresi Elaine datar, tidak ada emosi lain. Dia mendorong Dave menjauh, berjalan keluar dari balik meja.

Dia memandangi Dave: "Kalau begitu, untuk apa kamu begitu peduli padaku? Apakah hubungan antara aku dan John berkaitan dengan kamu?"

"Direktur Bo, besok aku harus berkerja. Sekarang sudah jam dua pagi. Besok aku harus bangun pagi untuk mengantar Reece ke sekolah..."

"Jika tidak ada urusan lain yang harus ditangani, aku mau istirahat dulu."

Sambil berkata, Elaine mengangguk pada Dave: "Direktur Bo, selamat malam."

Dia berbalik, berjalan ke luar dari ruang kerja. Baru saja mengambil beberapa langkah, pergelangan tangannya langsung ditarik oleh Dave.

Mungkin karena amarah, sehingga kekuatan Dave agak besar. Wajah Elaine sedikit kaku.

"Kenapa? Direktur Bo masih punya urusan lain?"

Dave tidak berbicara. Dia menarik lengan Elaine, kembali ke kamar tidur utama. Dia mendorong Elaine ke kamar, lalu membanting pintu.

Elaine: "..."

Raut muka Dave amat jelek. Elaine ragu-ragu sejenak, tidak berani bersuara.

Dia ragu-ragu sejenak, berdiri dan hendak keluar.

"Ke mana?"

Elaine menjilat bibir: "Aku mau pergi ke kamar anak untuk menemani Reece tidur!"

Senyuman di sudut mulut Dave terlihat sinis.

Menemani Reece tidur?

Elaine berpura-pura seolah ini memang merupakan kenyataan!

Pakaian dalam di tempat tidur, bubur yang dibuat di Binje, sungguh drama-drama yang seru!

Dave berbicara dengan cara yang aneh: "Menemani Reece tidur? Kamu keluar masuk terus-menerus, walau dia sudah tertidur, dia juga akan terbangun!"

Elaine diam.

Dave berjalan ke lemari, mengulurkan tangan untuk membuka pintu lemari, mengeluarkan barang-barang yang telah dimasukkan Elaine, mengambil pakaian dalam seksi berenda hitam, melemparkannya ke wajah Elaine.

Seakan-akan ada es yang membeku di alis Dave.

"Direktur Elaine, Nyonya Bo! Jelaskan! Setelah menikah tiga tahun, aku tidak pernah pulang ke Binje. Ada apa dengan pakaian ini?!"

Telapak tangan Dave yang besar mengait pola kompleks yang seksi di celana dalam itu, membiarkan benda itu berguncang di udara, ekspresi muram.

"Untuk siapa kamu memakai pakaian ini?"

"Menunjukkannya pada putrimu yang berusia tiga tahun? Elaine, apakah kamu tahu malu?"

"Jangan mengajari dia caramu untuk merayu orang!"

"Sekarang gelar yang tergantung di kepala Reece adalah putri Dave. Tidak peduli apakah itu benar atau tidak, aku tetap tidak mau kehilangan muka!"

Wajah Elaine sontak memucat.

Awalnya Elaine masih tidak tahu untuk apa Dave datang ke sini, apa yang ingin dilakukannya.

Tapi sekarang dia sepertinya sudah paham?

Bangun di tengah malam untuk menangani urusan PT.Sindoro. Setelah selesai, alih-alih tidur, dia ngotot mengeluarkan pakaian dalam ini dan mempermasalahkannya!

Dari mana asal pakaian itu?

Jika tidak diungkit Dave, Elaine hampir lupa.

Tiga tahun lalu, saat dia menikah dengan Dave, Olivia membelikan pakaian ini untuknya, sebagai tanda selamat padanya karena telah menikah dengan seorang ‘pria idaman’.

Selama tiga tahun ini, Dave tidak pernah menginjakkan kaki di Binje. Dave juga tidak mengizinkan dirinya memasuki Bay Toon. Dia telah menyegel pakaian dalam seksi ini sejak lama. Baru beberapa hari yang lalu Reece membongkar lemari dan mengeluarkannya.

Dia pun asal melemparkannya ke lemari...

Tetapi apakah Dave akan mempercayai penjelasannya?

Alis Elaine berdenyut. Sudah beberapa malam dia tidak bisa tidur nyenyak sampai pagi. Detak jantungnya melemah, wajah dan bibirnya pucat.

"Direktur Bo, bukankah kamu memiliki segerombolan pacar dan simpanan? Kamu seharusnya sangat paham mengenai hal-hal ini, hm? Tidak bisakah kamu melihat bahwa pakaian dalam ini adalah mode tiga tahun yang lalu?"

Elaine mengambil celana dalam itu dan membuangnya ke tempat sampah.

"Ini adalah barangku. Aku pernah mengenakannya. Apakah Direktur Bo tidak merasa jorok untuk menyentuhnya?"

Begitu Elaine selesai berbicara, Dave merasa ujung jarinya sedikit panas.

Kedinginan yang samar melintas di wajahnya yang berkontur jelas.

Ekspresinya agak kaku. Mulut Elaine bergerak: "Jangan khawatir Direktur Bo, aku tahu apa identitasku!"

Tahu identitas, tapi malah menelepon John di tengah malam?

Siapa yang akan mempercayai kata-kata Elaine?

Dave menarik tangan Elaine dengan kuat, mendorongnya ke ranjang.

Elaine sama sekali tidak siap. Dia terjatuh, kepala terasa pusing.

Dia menguatkan tubuh. Tapi sebelum dia bangun dari tempat tidur, dia langsung ditekan kembali oleh Dave yang menindihnya.

Nafas Dave kuat, hampir menyelubungi semua indra Elaine. Wajah Elaine memerah, entah karena marah atau malu

"Lepaskan aku!"

Dave tidak hanya tidak melepaskannya, tetapi malah menggenggam pergelangan tangannya dengan erat, tatapannya yang mendalam sangat menindas.

"Bukankah kamu tahu apa identitasmu? Lalu kenapa kamu lari saat melihat aku?"

"Elaine, jangan-jangan kamu melakukan sesuatu yang bersalah padaku, sehingga kamu gelisah?"

Ketika Dave berbicara, nafas hangatnya menyembur di wajah Elaine, membuat Elaine bergidik.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu