Pergilah Suamiku - Bab 124 Akan Kuhancurkan Tanda Cintamu Dan Jenny!

Dia dengan cepat bergegas masuk ke kamar mandi seperti hembusan angin, lalu mengeluarkan isi pasta gigi di atas sikat gigi, kemudian menyikat giginya berulang kali mulai dari luar dan dalam selama lebih dari dua puluh menit hingga gusinya berdarah. Rasa sakit yang berdenyut-denyut itu ditahan Dave beberapa saat.

Setelah Dave pergi, suasana di dalam ruang makan membeku sejenak.

Semua orang terlihat sangat menikmati makanannya, tetapi ketika Dave memuntahkan makanannya, seketika, orang-orang terlihat tidak bernafsu makan lagi.

Beberapa orang duduk di ruang tamu dan menunggu selama hampir dua puluh menit. Dave masih belum juga terlihat. mama Dave mondar-mandir di pintu masuk tangga dengan cemas.

Dia sangat paham kepribadian Dave dan tidak berani ke atas untuk mengganggunya, dia hanya bisa mengkhawatirkannya di bawah.

Semenjak ada Reece, Elaine mulai memahami pikiran dan perasaan seorang ibu. Dia bangkit dari sofa, berjalan ke pintu masuk tangga, dan memegang bahu mama Dave. "ma, aku pergi melihat ke atas sebentar, mama pergi saja ke sana, duduklah sebentar bersama papa dan yang lain.”

mama Dave sedikit mengeluh tentang Elaine, tetapi, terkadang dia juga sangat kagum padanya. Walaupun mengetahui jelas bagaimana kondisi Dave, dia tetap berani untuk naik melihat keadaannya.

Dia membuka sedikit jalan, “Baiklah, silahkan pergi. Jika situasinya tidak membaik, segeralah turun.”

Elaine menganggukkan kepalanya.

Ketika dia tiba di kamar tidur, Dave sedang mengganti pakaiannya. Tubuh bagian atasnya telanjang. Kain kasa membungkus dadanya yang tegap. Garis-garis tubuhnya tersembunyi di ujung celana.

Tak tahu mengapa, wajah Dave terlihat sangat pucat, dan itu membuatnya terlihat bingung.

Seksi menggoda, lemas pucat, dan arogan menjadi satu, dia sangat tampan seperti dewa yang turun dari langit.

Dave mengulurkan tangannya untuk mengambil kemeja putih yang tergeletak di tempat tidur lalu mengenakannya. Dia mengancingkan kancingnya sambil menyipitkan mata melihat ke arah Elaine.

Deretan kancing terkancing rapi, dia menggulung lengan bajunya dan melangkah keluar dari pintu kamar.

Elaine bereaksi dengan cepat, dia bergerak ke samping dan berhenti di depan Dave.

Dave berhenti lalu menyeringai, dia merentangkan kerah kemejanya, dan perlahan berkata, "Ada komentar apalagi Nyonya Bo?”

Nyonya Bo.

Elaine menyelipkan kata-kata ini di antara bibir dan giginya, dan hanya bisa merasa tersindir ketika Dave mengatakan kalimat ini.

Dia mengambil napas dalam-dalam, dan tanpa berbalik, dia langsung menjelaskan niat kedatangannya kepada Dave.

"Dave, pasar akan dibuka pada pukul setengah sepuluh. Saham Bo tidak boleh jatuh lagi. Skandal kemarin harus diklarifikasi sebelum pukul setengah sepuluh ..."

Wajah Dave sembunyi dalam cahaya kegelapan, garis tipis di dagunya membuat wajahnya terlihat lebih dingin.

Dia tertawa mencemooh, dan berkata, "Nyonya Bo begitu berkompeten, bukankah kamu juga bisa mengklarifikasinya sendiri? Jangan lupa, demi mengambil hati papaku tadi malam, kamu mencium dan berjanji padanya.”

Dave mengulurkan tangannya dan menggeser lengan Elaine lalu berjalan ke depan, Elaine mengikutinya: "Aku akan mengklarifikasi!"

"Nyonya Bo sangat cakap dan sudah berjanji di mana-mana. Untuk masalah sepele seperti itu, sepertinya tidak perlu campur tanganku juga.”

Dave melangkah semakin panjang. Elaine mengenakan sepatu tumit tinggi sehingga kesulitan untuk mengikuti Dave. Dia mengulurkan tangan dan mencoba meraih Dave. Sebelum ujung jari menyentuh lengannya, Dave mengangkatnya dengan kuat.

"Jangan sentuh aku!"

Kakinya tersandung, postur badannya sedikit canggung. Dia menggigit bibir bawahnya dan berkata, "Aku bisa mengurus masalah ini sendiri."

Elaine menjaga Dave semalaman, tak bisa dipungkiri wajahnya terlihat sedikit lesu, bahkan rias wajah pun tidak bisa menutupinya.

Dave mengerutkan keningnya.

Dia bisa menanganinya tanpanya, jadi untuk apa dia berlari mencarinya?

Hanya untuk mengatakan omong kosong ini?

Tidak mungkin!

Setelah berpikir begitu lama, sebenarnya langkah besar apa yang ingin dilakukan Elaine?

Dave tetap tenang, pandangan matanya perlahan menuju Elaine. Sepertinya kerapuhannya tidak terlihat, atau mungkin dia melihatnya, tetapi tidak peduli.

Elaine menggerakkan jari-jarinya, mengulurkan tangannya untuk memegang dinding, lalu mengulurkan ujung lidahnya yang berwarna merah muda, dan menjilat bibirnya: "Dave, aku mungkin tidak dapat mengantar Reece ke sekolah pagi ini, apakah kamu bisa membantuku mengantarnya?"

Dave tiba-tiba teringat apa yang dikatakan Elaine tadi malam ketika dia mengancamnya di ruang belajar lantai pertama.

Alisnya yang semula dangkal dan berkerut, tiba-tiba mengencang seperti hamparan laut dalam di antara alisnya.

"Elaine, apakah kamu sedang memintaku untuk membantumu membawa anak kecil?"

Apa yang Elaine pikirkan itu cukup baik. Dia pergi untuk mengantar Reece, membantu Elaine menjelaskan kepada para guru dan teman sekelas di sekolah bahwa putrinya bukan anak haram!

Dia mengatakan bahwa sebenarnya Elaine sangat menentang kedatangan Reece ke rumah lama, tetapi bagaimana mungkin dia tiba-tiba bisa setuju.

Jadi sebenarnya menunggunya disini.

Setelah kembali ke rumah lama, putri Elaine memiliki seorang papa dan sudah bisa pergi ke sekolah juga. Posisi nyonya Bo lebih stabil, bahkan putrinya membuat dia mengkhawatirkannya.

Dia tidak begitu mempermasalahkannya, bahkan itu bisa membuatnya mendapatkan keduanya sekaligus!

Sangat bagus! Sangat hebat!

Dave hampir bertepuk tangan!

"Dave, jangan lupa, kamu berjanji padaku untuk meminta maaf kepada Yuherni, dan menyelesaikan masalah sekolah Reece."

Elaine masih terlihat sama, berbicara dengan lembut, tetapi diantara kata itu semua adalah ancaman.

Apakah tiga tahun yang lalu, ketika menipu untuk menikah dengannya, dia juga begitu? Memaksa Ibunya agar menyetujui pernikahan itu?

Dave sangat tidak menyukai konflik ini. Dia dilahirkan untuk menjadi seorang kebanggaan, tidak pernah dipersulit oleh siapapun. Bahkan Yonas dan mama Dave sekalipun jarang membebaninya!

Seumur hidupnya, dia akan terus hidup bersama Elaine, ancaman akan selalu memaksanya!

Dia meremas bibir menahan amarahnya, Dave menatap Elaine tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Elaine beraksi, dia menemukan arloji dari kantong satu-satunya di roknya.

Raut wajah Dave yang tenang seketika berubah, napasnya pun berhenti, pupil matanya yang menyerupai giok hitam itu hanya bisa mencerminkan dengan jelas garis arloji itu.

Saat Elaine tidak memperhatikan, Dave berjalan dua langkah ke depan, lalu tanpa sadar mengangkat tangannya untuk meraihnya, Elaine dengan sigap langsung melepas dan mengangkat tangannya, lalu menyandarkan arloji itu ke tepi dinding. Cahaya bintang di dalam pandanganya padam, tersirat suatu kesuraman yang tak terlihat:

"Dave, jika kamu mencoba lagi, aku akan menghancurkannya!"

Postur tubuhnya mengencang, matanya tegas dan galak. Sekilas, bisa terlihat bahwa dia tidak sedang main-main, seketika gerak Dave pun terhenti di sana.

"Apa yang ingin kamu lakukan?"

Elaine tersenyum dan berkata, "Masih sama seperti kalimat barusan, Dave, jika kamu tidak menepati perkataan yang sudah kamu ucapkan sebelumnya, maka aku akan merusak tanda cintamu dan Jenny."

Pupil Dave mengecil dengan tajam. Kata-kata yang diucapkan oleh Elaine sangat menakutkan dan menusuk hati, membuat Dave pun sulit untuk bernapas.

Elaine berpikir bahwa Dave akan marah dan membara, atau bahkan mungkin akan menghancurkan semua yang dia bisa hancurkan.

Tapi ternyata Dave tidak melakukannya dan hanya terdiam sejenak. Seketika Dave tersenyum, matanya merah: "Elaine, kamu orang yang sangat baik!"

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu