Pergilah Suamiku - Bab 239 Dipaksa Minum

Sejujurnya jika perusahaan ini tidak bisa menandatanganinya hari ini, Dave juga bisa mencari perusahaan yang lain.

Lagipula peradaban perusahaan PT. Alka bukan diciptakan oleh dirinya sendiri !

Kursi dalam ruang pribadi Ritz Carlton adalah sofa melengkung, terhubung bersama, Dave bersikeras untuk pergi, tapi Elaine sebaliknya hanya diam di mulut sofa, dan tidak ada sedikipun niat untuk menyingkir.

"Minggir ! "

Kelopak mata Elaine tidak bergerak, detik berikutnya terjadi sesuatu yang dahsyat.

Dave membungkuk dan mengendong lurus Elaine, dan melemparkannya ke sofa di belakangnya.

Sofa sedikit keras, membuat punggung Elaine sedikit sakit.

Dave melonggarkan dasi lehernya, dan saat melangkah maju satu langkah, kebetulannya Nina berjalan masuk.

"Da……Dave, pihak lawan sedang dalam perjalanan kesini, tapi ..... terdapat kecelakaan kecil di Jalan citarum, dan mereka terjebak dijalan ..... "

Langkah kaki Dave tidak berhenti, Nina sedikit bingung : "Dave, Nona Elsa yang menghubungi mereka biasanya, tapi mereka bilang, Nona Elsa tidak menjawab telepon ..... "

Langkah Dave berhenti sejenak, Nina akhirnya merasa lega : "Dave, ini adalah kesalahan aku, aku seharusnya menghubungi mereka secepat mungkin setelah memahami situasinya dari Nona Elsa. "

"Mereka akan segera tiba, mereka sudah mau tiba di hotel. "

Dave mengerutkan kening, pandangannya acuh dan berkata : "Jika begitu, kamu dan Direktur Elaine tetap tinggal disini untuk membicarakannya. "

Nina tidak berani mengatakan apapun, banyak orang perusahaan telah lembur demi proyek ini, Nina sangat takut proyek ini menjadi kacau karena dia, Mata Nina melirik ke Elaine dengan dalam dan mendesak.

Siapa tahu ternyata Elaine sama sekali tidak berniat untuk membantu.

"Aku tidak terlalu terampil dalam membicarakan masalah kontrak, aku akan menyuruh John untuk kemari. "

Perkataan Elaine ini tiba - tiba membuat mata Dave terlapisi tinta hitam yang tebal.

Perkataan pendek Elaine bahkan terdapat nama John, apakah akan mati tanpa John ?

"Direktur John saat pagi terlambat, dan departemen personalia telah mengeluarkan pemberitahuan untuk mengkritik personel yang terlambat secara terbuka. Saat ini, khawatirnya dia tidak ada niat untuk bernegosiasi. "

"Tapi Direktur Elaine berbeda, jelas bukan suatu masalah bagimu untuk memenangkan kontrak dengan cara kamu berurusan dengan laki - laki. "

Selesai berkata, Dave langsung pergi.

Dalam ruang pribadi hanya tersisa Nina dan Elaine dua orang wanita.

"Direktur Elaine, ini ..... "

Elaine melambai - lambaikan tangan, dan menyuruh Nina untuk tenang : "Kamu tidak perlu merasa tertekan, Dave pergi disaat sekarang adalah keputusan yang benar, kedua belah pihak ingin bekerja sama, kita tidak boleh menempatkan sikap terlalu rendah. "

Nina menganggukkan kepala.

Meskipun berkata demikian tapi juga bukan berarti menempatkan sikap terlalu tinggi, maka dari itu Elaine menjadi orang yang baru membuat persiapan saat akan menghadapi masalah.

Sepuluh menit berlalu, mitra kerja sudah terlambat lama.

Dalam ruang pribadi mulai menyajikan makanan, negosiator pihak lawan adalah seorang pria berusia tiga empat puluh tahunan, bertubuh sedang dan berwajah publik figur, hanya saja dalam mata sesekali terbesit kilatan cahaya.

Elaine mengerutkan kening.

Elaine tahu orang ini, nenek moyang generasi kedua yang terkenal yang sangat populer dikalangannya sebagai orang yang menyukai keindahan.

Elaine mendesah, tiba - tiba merasa sedikit menyesal saat menelepon dengan Dave pagi tadi dan mengatakan perkataan yang sedikit tidak masuk akal.

Jika tidak Dave mungkin tidak akan memberikannya tugas yang rumit ini.

"Direktur Elaine, maaf maaf, aku datang terlambat. "

Elaine tersenyum dingin : "Direktur Adit tidak perlu berkata seperti itu, silakan duduk. "

Elaine mendorong dokumen ke arah Direktur Adit, dan berkata dengan pelan : "Direktur Adit, silakan anda lihat, dokumen yang kami susun sementara ini, jika ada yang tidak bisa Direktur Adit terima, boleh mengatakan kepada aku terlebih dulu ..... "

"Baik, tapi Direktur Elaine, kita makan dulu, soal kontrak kita bicarakan lagi setelah selesai makan. "

"Baik, maaf .. aku tidak terpikirkan hingga kesana. "

Direktur Adit terus tersenyum, dia mengambil beberapa makanan, dan mengambil gelas anggur di depannya lalu mendekat ke samping Elaine, " Direktur Elaine, meskipun kalian tidak menyalahkan, dan lagipula aku yang terlambat, maka itu aku bersulang untuk kamu. "

Elaine ragu-ragu sejenak, lalu mengambil gelas anggur dan bersulang dengan Direktur Adit.

"Direktur Adit, kemampuan minum arak aku rendah, mohon kamu mentoleransinya nanti. "

Direktur Adit tetap terus tersenyum dan menganggukkan kepala.

Pencahayaan hotel kurang bagus, dan tirai juga tidak dibuka, dalam ruangan ternyala lampu redup, membuat wajah Elaine seperti bunga kacapiring yang segar.

Dalam ruangan kedua telah berkomunikasi dengan baik, Elaine mencoba menarik topik pembicaraan ke kontrak, tapi Direktur Adit sudah lama berada dalam industri, hanya dengan beberapa kata sudah bisa menganti topik pembicaraan Elaine.

Sebaliknya Elaine, karena berbagai alasan yang digunakan oleh Direktur Adit dirinya dipaksa meminum banyak anggur.

Saat kedua orang sedang berbicara, tiba - tiba ada sebuah tangan menyentuh pahanya.

Senyuman di wajah Elaine membeku, dan tubuhnya bergeser ke samping, lagipula kondisi sekarang keduanya duduk relatif dekat, bisa terjadi gesekan fisik itu adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari.

Detik berikutnya, Direktur Adit mendorong gelas anggur ke depan Elaine lagi.

Elaine mengulurkan tangannya dan menahannya, Elaine menopang kepalanya dengan satu tangan dan berkata dengan pelan : "Tidak, aku sudah tidak sanggup minum, tadi Direktur Adit sudah berjanji untuk mentoleransi, kamu tidak boleh menyangkalnya ! "

Direktur Adit mengangkat alisnya, dalam matanya terbesit kilatan vulgar.

"Baik baik, aku dan Direktur Elaine baru kenal sudah cocok, jangankan membantu kamu minum anggur, saat ini apapun yang kamu katakan aku akan menyetujuinya. "

Direktur Adit tanpa ragu dan langsung menghabiskan anggur dalam gelas dengan satu tegukan.

Nina tiba - tiba merasa lega, meskipun Elaine meminum anggur tapi dia juga tidak bodoh, disaat seperti ini masih bisa menghindar dengan pintar.

Direktur Adit tersebut tersenyum - senyum melihat ekspresi Direktur Elaine.

Nina benar - benar khawatir, laki - laki akan melakukan sesuatu terhadap Direktur Elaine.

Wajahnya baru tersenyum namun Direktur Adit telah mengambil botol anggur dan memberikan Elaine satu gelas lagi.

"Direktur Elaine, maaf bertanya lancang, mengapa orang yang datang untuk membahas masalah kerja sama hari ini adalah kamu ? "

Elaine : "..... "

"Aku juga tidak ingin mempersulit kamu, karena sudah makan dan juga minum, maka keluarkanlah kontrak, kita bicarakan dengan baik dan setelah menandatanginya mari kita pergi ! "

"Direktur Elaine sore hari masih harus bekerja lagi bukan ? Ayo, aku bersulang untuk kamu segelas anggur ini, dan selamat untuk kerjasama kita kedepannya ..... "

.....

Saat Elsa menemukan tempat itu, sudah jam dua belas siang.

Matahari diluar besar dan panas membuat Elsa tidak bisa membuka mata.

Elsa mengatupkan sudut bibirnya, setelah mencocokkan pintu dan alamatnya lagi, baru mendorong pintu dan masuk kedalam.

Di depan konter lobi di lantai pertama, terdapat seorang laki - laki muda sedang duduk, saat Elsa berjalan masuk, laki - laki itu sedang bermain Mobile Legend, dan telah mendorong ke menara kedua musuh.

Mungkin karena keasikkan bermain, sehingga saat Elsa berjalan masuk, laki - laki tersebut juga tidak mendongak.

Elsa mengerutkan alisnya, berjalan ke depan konter, dengan ragu memerhatikan laki - laki muda tersebut sebentar, mencoba untuk mengatakan niatnya.

Anak laki-laki itu saat ini baru mengangkat kelopak matanya, "Apakah untuk tes DNA ? Apakah bahannya sudah disiapkan ? "

Elsa menganggukkan kepala.

Anak laki-laki itu mengunyah permen karet dalam sudut mulutnya, mengamati Elsa dari atas hingga bawah, "Kamu terlihat tidak seperti mempunyai anak. "

Elsa mengingat pesan Dave, harus menjaga kerahasiaan masalah ini, lalu tersenyum sedikit formal : "Kamu juga terlihat tidak seperti suka bermain api ! "

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu