Back To You - Bab 6 Kalau sudah terima uang aku, maka harus lakukan apa yang aku perintahkan!

“Kalau begitu, apa manajer Huo ada di kantor?”

Jane yang saat ini tak ada semangat untuk perhitungan dengan petugas resepsionis.

“Ada, sedang rapat.”

“Terima kasih, saya mengerti.”

Jane tidak menyerah, kalau Aaron ada di kantor dan dia tidak bisa masuk, maka dia harus menunggunya keluar.

Aaron adalah orang terakhir yang bisa menyelamatkannya.

Jane sampai di kantor jam setengah sepuluh pagi.

Dia berdiri menunggu di luar gedung, sekali tunggu langsung sepuluh jam, saat dia menyadarinya hari sudah gelap.

Sebuah petir membelah langit.

Suara guntur yang beruntun.

Jane bersandar di dinding gedung, telapak tangan menempel di dinding yang tak rata itu, dahinya yang halus mengkilap bercucuran keringat.

Dia paling takut dengan guntur.

Jane melihat handphonenya sebentar, sudah jam 9 lewat, dia khawatir nanti kalau ibu dan adiknya bangun tidak ada yang menjaga.

Setelah guntur dan petir lewat, dilanjutilah dengan hujan besar, di luar gedung tidak ada satu tempat pun untuk bisa meneduh hujan, dia yang berdiri di situ langsung basah sekujur badan dalam hitungan detik.

Dia tidak yakin apa Aaron sudah pergi, tapi satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah berdiri di sini untuk menunggunya.

Karena ibu dan adiknya masih menunggu uang untuk menyelamatkan nyawa mereka.

Satu jam sudah berlalu lagi, hujan turun semakin deras dan kedua tepi jalan sudah digenangi air, genangan air lewat dari mata kakinya, sehingga air pun mengepak-ngepak betisnya.

Petir dan guntur bergemuruh di atas langit, menandakan hujan ini akan berlanjut sangat lama.

————

Dari ruangan kantor di lantai paling atas gedung , Leonardi melihat Aaron yang masih mengerjakan urusan kantornya dan mengingatkan dengan hati-hati, “Direktur Huo, hujan di luar semakin besar, sebentai lagi genangan airnya pasti akan semakin naik.”

Aaron mengankat kepala, membuka handphonenya, terlihat tampilan layar 0 panggilan tak terjawab, 0 pesan singkat, perasaannya jadi risau.

Dia terduduk lagi sebentar, terus sampai jam 11.50 baru dengan emosi dia bangkit berdiri, “Pulang.”

Leonardi mengikuti dari belakang tanpa berani berkata banyak, hari ini tumben-tumbennya suasana hati manajer Huo sepertinya sangat tidak baik, seperti mengeluarkan hawa orang tak berurusan penting dilarang mendekat.

Mobil Aaron sudah menunggu lama di tempat parkir bawah tanah.

Langsung dia turun ke lantai tempat parkir dan meninggalkan perusahaan dengan mobil.

Baru saja mobilnya keluar dari parkiran, si supir melapor, “Direktur Huo, jalan di depan banjir, kita mungkin perlu memutar sedikit.”

“Putar saja.”

Hujan di luar sangar deras, walaupun dibatasi kaca mobil juga masih bisa mendengar suara hujan “Shuaaaaa shuaaaa shuaaaaa”.

Mobil memutar dari pintu belakang hingga pintu utama, saluran air di jalan depan pintu utama lebih bagus, air banjiran di sana tidak termasuk banyak, kecepatan mobil perlahan-lahan semakin laju.

Mata Aaron yang elok melihat keluar tanpa berniat untuk fokus melihat ke apa pun, seperti sedang melihat hujan, juga seperti sedang mencari sesuatu.

Tiba-tiba, sebuah bayangan orang berbadan kecil yang dingin gemetaran menarik perhatiaannya.

Dengan gaun putih, sangat menonjol di malam dan hujan yang gelap begini.

“Berhenti!”

Supir dan Leonardi terkejut, segera mobil menepi dan berhenti.

Belum juga mobil berhenti total, Aaron langsung turun dengan payung.

Jane dengan kasihannya terjongkok di tepi jalan, terlihat sepasang sepatu hitam muncul di penglihatannya, sedang pelan-pelan berjalan ke arahnya.

Barulah dia memaksakan diri untuk berdiri, kedua matanya yang basah oleh hujan dengan samar-samar terlihat wajah Aaron.

“Aku bersedia, aku bersedia untuk menikah dengan kamu, kamu mau aku melakukan apa pun aku bersedia!”

Jari-jari Jane mencengkam lengan pria ini, jelas-jelas dia begitu kurus tapi tenaganya malah sangat kuat, kedua mata yang pernah sangat jelas itu, ia melihatnya, seperti melihat kesempatan hidupnya yang paling terakhir.

Sangat lama kemudian, pria itu membuka mulut, “Boleh, kamu yang bilang kamu menyetujuinya, aku suruh kamu melakukan apa pun kamu bersedia.”

“Iya, aku yang bilang, aku bersedia, aku benar-benar apa pun bersedia, asalkan kamu menepati janji.”

“Ingat apa yang kamu katakan, jangan menyesal!”

Aaron melihat wanita depannya sudah sangat lemah, seperti akan tumbang sewaktu-waktu, hatinya seperti dicengkram oleh sesuatu, susah untuk bernapas.

Jane melihat pria di depannya, penglihatannya kabur tapi mulutnya tidak lupa untuk berkata, “Uang, aku harus lihat uangnya dulu baru......”

Itu adalah uang untuk menyelamatkan keluarganya.

Harus dilihat dulu , baru dia bisa tenang.

“Bawa sana.”

Aaron mengeluarkan sebuah kartu warna hitam dari kantong jasnya untuk Jane.

500juta ini, sudah dipersiapkannya dari awal.

Jane mengulurkan tangan, dan mengambil kartu ATM berwarna hitam itu, dipegang erat dengan kedua tangannya, seolah-olah lebih penting dari nyawanya.

“Te, terima kasih......”

“Terima kasih? Terlalu awal untuk bilang terima kasih sekarang, kalau sudah terima uang aku, maka harus lakukan apa yang aku perintahkan!”

Aaron peluk pinggang Jane, dan menjejalnya ke mobil.

“Manajer Huo, ini lagi berbuat baik?”

Leonardi melongo.

Sejak kapan manajernya suka berbuat baik?

“Ke hotel.”

Aaron membuka mulut memerintah.

Jane basah sekujur badan, sekali masuk langsung kursi mobil juga ikut basah.

Rambutnya yang panjang menempel di muka yang pucat pasi, kesadaranya agak buyar, tapi tetap tidak lupa untuk memasukkan kartu itu ke dalam tas.

Aaron melihat semuanya, dalam hatinya menggerutu, “Murahan sekali kamu Jane! Sudah begini saja masih tidak lupa dengan uang!”

Jari jemarinya mencengkram lengannya dengan erat, dengan cepat lengan yang putih itu ada jejak merah bekas cengkraman.

Jane menggigit bibir, tidak membiarkan dirinya sendiri mengeluarkan sedikit suara pun.

Setelah berdiri seharian, ditambah lagi kehujanan selama beberapa jam, kalau bukan karena memikirkan keadaan ibu dan William, mungkin dia sudah tidak tahan lagi.

Saat ini, dia yang duduk di samping Aaron, masih sedetik pun tidak berani lega.

Di dalam mobil sangat hangat, Jane yang terduduk di sana menyandarkan kepalanya ke kaca jendela, berusaha untuk tidak ketiduran.

Hanya saja, tubuh yang sudah dihujani berjam-jam itu masih tetap gemetaran meskipun ia sedang terduduk.

Tubuhnya terasa sangat dingin.

Aaron duduk agak maju, dan melihat ke arahnya.

Wanita yang begitu mungil bergelung di pojok mobil, karena basah, gaunnya menempel di badannya, terlihat jelas bra putih bertepi renda di dalamnya.

Dengan atasan berleher V, tulang selangka yang menonjol dan seksi naik turun mengikuti pernapasannya.

Padahal hanya tak sengaja melihat sekilas, Aaron malah merasa setengah dari bawah badannya menegang, lekumnya tak tahan untuk bergulir.

Mobil berhenti di depan pintu hotel.

“Direktur Huo, apa perlu saya ikut anda turun?”

Leonardi bertanya.

“Tidak perlu.‘

Aaron turun dari mobil, Jane memaksakan diri untuk bangkit dan mengikutinya turun.

Dia tahu, tidak mungkin ada orang memberikan uang ke dia dengan cuma cuma, Aaron pun juga sama.

“Direktur Huo, kita tunggu anda di bawah.”

“Tidak usah tunggu aku.”

Leonardi melongo, kelihatannya direktur mau ‘itu’?

Aaron berjalan di depan, dari belakang terdengar suara prihatin seorang pria, “Nona, anda baik-baik saja?”

Ia menoleh, melihat seorang pelayan hotel sedang berdiri di samping yang pucat pasi, mungkin takut dia pingsan sehingga menopang lengannya dengan sopan.

Melihat pria itu menyentuh tangannya, hati Aaron menjadi jengkel, kemudian ia mendekat, sambil merangkul Jane ke dalam pelukannya, ia berkata kepada pelayan dengan dingin, “Dia tidak apa-apa.”

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu