Back To You - Bab 155 Aku yang selalu menemani kamu

Ketika Jane lagi duduk di lorong rumah sakit, terdengar suara langkah kaki dengan heels yang keras.

Tengah malam begini, apalagi rumah sakit swasta, biasanya tidak akan ada orang lagi.

Saat ia menengadahkan kepala melihat, dilihatnya tiga orang yang datang tergesa-gesa.

"Jane, kamu celakai anak aku lagi!" Kata Stephy dengan emosi, "Aku mohon sama kamu, dia cuma anak satu-satunya aku, tolong jangan lepaskan dia."

Stephy mengamuk sekali, di cengkramnya lengan Jane dengan kuat.

"Nona Chu, aku rasa kamu sudah tahu jelas Aaron itu calon suamiku, kenapa kamu ada masalah masih harus cari ke dia, dan sekarang buat dia jadi begini, sudah senang?"

Christy menyalahkan Jane.

Di saat yang bersamaan matanya juga memerah.

Sebenarnya di kemudian baru Jane tahu William lah yang menghubungi aaron.

Tapi di saat ini dia sama sekali tidak bisa mengelak, lagian Aaron sudah sampai begini, dia masih mau lempar tanggung jawab?

"Anakku itu cuma hatinya meleleh sedikit, tidak enak buat menolak kamu, baru kamu bisa menghasilkan begitu banyak perbuatan iblismu itu!"

"Nona Chu, bisakah kamu jangan hubungi dia lagi, apa kamu tidak sadar, setelah kamu bersama dia, apa pernah terjadi sesuatu yang baik?"

Christy dan Stephy menyalahkan Jane.

Sedangkan Andrew hanya menonton dari samping.

Tapi Andrew mengerti satu hal, yaitu posisi Jane di dalam hati Aaron tidak mungkin sebawah yang dikatakan Stephy dan Christy, melainkan posisi yang tinggi dan penting sekali.

Bagaimana Aaron tadi terburu-buru pergi setelah melihat email.

Sebagai sesama pria, Andrew paham.

"Tunggu setelah masalah ini lewat, akan aku lakukan."

Untuk sekarang Jane tidak ingin berdebat panjang lebar dengan Christy dan Stephy, dia hanya berharap Aaron bisa selamat, selanjutnya mau bagaimana pun dia terserah.

Kalaupun mau dia meninggalkan kota A agar tidak bertemu Aaron lagi, dia juga bersedia.

"Nona Chu, kaki satu aku ini sudah aku korbanin ke anakmu, apa kamu masih ingin kak Aaron mengorbankan nyawanya buat kamu? Apa yang pernah kamu lakukan demi kak Aaron? Bisa tidak jangan seegois ini."

Christy ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat Jane semakin terpukul.

Juga bukan cuma buat Jane, tapi juga biar didengar sama Andrew.

Kalau Andrew benci dengan Jane, bisa jadi dia tidak akan bisa masuk ke keluarga Huo.

"Iya, aku sudah mengerti."

Jane menundukkan kepala, sebenarnya dia mulai curiga apakah dirinya itu pembawa sial, sebelumnya nenek Huo celaka karena dia, lalu Christy celaka, dan sekarang giliran Aaron, dan juga bukan cuma kali ini saja, sebelumnya karena dijebak sama orang barulah dia bisa keluar dari penjara.

Kalau Christy sementara tidak usah di bilang dulu, tapi nenek Huo dan Aaron sama-sama terluka karena dia.

Jane jadi sungguh merasa dia sama keluarga Huo tidak cocok sekali.

"Sudahlah, tunggu hasil operasi dulu."

Andrew yang akhirnya bersuara.

Lagian Jane sudah menunjukkan pendiriannya, kalau detik ini juga belum memastikan Aaron selamat, dia tidak akan pergi.

Mendengar Andrew membuka suara, Stephy dan Christy tidak berani bilang tidak setuju.

——

Operasi berlangsung selama 6 jam.

Awalnya Andrew mereka masih tungguin, lalu setelah menunggu satu jam masih belum selesai, mereka pun satu-satu pergi ke ruangan istirahat untuk keluarga pasien.

Seperti hotel.

Semalaman itu hanya Jane duduk sendiri di sana, memandangi lampu operasi.

Akhirnya ketika belum sampai jam 5 subuh, lampu ruangan operasi akhirnya padam.

Jane bangkit berdiri menanyai dokter yang keluar, “Dok, bagaimana keadaan pasien?”

Melihat Jane masih duduk di situ dokter yang baru keluar itu agak tercengang, “Iya, operasinya lumayan berhasil, hanya saja pasien masih belum sadar dari obat bius, mungkin masih akan tidur sejenak lagi, tapi kamu boleh ke ruang pasien untuk menemani dia.”

Mendengar perkataan dokter barulah hati Jane tenang.

Sampai Aaron sudah dipindahkan ke kamar rawat inap dia pun ikut masuk.

Dia duduk di tepi ranjang dan memandangi wajah Aaron yang yang pucat pasi, dan beberapa botol infus yang bergantungan, hatinya jadi sedih sekali, “Aaron, apakah aku benar-benar pembawa sial, yang selau membuat kamu dalam masalah, kalau benaran iya, aku akan pergi jauh-jauh dari kamu.”

Rasanya belakangan ini masalah yang menimpa Aaron tidak berkesudahan.

Namun Aaron yang masih belum sadar tidak bisa menjawab dia.

“Aaron, kamu harus sembuh, kalau kamu sembuh, apa pun yang kamu katakan akan aku ikuti.”

Jane menggenggam tangan Aaron, karena lagi diinfus, tangan Aaron agak dingin.

Karena tidak tidur semalaman, Jane tidak bisa menahan kantuknya lagi, setelah menahan sampai jam 5 lebih, akhirnya Jane tidak tahan lagi dan tertidur.

Sedangkan Stephy dan Christy mereka jam 8 lewat bar ubangun, kemudian datang setelah tahu operasi Aaron sudah selesai.

Saat Christy masuk dan melihat Jane tidur di samping ranjang Aaron, , dengan kedua tangan menggenggam tangan Aaron, dia langsung iri dan emosi, dia mendekat sambil menahan emosi di hatinya, lalu menggeser tangan Jane dan menggoyang badannya.

Saat Jane sudah bangun, Christy berkata, “nona Jane sudah terlalu capek, selanjutnya biar kami saja.”

“Ha? Aaron sudah sadar?”

Jane baru bangun dengan kesadaran yang masih kurang, dia mengira Aaron sudah sadar.

Namun ketika dilihatnya Aaron masih tertidur, lalu melihat ada Stephy dan Christy di belakang, dia kira-kira sudah tahu keadaan di sini.

Sambil berpangku tangan Stephy berkata, “Cepat pergi saja, mau sampai kapan kamu di sini?”

Sedangkan Christy masih ngomong dengan baik-baik, “Nona Chu, kamu sudah capek semalaman, balik istirahat saja, sisanya biar kami saja.”

Karena Aaron masih belum sadar, dan Jane juga tidak ingin berdebat dengan mereka di ruang pasien, akhirnya dia pergi dengan tak berdaya.

Karena tidak tidur semalaman, dia pun mengantuk sekali, jadi dicarinya ruang istirahat di rumah sakit dan tidur sejenak.

——

Setelah Jane pergi, Christy menggantikan Jane duduk di kursi itu, menggenggam tangan Aaron dan lanjut tidur.

Aaron sadar sekitar jam 10 lewat.

Pas bangun tangannya bergerak sebentar.

Christy yang awalnya masih tertidur langsung terbangun saat merasa tangan Aaron bergerak. Pas menengadahkan kepala dilihatnya Aaro yang sudah membuka mata, langsung dia berkata dengan gembira, “Kak Aaron, kamu sudah bangun.”

Aaron memandangi Christy dan bertanya, “Kemarin kamu yang temani aku terus?”

Sebenarnya setelah keluar dari ruang operasi, meskipun masih belum sadar, tapi dia merasa ada sepasang tangan hangat melindungi tangannya yang lagi di infus.

“Iya kak Aaron.” Christy menoleh melihat Stephy tidak ada di ruangan, lalu berkata, “Kemarin saat kami sampai kamu sudah di ruang operasi, aku khawatir banget jadi tungguin di depan, setelah kamu keluar dari ruang operasi jam 5 pun aku masih tidak berani memejamkan mata, takut pas kamu keluar dan lihat tidak ada orang akan sedih.”

Dia mengaku-ngaku semua perbuatan yang dilakukan Jane.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu