Back To You - Bab 16 Di Dunia ini tidak ada penyesalan

Entah sudah berlalu berapa lama, Jane merasa kabur lalu ia tertidur.

“Tok tok tok.”

Di luar, terngiang suara ketukan pintu yang hangat.

Jane awalnya sedang tidur, begitu mendengar suara ia pun seketika terkejut terbangun dari mimpinya.

“Tok tok tok, tok tok tok.”

Suara ketukan pintu dari luar yang semula terdengar hangat itu pun berubah menjadi sedikit terburu-buru.

Jane melihat telepon genggamnya, sudah lewat jam satu malam, ia membangkitkan tubuhnya kemudian berjalan ke arah pintu masuk, ia menempelkan matanya ke lubang pintu, di luar terlihat begitu gelap, bahkan cahaya bulan saja sepertinya berubah menjadi gelap, sesosok bayangan terlihat tidak begitu jelas di luar, dilihat dari tinggi badannya sepertinya itu adalah seorang pria.

“Siapa itu?”

Dengan suara pelan ia bertanya.

“Aku.”

Sesaat, di tengah kegelapan terngiang suara pria, yang sedikit serak, sudah seperti cahaya bintang di gelapnya malam.

Aaron?

Dia datang?

Jane membuka pintu.

Aaron berdiri di depan pintu masuk, ia mengenakan celana santai berwarna hitam, kaos berwarna biru, rambutnya pun sudah tidak ditata seperti waktu siang hari, melainkan halus menempel ke bawah.

Kelihatannya, ia lebih hangat dibanding biasanya.

"Kau, bagaimana kau datang saat ini?”

Jane berdiri di sana, tangannya menggenggam telepon genggamnya, sesaat ia tak tahu mau menyimpannya di mana.

Entah mengapa, melihat Aaron berdiri di sana, sudah seperti sebuah kejutan kecil untuk Jane, tak peduli apapun alasannya, ia datang, hati Jane pun sedikit merasa berat.

"Mana orangnya? Bukankah ada orang mabuk yang menggedor-gedor pintu rumahmu?”

Aaron berdiri di luar, tak ada maksud mau beranjak dari tempatnya.

Pandangannya melihat kondisi di dalam ruangan, di dalam kondisinya rapi dan bersih, sedikitpun tak terlihat ada tanda-tanda orang yang masuk ke dalam.

"Sepertinya, sepertinya ia sudah pergi.”

Jane berdiri kaku di tempat semula ia berdiri, ia tak menyangka perkataan yang pertama ia ucapkan begitu berbicara ternyata tentang hal ini.

Jane baru tersadar, entah kapan, ia merasa kabur dan tertidur, orang mabuk itu pun pergi.

"Pergi?”

"Ya, maaf, saat itu aku sungguh terkejut, sehingga aku tak sengaja menelepon teleponmu.” Jane melihat pria yang sedang berdiri di pintu masuk itu, perlahan badannya menyamping, seolah memberikan jalan untuk masuk, dengan sopan ia berkata, “Bagaimana kalau masuk duduk dulu, tidak sebanding dengan rumah mewahmu, tapi setiap hari aku menyapunya.”

Pria ini datang demi Jane, tidak peduli alasan apapun, alasannya tidak lain karena ia peduli padanya.

Jane membalikan badannya untuk menuju dapur dan mengambilkan segelas air minum untuknya, di balik tubuhnya, terngiang suara pria menggodanya, "Apakah kau begitu berharap agar aku masuk ke dalam?”

Suaranya lembut sekali, nada akhirnya terdengar naik ke atas, dengan sikap berbicara sebelumnya sudah tidak sama.

Jane tercengang, ia berbalik dan menjelaskan, "Bukan, aku berpikir dengan kau datang kesini juga sudah membuatmu lelah, kalau air minum saja aku tidak mentraktirmu, kurang pantas sepertinya.”

"Kau sungguh mahir berpakaian seperti ini, mengundang pria masuk ke dalam rumah untuk minum segelas air?”

Aaron berdiri di sana, wanita yang mengenakan baju tidur dengan sling berwarna gading berbahan sutra yang berdiri di hadapannya, dengan bawahan yang dikenakan hanya sampai ke bagian tengah pahanya, dengan rajutan hitam di ujung roknya.

Sebagian besar paha putihnya terpampang keluar.

Rambutnya yang panjang diikat melingkar, menjuntai-juntai dijepit di bagian belakangnya, ada beberapa helai yang tergerai ke bawah, menjuntai ke bagian bahunya yang bersih itu.

Seorang wanita, berpakaian seperti ini mengundang seseorang, mengundang seorang pria masuk ke dalam rumahnya untuk minum segelas air?

Menurut pandangan Aaron, Jelas Jane sedang menarik perhatiannya!

Jane menundukan kepalanya, ia sekarang baru menyadari, dirinya hanya mengenakan pakaian tidur, dan bahkan ia hanya mengenakan sehelai pakaian dalam di dalam baju tidurnya.

“Maaf, sekarang aku akan mengganti bajuku!”

Seketika wajah Jane memerah hingga ke telinganya, membuatnya ia ingin masuk ke dalam untuk mengganti pakaiannya.

Tetapi pergelanggan tangannya malah dicengkram oleh pria itu.

“Mau mengganti pakaian apa? Kau begitu susah payah memainkan sebuah sandiwara ini, bukankah ini demi memanggilku agar datang ke sini bukan? ”

Telapak tangan besar Aaron, dengan eratnya menggenggam pergelangan tangan wanita itu, tinggi badannya 188cm, memandang wanita yang ada di hadapannya dari posisinya yang lebih tinggi, bola matanya hitam seperti tinta hitam.

“Tidak begitu.”

Jane mendongakkan kepalanya, memandang Aaron, semula dirinya sudah tidak tahu bagaimana mengatasi situasi ini saat ini ia merasa menjadi bertambah panik.

“Tidak begitu? Kau kira aku begitu mudah dibohongi? Jelas-jelas kondisi saat kau menelepon sangat sunyi, mana ada suara orang yang mengetuk pintu?”

Saat di telepon tadi, Aaron hanya mendengar suara Jane yang menelan ludahnya, sedangkan situasi di belakangnya sangat hening.

Tetapi yang Aaron tidak ketahui adalah, telepon genggam Jane memiliki modus menghilangkan suara latar belakang, ditambah lagi tadi jaraknya yang jauh, jadi Aaron sama sekali tidak dapat mendengar suara pria mabuk yang menggedor pintu itu.

“Sudah kubilang, aku tidak begitu.”

Jane menjadi bertingkah aneh dibuatnya, rasa sedikit gembira yang baru saja ada, sekarang menghilang begitu saja.

Dari mata Aaron Jane dapat melihat, pria ini sedang merendahkan dirinya, dari dalam hatinya merendahkah dirinya.

“Begitu tergesa-gesanya kau membantahnya? Ataukah kau berlagak seolah mengundangku padahal sebenarnya kau mau menolakku? ”

Aaron mencengkramnya dengan kuat, sambil mendorong wanita itu searah dengan gerakannya hingga ia terjatuh.

Jane terantuk, seluruh tubuhnya terhempas ke atas meja teh yang terbuat dari kayu, walaupun di atas meja teh tidak ada barang apapun, tetapi permukaan meja itu yang begitu keras, ia jatuh ke meja seperti itu, yang ia rasakan hanyalah seluruh pinggang dan punggungnya seolah terpisah.

Saat ia berniat untuk bangkit, sosok pria yang tinggi besar itu sudah menekan dirinya, menghalangi cahaya lampu di atas, membuat dirinya tertutup di dalam bayangannya.

“Aku…..” Semula Jane masih mau memberikan penjelasan, tetapi saat ia melihat di mata pria itu begitu yakin bahwa dirinya sedang menarik perhatiannya, dan dengan sengaja membohongi dirinya untuk datang, ia pun tidak ingin membantahnya lagi, “Benar, aku membohongimu untuk datang ke sini, aku memang sengaja menarik perhatianmu.”

Ia melirikan matanya ke atas, pandangannya bertemu dengan pandangan pria itu yang begitu dingin, sedikit pun tidak ada niatan untuk memundurkan tubuhnya.

“Kau rupanya jujur juga.” Aaron mengekang dagu Jane yang kecil itu dengan jari tangannya yang kurus, dengan sedikit tenaga, “Betul juga, kau sudah kubeli seharga 500juta, kalau tidak menidurimu beberapa kali, bagaimana bisa balik modal?”

“Betul, Tuan Huo, aku telah memanggilmu zona nyamanmu, dan kau sangat marah, jadi kau mau mencari ganti ruginya pada diriku kan?”

Setiap kali, saat Aaron menekankan tentang hubungan uang di antara mereka berdua, Jane selalu tidak bisa menahan dirinya dan merasa sedih sesaat.

Jane tahu dirinya begitu memelas, kekurangan uang, bersedia untuk menjual tubuhnya sendiri, kontrak perjanjian pun sudah ditandatanganinya, masih mau bagaimana lagi?

“Ganti rugi? Kalau saat itu kau tidak meninggalkan aku, sekarang kau pasti hidup sebagai Nyonya Huo. ”

Satu kaki Aaron berlutut di atas meja teh, kemudian ia melepaskan jepit rambut wanita itu, sehingga rambut panjangnya tergerai ke bawah.

Bola matanya yang berwarna hitam itu dengan dingin menatapi wanita itu, kali ini berbeda dengan yang sebelumnya, tubuhnya ditutupi oleh baju tidurnya, baju tidur berbahan sutra yang begitu lembut, mengikuti lekuk tubuh wanita itu, bersamaan dengan nafasnya, mencumbunya.

“Mana ada banyak kata kalau.”

Jika ibu Aaron tidak mengatakan hal itu kepada Jane, mungkin Jane benar-benar bisa hidup bersama dengan Aaron.

Kalau saja ibu dan adik laki-lakinya tidak kecelakaan, ia pun tidak mungkin terbaring disini menerima penghinaan ini.

Sayangnya, tidak ada kata kalau.

“Apa yang kau katakan benar.”

Aaron tanpa sungkan membungkukkan badannya, bibirnya yang tipis melekat dengan bibir wanita itu, dengan beraninya seolah mencungkil mulut Jane hingga terbuka, bau mint menyapu masuk ke dalam.

Terasa sedikit asing, tetapi begitu akrab juga.

“Aku menginginkan dirimu, sekarang!”

Dengan kukuhnya ia mengeluarkan kata-kata itu.

Telapak tangannya yang besar mengangkat rok tidur yang dikenakan wanita itu, Aaron jelas-jelas dapat merasakan, tubuh wanita itu yang tadinya rileks, saat disentuhnya seketika berubah menjadi begitu tegang.

Sepertinya, tubuhnya menolak dirinya. Gerakan tubuhnya ini malahan lebih membangkitkan rasa gairah Aaron.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu