Back To You - Bab 162 Kekasih laki-laki...........teman laki-laki

Putri Qiao sedang berada di kampus, mendengar Vivi Huo dengan serius menyuruhnya pulang, dia tidak mengerti, "Ada apa?"

"Ada sesuatu yang mau aku tanyakan".

"Tidak dapat menanyakan melalui telephone?”

“Tidak bisa, segera pulang”.

Vivi Huo teringat kata-kata Christy tadi, dia sangat merasa berbahaya.

Karena keluarga Huo terhadap Jane Chu dapat dikatakan terdapat beberapa rumor, tetapi karena Putri Qiao sangat menyukai Jane Chu, sebenarnya dia juga merasa Jane Chu lumayan baik.

Tetapi kata-kata tersebut, dan juga hal ini bukan merupakan urusan keluarga sendiri.

Sekarang hal ini berhubungan dengan keluarga sendiri, karena itu tidak sama.

“Hari ini aku ada janji bermain game online bersama teman-teman, tidak bisa pulang”.

Hari ini Putri Qiao mempunyai janji dengan William Chu bermain game online di warnet.

Biasa William Chu harus bekerja, atau pulang menemani orang tua atau yang lainnya, setiap kali Putri Qiao mencarinya untuk bermain, seperti mau menemui seorang bos, harus membuat janji sejak jauh hari.

“Bermain game? Kapan saja bisa main!”

Vivi Huo mengerenyitkan alis, tidak disangka Putri Qiao menolak untuk pulang dengan alasan ini?

“Game bisa main kapan saja, tetapi aku sudah membuat janji dengan seorang teman yang sangat sibuk, dia hari ini baru ada waktu luang”.

Mendengar Putri Qiao berkata demikian, di dalam benak Vivi Huo terbersit pertanyaan, “teman laki-laki atau teman perempuan?”

“kekasih laki-laki……….teman laki-laki”.

Setelah Putri Qiao selesai berbicara, dia sendiri merasa kata-kata ini ambigu, dia langsung menjelaskan.

Hal ini, membuat Vivi Huo yakin bahwa Putri Qiao memiliki hubungan yang tidak biasa dengan seorang laki-laki, tetapi tidak tahu apakah seperti yang Christy katakan adik laki-laki Jane Chu.

“Kalau begitu ajak dia pulang, di rumah bukannya ada beberapa computer, mengapa kalian harus pergi ke warnet? Di warnet banyak orang yang merokok, sangat kacau”.

Vivi Huo adalah seorang ibu yang cerdas.

Terhadap Putri Qiao yang suka bermain game, skateboard, tidak suka bermain piano, melukis, merupakan hal kecil.

Tetapi kali ini berbeda, ini berkaitan dengan kebahagiaan putri nya.

“Tidak tidak, lain kali saja, aku takut dia malu”.

Putri Qiao dan William Chu saat ini masih dalam tahap pendekatan, walaupun William Chu sudah menyatakan perasaannya, tetapi Putri Qiao belum mengiyakan.

Sebenarnya dia ingin hari ini memberikan jawaban kepada William Chu, siapa sangka ibunya justru pada saat ini menyuruhnya pulang.

“Kalau begitu kamu pulang sendiri”.

“Aku tidak pulang!”

“Putri, kamu dulu tidak seperti ini”.

Sebenarnya sifat Putri Qiao seperti itu, mengatakan apa adanya, dulu hal yang dia tidak ingin lakukan maka dia akan langsung mengatakannya.

Tetapi karena hati Vivi Huo gelisah, mendengar kata-kata Putri Qiao, hatinya semakin merasa tidak enak, mau tidak mau dia teringat apakah benar laki-laki itu adalah anak keluarga Chu dan sudah mengatakan sesuatu, sehingga dia tidak menurut?

“Ibu, mengapa kamu membuat masalah menjadi rumit?”

“Kalau begitu kamu ajak dia pulang, ternyata mempunyai kekasih tetapi tidak mengaku?”

Vivi Huo semangkin peduli, akhirnya dia memutuskan, dan memaksa, menyuruh Putri Qiao membawa laki-laki itu pulang kerumah untuk di perkenalkan.

Karena dia adalah orang yang dapat menilai orang, seorang anak-anak, bisa mempunyai maksud tersembunyi seperti apa? Kalau mempunyai maksud apakah dapat membohongi matanya?

Putri Qiao tidak mengira Vivi Huo akan mengatakan hal ini, dia berbicara dengan tersendat, “Ibu…..itu, itu adalah kekasihku”.

“Bukannya bagus, suruh dia segera datang, biar ayah dan ibu membantumu untuk menilainya!” selesai berbicara Vivi Huo tidak memberikan waktu untuk Putri Qiao berpikir, lalu mengatakan “Harus membawanya pulang, aku tutup telephone dulu, aku mau menelephone pulang,menyuruh dapur untuk menyiapkan makanan yang enak”.

Selesai berbicara, telephone tersebut di tutup.

Putri Qiao memegang telephone, dia diam tertegun!

Benar-benar ibu kandung, tanpa meminta pendapat memaksa menyuruh William Chu untuk pulang, sekarang hubungannya dengan William Chu masih dalam tahap pendekatan, belum sepasang kekasih, bagaimana membawanya pulang?

Saat ini, William Chu datang.

Melihat Putri Qiao, dia berkata, “Sudah menunggu lama ya, kakakku memberikan sebuah pekerjaan”.

Putri Qiao tahu kakak William Chu adalah Jane Chu, sehingga ketika William Chu mengatakan hal tersebut, dia pun tidak memikirkan hal lain.

“Oh……” Putri Qiao memengang ponsel, tidak tahu bagaimana harus berbicara, dia melihat William Chu, lalu dengan terbata-bata dia berkata, “ William Chu, tadi ibuku menelepon, tidak tahu sakit apa, menyuruhku untuk pulang…….”

William Chu mengira Putri Qiao ingin pulang, jadi dia tidak menahannya dan dengan senang hati berkata, “Kamu pulang saja, aku akan mengantarmu sampai ke stasiun MRT”.

Sebenarnya di kampus, Putri Qiao selalu berpura-pura seperti orang biasa, tidak pernah menyuruh mobil untuk menjemputnya, keluar rumah pun selalu mengendarai kendaraan umum, kalau bukan bus umum maka MRT, pakaian yang dipakainya pun murah, tidak terlihat dia seperti putri keluarga kaya.

“Baik, baiklah”.

Putri Qiao sambil berjalan sambil berpikir, bagaimana dia harus berkata kepada William Chu, bahwa ibunya mengundangnya kerumah .

Ketika hampir tiba di stasiun MRT, Putri Qiao tetap tidak berkata.

Akhirnya dia hanya memandangi MRT dan berkata kepada William Chu, “kamu hati-hati di jalan”.

“Baik, lain kali kita buat janji lagi”.

Putri Qiao memandangi William Chu, dan tetap tidak mengatakannya.

Akhirnya dia pulang sendiri kerumah.

——

Ketika Putri Qiao tiba di pintu rumah, Vivi Huo melihat kebelakang Putri Qiao, dia menunggu, Putri QIao menutup pintu, Vivi Huo mengetahui bahwa Putri Qiao pulang tidak membawa orang lain.

“Bukankah menyuruhmu membawa kekasihmu pulang?”

Walaupun dia berkata demikian, Vivi Huo sudah menyiapkan hati kalau Putri Qiao tidak membawa orang tersebut pulang.

“Sudah aku katakan bukan kekasih, bagaimana membawanya pulang”. Sampai rumah, Putri Qiao mengganti sepatunya, lalu dia mulai mengomel, “tidak ada apa-apa, ada apa menyuruhku pulang?”

“rindu kepadamu”.

Vivi Huo sengaja mengatakannya.

“Katakan sesuatu yang dapat aku percayai, kamu main mahjong dengan sangat gembira, mana mungkin teringat padaku?”

Hubungan Putri Qiao dan Vivi huo sangat baik, sehingga mereka berdua berbicara tidak seperti ibu dan anak yang biasa sangat sungkan.

“Ah, ada seseorang yang melapor kepadaku, katanya putriku pacaran, aku sekarang ingin bertanya”.

Vivi Huo pintar, dia tidak langsung mengatakan hal yang di katakan oleh Christy, tetapi dia pelan-pelan mengorek informasi terlebih dahulu.

Kalau saja William Chu bukan orang yang seperti itu, kalau dia langsung menuduhnya, maka akan mempengeruhi hubungannya dengan Putri Qiao.

‘Mulut siapa yang besar sekali, aku hanya memiliki hubungan yang baik, kekasih apanya”.

Putri Qiao mencibir.

“Kamu kasih aku lihat fotonya”.

“Aku bisa memperlihatkan fotonya kepadamu”.

Begitu Vivi Huo berkata, Putri Qiao langsung mengeluarkan ponsel, dan memperlihatkan foto tersebut kepada Vivi Huo.

Foto tersebut selain foto bersama, sisa nya foto tersebut seperti diambil dari sudut yang aneh, terlihat tidak jelas, tetapi dapat terliaht laki-laki tersebut tinggi dan tampan, sepertinya sangat bercahaya.

“Mengapa semuanya curi-curi foto?”

Kata-kata Vivi Huo tepat sasaran.

“Menurutmu, ini adalah murid baru kampus kami, sebenarnya putrimu yang mengejarnya, kamu memaksaku membawa dia pulang, kalau dia tahu kita adalah orang kaya, dan dia kabur karena ketakuan?”

William Chu tidak hanya tubuh dan wajahnya tampan, dia pintar bermain basket, dan juga sangat pintar, termasuk tipe yang disukai gadis-gadis di kampus.

Putri Qiao sudah lama menyukainya, tetapi dia malu, sehingga dia tidak mengatakannya.

“Ada apa? Dia tidak tahu kalau keluarga kita kaya?”

Mengenai hal ini Vivi Huo merasa bingung.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu