Back To You - Bab 10 Dia mendekatinya hanya karena tanggal lahir mereka cocok

“Rumah sakit?” Jane termangu, “Bukannya bilang mau tanda tangan kontrak? Kenapa jadi kerumah sakit?”

“Kalau kamu tanda tangan kontrak dalam keadaan kepala yang tidak begitu baik, nantinya mungkin sekali akan menjadi alasan kamu menuntut aku.” Aaron duduk semakin dekat saat berkata begitu, ekspresinya masih tetap dingin.

“Ternyata begitu, aku mengerti.”

Pembisnis, cerdiknya sampai segitunya.

Jane tersenyum kecut, dia sudah pernah bilang, Aaron memberinya 500 juta dia sangat berterima kasih, tidak akan menginginkan hartanya yang lain lagi.

Tapi kenapa dia tidak percaya?

Mungkin di mata Aaron, dirinya tak beda jauh dengan wanita-wanita yang mengejar hartanya, dia hanya sedikit kacau sampai bisa mengira dia dianggap spesial.

Mobil tersebut dibawa sampai ke rumah sakit swasta yang ditunjuk Aaron.

Pelayanan di rumah sakit swasta sangat bagus, tambah lagi Jane datang bersama Aaron, petugas-petugasnya itu juga tak berani lalai, Jane hanya duduk menunggu di kamar pasien, si dokter bolak-balik beberapa kali sudah selesai memeriksa dan memberikan resep.

Infus, untuk tiga hari.

“Aaron, mau diinfus disini atau kalian bawa pulang?”

Seorang dokter berjubah putih masuk, dengan penampilan sopan dan kaca mata bergagang warna silver.

Dengan diikuti Aaron yang memakai jas di belakangnya.

“Infus sini saja.”

Aaron masuk cuma melihat Jane sekilas lalu menoleh dan keluar.

Malah dokter itu yang tetap disitu, melihat Jane yang terduduk disitu, dengan tertawa berkata, “Aaron itu kelihatan kasar dan cuek tapi sebenarnya dia sangat baik, dia tidak pandai mengungkapkan perasaanya sendiri, pasti susah ya bersama dia.”

“Tidak kok.”

Jane tersenyum masam.

Mana berani dia bilang, dirinya hanyalah istri yang disewa Aaron dengan harga 500 juta.

Bersama? 1 kata ini diaplikasikan ke mereka berdua, Jane sama sekali tak berani membayangkannya.

Dokter itu juga tidak sungkan, dikeluarkannya sebuah kartu nama ke Jane, “Namaku Kenny Fu, dokter di rumah sakit ini.”

Jane mengulurkan tangannya, dengan sangat sopan ia terima kartu nama itu, setelah melihat dengan teliti baru ia simpan, “Dokter Fu, hari ini merepotkan kamu.”

“Tidak apa-apa, aku dan Aaron itu teman baik, nanti kalau ada masalah apa pun kamu boleh hubungi aku.”

Kenny menaikkan kaca matanya.

Sebentar kemudian, suster masuk untuk memberi infus ke Jane, lalu Kenny pergi dengan suster.

Tidak lama kemudian, Aaron baru masuk, melihat Jane yang diam terduduk dan diinfus di atas sofa ia mengangkat alis, “Jane, aku benar-benar terlalu meremehkanmu, aku baru juga pergi kamu sudah bilang ke Kenny kalau kamu istri aku.”

“Apa maksudnya.”

Jane tidak mengerti.

“Aku nikah sama kamu cuma demi memberikan keturunan buat keluarga aku, ku harap kamu tidak terlalu menyebarkannya, daripada nanti dapat masalah yang tak perlu.”

Aaron berkata tanpa ekspresi.

Masalah yang tak perlu?

Jane akhirnya mengerti setelah mendengar perkataan ini, “Aku tahu, kamu itu direktur perusahaan Huo, kalau kabar kamu menikah dengan aku yang wanita bekas ini pasti akan membuat malu keluarga Huo.”

Mendengar dia berkata begitu, Aaron malah terdiam.

Infus tiga hari yang berturut-turut, Jane selalu mengikuti perintah Aaron untuk datang menginfus di rumah sakit ini.

Setelah itu Jane kembali bekerja, dia menggunakan uang yang dikasih Aaron untuk mengundang pembantu buat ibu dan adiknya.

Kalau dipikir-pikir, 500 juta ini benar-benar sangat membantunya.

Pagi hari di hari keempat, Jane menerima pesan singkat dari Aaron.

「Jam 2 sore datang kerumah sakit」

Rumah sakit yang dia maksud ialah yang Jane infus situ.

Jane ijin kerja, dan mengganti pakaian yang bersih, sampai di rumah sakit tepat jam 2.

Aaron sudah menunggunya di depan pintu, dia memakai kemeja putih, celana hitam, berdiri di tempang rindang, mukanya yang tampan sangat menonjol di bawah cahaya matahari sore.

Jane berdiri di tempat dan memandangnya.

Dipikir-pikir 5 tahun kemudian, meskipun mereka sangat dekat, tapi kenyataannya malah berbeda bagaikan langit dan bumi.

“Ikut aku.”

Aaron melihat sekilas penampilan Jane, tidak menunjukkan ekspresi yang meremehkan, mungkin sudah termasuk puas.

Jane mengikutinya naik sampai ke lantai paling atas, kamar pasien di lantai 10.

Kamar pasien itu sangat luas, ditengahnya hanya ada sebuah ranjang.

“Nenek, aku datang.”

Aaron sekali masuk langsung menggandeng tangan Jane, dengan tersenyum ceria mendekati pintu.

Jane baru melihat dengan jelas, di atas ranjang pasien terbaring seorang nenek tua berambut putih, meskipun kulit wajahnya sudah kendor, penuh dengan keriput, tapi tetap tak bisa menyembunyikan wajahnya yang cantik.

Kelihatan sekali, nenek saat mudanya adalah wanita cantik.

“Aaron datang ya.”

Nenek yang mendengar suara mengulurkan tangan untuk meraba sekelilingnya, segera Aaron mendekati beliau, menggenggam tangannya untuk meraba wajahnya, “Iya, aku datang jenguk nenek.”

Jane termangu sejenak, baru melihat nenek yang terbaring disitu buta.

Aaron menarik Jane ke samping nenek, meletakkan tangan Jane ke tangan nenek, dengan tertawa berkata, “Nenek lihat, aku bawa pulang cucu menantu nenek, yang dulu pernah aku bilang sama nenek.”

“Halo nenek, nama aku Jane Chu.”

Jane menyapa dengan sopan.

Mendengar itu, tangan nenek yang tua menggenggam erat tangan Jane, kemudian mengulurkan tangan untuk meraba wajah Jane, dengan puas ia berkata, “Baik, baik, sekali lihat juga tahu ini anak baik.”

“Terima kasih nenek.”

Dengan setengah jongkok, Jane membiarkan badan dan wajahnya mendekat ke tangan nenek, agar dia tidak kesusahan untuk meraba.

“Haihh,, sayangnya aku sudah tua, tidak bisa melihat cucu menantu yang cantik ini, tapi mendengar suara kamu saja aku sudah tahu kamu pasti wanita yang baik.”

Nenek meraba wajah Jane sambil menganggukkan kepala berkali-kali.

Aaron kalau di depan nenek secara otomatis menyembunyikan sikap dinginnya, dengan tertawa berkata, “Tentu saja, ini kan aku cari berdasarkan standar kemauan nenek.”

“Oh ya? Tanggal lahir imlek kamu kapan Jane?”

Tanpa berpikir lagi Jane menyebut tanggal lahirnya.

Nenek menghitung sebentar lalu dengan cepat berkata, “Peninggalan leluhur memang tidak salah, wanita dengan tanggal lahir begini pasti wanita baik.”

“Iya, dia teman kuliah aku dulu, saat itu ya karena dengarin perkataan nenek baru aku memutuskan untuk bersamanya.”

Aaron berkata dengan tertawa di samping nenek.

Mendengar percakapan mereka, ekspresi Jane yang awalnya tertawa seketika membeku.

Dia teringat percakapannya dengan Aaron saat OSIS dulu, saat itu lagi isi data pendaftaran OSIS, Aaron melihat data dirinya dan bertanya, “Tanggal lahir kamu itu yang penanggalan imlek atau lunar?”

Dia bilang, “Lunar.”

Saat itu dia masih tidak begitu mengerti kenapa Aaron bertanya seperti itu, sekarang dia sudah mengerti.

Aaron bisa mendekatinya hanya karena dia punya tanggal lahir yang bagus.

Jane berdiri di samping Aaron, melihatnya menuangkan air untuk nenek, mengupas apel, menyanyi, benar-benar seperti cucu yang patuh.

Tak heran juga dia bisa mendekati wanita yang tidak dia cintai karena perkataan neneknya.

Nenek sangat suka dengan Jane, saat Jane akan pergi, dia mengeluarkan gelang giok dari bawah bantal, sambil meraba tangan kiri Jane ia masukkan ke pergelangannya tangannya, dengan tertawa ia berkata, “Nak, kalau pakai gelang giok ini, maka kamu sudah menjadi menantu di keluarga Huo kami, kelak kalau Aaron menyiksa kamu, kamu marahi dia dengan gelang ini.”

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu