Back To You - Bab 9 Pernikahan hanya untuk memenuhi keperluan masing-masing

Baru saja suster menggenggam lengan Jane, segera ia menyentuh dahinya, setelah memastikan dengan benar baru ia bertanya dengan khawatir, “Kenapa kamu demam masih datang ngurus surat nikah?”

Ditanya seperti itu Jane merasa agak canggung, dan bertanya kepada suster, “Apa ini akan mempengaruhi hasil tes?”

“Ada kemungkinan.”

Suster menjawab.

Tiara yang berada di samping tertawa, “Kak Jane, apa kamu setakut itu kalau si cowok akan membatalkan pernikahan, sampai demam pun tetap datang.”

Mendengar ledekan Tiara, Jane mengepal jarinya, kemudian meminta tolong si suster, “Apa bisa tolong saya cek darah dulu saja, kalau ada masalah nanti baru lihat bagaimana.......”

Suster yang mendengar ledekan Tiara yang tak henti itu juga sedikit emosi, setuju untuk mengetes darahnya dulu.

Untungnya hasil tes normal.

Jane keluar dari ruang check up lebih dulu, baru saja dia keluar, dilihatnya Tony berdiri tak jauh dari situ, eskpresinya menjadi agak canggung.

Awalnya dia mau menghindar, baru jalan dua langkah terdengar ada yang memanggil namanya dari belakang.

“Jane?”

Sudah sampai begini, Jane hanya bisa membalikkan badan dengan canggung.

Tony yang di belakang berpakaian jas rapi, dari kemeja putihnya bisa terlihat jam tangan baru yang ia pakai di pergelangan tangannya.

“Tony.”

Jane menegakkan badannya, mengeluarkan senyuman untuk menyapanya, tap dalam hatinya malah kepikiran sebuah perkataan——

Hari dimana penampilan lagi paling jelek pasti akan bertemu seseorang yang sangat tak ingin ditemui.

“Kamu berpakaian seperti itu, jangan-jangan datang untuk.......”

“Buat surat nikah.”

Belum selesai Tony berbicara, Jane langsung menjawab, sambil mengikat rambutnya.

“Bagaimana keadaan ibu dan adik kamu?”

Tony bertanya.

“Kurasa tak ada hubungannya dengan kamu.”

Jane tersenyum dingin, hari itu saat ia paling membutuhkan bantuan, dia ingin meminta kembali uang yang pernah ia tanggung, malah di tolak dengan tanpa perasaan.

Dan sekarang malah pura-pura perhatian? Yang ada hanya membuatnya merasa semakin jijik.

“Kak Jane, jangan-jangan kamu demi menolong orang tua kamu lalu ngasal menikah dengan kakek tua?”

Tiara baru kembali dari kamar mandi untuk memperbaiki make-upnya, baru kembali sudah melihat Tony dan Jane sedang berbicara, langsung ia ikut nimbrung.

Hari ini buat surat nikah, dia secara khusus memilih gaun paling cantik dan heels, dan berdiri di samping Jane yang sangat sederhana penampilannya, seketika langsung kelihatan perbedaannya.

Tiara sudah berkata demikian, air muka Tony pun tidak begitu baik, dipandangnya Jane, “Jane, tidak sampai segitunya kali, kalau kamu benar-benar ada masalah, aku sedikit banyak bisa bantu kamu.”

“Tony, seru ya pura-pura jadi orang begitu?

Jane merasa benar-benar sangat lucu, kalau misalnya sekarang Tony membuat batasan yang jelas antara mereka berdua, mungkin malah akan membuatnya merasa lebih baik.

“Sayang, kak Jane saja sudah kedapatan orang kaya, mana mungkin perlu uang kamu.” Tiara merangkul tangan Tony, dan bertanya dengan meremehkan, “Mana suamimu kak Jane? Jangan-jangan karena terlalu tua jadi nunggu kamu keluar buat dorong dia masuk lagi, hahahaha.”

Tiara sangat yakin, barang bekas seperti Jane ini, tambah lagi dia lagi perlu uang, pasti tidak dapat yang cowok yang bagus. Bisa kedapatan kakek tua saja sudah lumayan.

“Tiara, kamu mau kita bertengkar lagi disaat kamu buat surat nikah begini?”

Jane menatapnya dengan dingin dan mengepalkan tangan dengan erat.

“Sudahlah, sama-sama buat surat nikah juga, kamu tak usah banyak omong lagi.”

Tony membujuk.

“Sayang, emangnya kamu tidak pingin lihat, mantan istri kamu itu dapat suami yang bagaimana? Yang 40 tahun, atau 50 tahun?

Tiara menertawakannya dengan meledek.

Dia yakin, Jane tidak mungkin kedapatan pria yang baik.

“Itu juga pilihan dia.” Sebenarnya dalam hati Tony juga agak kikuk, tetap ia berkata kepada Jane, “Jane, kalau pun kamu buru-buru perlu uang, juga tidak usah buru-buruh nikah, nantinya kamu bukan Cuma harus merawat keluarga, juga harus merawat suami yang sudah berusia lanjut.”

Sebenarnya Tony sama sekali bukan memperhatikannya.

Tapi tidak ingin orang lain memungut yang sudah dia buang!

“Kalian semua kira yang aku cari itu kakek tua?”

Dengan pandangan mata olok-olok Jane memandang kedua orang sialan di depannya itu.

Merasa sangat lucu.

Mendadak ia merasa dirinya agak beruntung bisa menikah dengan Aaron.

Tidak peduli berdasarkan alasan apa, pokoknya dia menikah dengan pria yang akan membuat mereka iri.

“Emangnya bukan?”

Tiara balik bertanya.

“Aku tak sabaran melihat ekspresi kalian pas tahu dia.”

Jane tertawa dingin.

Sebenarnya dia juga tidak tahu apakah mereka tahu, lagian pernikahan dia dengan Aaron hanya 1 tahun.

Hanya saja saat ini, dia ingin membela dirinya sendiri.

“Sayang, coba lihat kamu, malah masih perhatian dengan urusan orang, masih mau memberikannya uang, padahal situ sudah dapat suami kaya raya.” Tiara sengaja berkata demikian.

Dia sama sekali tidak tahu siapa yang Jane maksud.

Cuma karena dia lihat ekspresi Jane yang begitu yakin dan tenang, dia jadi merasa agak ragu.

“Sudahlah, kita pergi saja.”

Tony juga sudah tidak ingin tahu Jane menikah dengan siapa.

Ia tarik Tiara untuk pergi mengambil surat nikah.

Sampai Tony dan Tiara pergi, baru Aaron keluar dari ruang check-up.

“Aku tadi melihat mantan suami kamu di dalam.”

Inilah kalimat pertama yang terucap dari Aaron setelah keluar,

“Iya, aku juga melihat mereka.”

Jane menatap Aaron, pria yang akan dinikahinya ini, penampilan luarnya ganteng dan dingin, pembawaan yang tegas, benar-benar sempurna, sempurna sampai membuat orang iri.

Sayangnya, mereka menikah bukan karena cinta, melainkan keperluan.

Untuk memenuhi keperluan masing-masing.

“Selesai ambil surat nikah, ikut aku pergi tanda tangan surat persetujuan.

Aaron yang berjalan di depan Jane berkata.

“Bukannya sama aja surat persetujuan sebelum menikah?”

Jane bertanya kebingungan.

“Buat formalitas saja, tidak peduli tanda tangan atau tidak, kamu tidak mungkin ambil sepeser pun uang yang bukan milik kamu.”

Suara Aaron dingin sampai menakutkan, walaupun sesuatu seperti ini harusnya sangat manis di tempat pengurusan pernikahan begini, tapi Jane tetap bisa merasakan hawa dingin dari suaranya itu.

Jane menertawakan dirinya sendiri, benar-benar semakin murahan.

Melihat orang lain begitu romantis malah lupa keadaan diri sendiri.

“Aku mengerti, kamu bisa kasih aku 500 juta aku sudah sangat berterima kasih sama kamu, tidak bakal aku menginginkan hartamu yang lain.”

Jane berjalan maju, mendadak pandangannya menjadi gelap, kepalanya terasa sangat berat, tanpa sadar ia bersandar sebentar dalam pelukan Aaron.

Posisinya paling dekat dengan dia, juga dengan otomatisnya menangkap dia dengan kedua tangannya.

“Terima kasih.”

Jane mengucapkan terima kasih.

“Kalau kamu pikir bisa mengubah sesuatu dengan cara memberi pelukan atau apa pun itu, maka aku cuma akan bilang kamu salah besar.”

Perkataan Aaron sangat dingin, tapi tangan yang menopangnya tetap tidak lepas.

Meskipun dia begitu, Jane malah tidak berani tetap berada di pelukannya, ketika pusingnya sudah agak mendingan langsung dia menjauh.

“Terima kasih, aku tidak akan pikir begitu.”

Walaupun Jane bisa berjalan sendiri, tapi masih merasa kepalanya sedikit pusing, demi menghindari salah paham lagi dia berusaha menjauh dari Aaron, daripada nanti dia jatuh dalam pelukannya lagi.

Kalau sudah begitu yang malah membuat malu dia.

Sampai mereka berdua selesai membuat surat nikah dan saat akan pergi, Aaron tetap bermuka dingin, tidak ada sama sekali senyum terhadapnya.

Diam-diam Jane menyimpan buku kecil merah itu ke dalam tasnya, mengikuti Aaron dari belakang dan naik ke mobilnya.

“Ke rumah sakit.”

Baru terduduk di dalam mobil , pria itu memerintah supir dengan dingin.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu