Back To You - Bab 152 Tony mengeluarkan pisau kecil dari sakunya

Meskipun Selena campuran, tapi dari kecil dia sudah lahir dan besar di luar negeri.

Karena kehidupan di luar negeri yang lebih bebas, biasanya ketika cewek inisiatif memperkenalkan nama diri sendiri dulu, cowok pasti akan merespon.

Selena baru saja sampai di kantor, sekalinya Aaron dan Andrew masuk, pandangannya tak lepas dari Aaron, melihat Aaron keluar dia ingin secara langsung menyampaikan ketertarikannya itu.

Tapi tak diduga malah direspon dengan cuek oleh Aaron.

“Kak Aaron, kamu sudah dibebasin? Syukur banget.”

Di saat ini, Christy yang ada di samping langsung mendekat pas melihat Aaron keluar dari ruangan kantor.

“Iya.”

Sikap Aaron ke Christy sama sekali tidak lebih baik dari sikapnya ke Selena.

Dalam hatinya ingin pergi menanyai keadaan perusahaan beberapa hari ini sama Leonardi, jadi otomatis dia langsung melewati dua wanita ini dan pergi ke ruangan Leonardi.

Setelah dia pergi, Christy dan Selena saling memandang satu sama lain, lalu kembali ke ruangan masing-masing.

——

Pas malam, Stephy menyambut kepulangan Andrew.

Ketika Aaron dan Andrew sampai di tempat makan, baru menyadari ada dua orang di dalm situ, selain Stephy masih ada Christy juga.

Sesudah mereka masuk Christy pun menyapa dengan sungkan, “Om Huo, lama tidak bertemu, anda sama sekali tidak berubah dengan yang dulu.”

“Christy kamu makin hari makin cantik.”

Andrew menjawab sebagai formalitas.

Dari dulu hubungan keluarga Huo dan keluarga Han selalu baik, dan dari kecil Aaron dengan Christy juga sering main bersama, jadi dia sendiri juga tidak heran kenapa Christy bisa ikut hari ini.

“Sayang, kamu tidak tahu kan, sekarang Christy itu menantu kamu.” Stephy bangkit dan menarik Andrew ke tempat duduk, “Awalnya 29 oktober mereka sudah mau tunangan, tapi karena masalah Aaron kali ini makanya dibatalkan.”

Andrew melihat ke arah Aaron yang berekspresi dingin, pas mendengar perkataan ini dia sama sekali tidak merespon, Andrew langsung mengerti Aaron tidak senang dengan pertunangan ini.

Mendengar Stephy ngomong begitu Aaron berkata, “Ibu, kalau pertunangannya sudah dibatalin ya jangan diungkit lagi.”

Sekarang yang paling dia tidak suka itu bukan keluarga Han dan Christy yang selalu memaksa, melainkan Stephy yang selalu bilang Christy itu menantunya.

“Kak Aaron, ayahku ada ngomong sesuatu ya ke kamu? Aku tahu kamu berpikir demi kebaikanku, tapi aku harap kamu percaya perasaan aku ke kamu, tidak peduli apa pun yang terjadi, aku bersedia bersama kamu, bersedia memercayai kamu.”

Mumpung Andrew ada di sini, Christy langsung berusaha menunjukkan kesetiaannya.

Sebenarnya orang yang mengambil alih keputusan di keluarga Huo itu hanya Andrew.

Sebelumnya soal pertunangan Christy dan Aaron, karena takut Andrew tidak setuju, jadi Stephy tidak berani bilang ke dia.

“Coba lihat nak, perempuan seperti Christy yang begitu baik mau cari ke mana lagi?”

Stephy memuji dengan senang.

Melihat Christy begitu mencintai Aaron, Andrew bertanya : “Belakangan ini keluarga Han ada rencana kegiatan apa di kota A?”

“Ini......aku tidak terlalu tahu, kayaknya aku dengar dari ayah kalau dia menerima proyek pembangunan kotapraja dalam upaya penghijauan kota A.”

Christy tahu Andrew itu seorang pebisnis yang selalu mengarah ke uang.

Dalam hal memilih menantu, tujuannya kan berbeda sekali dengan Stephy, yang dia lihat adalah apakah akan membantu keluarga Huo.

“Ohya? Kelihatannya perkembangannya lumayan oke.”

Mendengar ini Andrew mengangguk-anggukkan kepala.

Pembangunan kotapraja, terutama penghijauan, bisa dibilang adalah proyek yang banyak orang mau, ini juga membuktikan kedudukan keluarga Han di kota A.

“Aku juga tahunya dari sebelumnya pernah dengar ayah ungkit hal ini pas telefon, selebihnya aku tidak tahu jelas, lagian aku juga seorang cewek, tidak terlalu mengerti soal ini.”

“Iya, wajar kalau tidak mengerti.”

Dari dulu Andrew tidak suka wanita ikut campur dalam urusan bisnis, menantu yang mau ia cari untuk Aaron tentu saja yang seperti Stephy ini, yang hanya lakuin kerjaannya sendiri di rumah dan lebih baik tidak ikut campur dalam soal perusahaan.

Dan yang tidak ia ketahui adalah, Christy sudah tahu akan hal ini dari awal.

Aaron yang di samping hanya diam tak bersuara mendengar mereka ngobrol.

“Tingtong.”

Pas dia lagi makan, tiba-tiba handphonenya berbunyi pertanda email masuk.

“Aku ada sedikit urusan.”

Aaron hanya membuka melihat sekilas, lalu langsung bangkit setelah menjelaskan secara singkat, dan kemudian keluar dari ruangan.

Bagaimana pun Christy dan Stephy menahannya, dia juga tidak menoleh, langsung dia naik lift dan pergi ke tempat parkir.

——

Yang mengirim email ke Aaron itu William.

Kira-kira setengah jam yang lalu, Jane baru sampai di rumah dan mereka lagi siap-siap mau makan.

Mendadak ada yang mengetuk pintu dengan lumayan panik, Jane teringat kejadian dia diketuk sama pemabuk di rumah yang dulu, jadi dia sudah mendapat pelajaran dari situ, sehingga dia melihat ke lubang pengintip pintu dulu.

Namun lubang pengintip itu ditutup!

“Siapa?”

Feeling Jane jadi tidak enak, langsung dia mengunci pintu.

“Jane, kenapa?”

Anita lagi duduk di belakang meja makan sambal melihat Jane menempelkan telinganya di pintu, tidak membuka pintu, juga tidak mengatakan apa-apa selain melontarkan satu pertanyaan.

“Tidak apa-apa.”

Jane mengunci pintu dan ketika dia berencana pergi, terdengar suara dari luar, “Buka pintu.”

Meskipun suadaranya agak serak tapi Jane bias mendengar itu adalah suara Tony.

“Mau ngapain kamu tony?”

Jane segera kembali ke depan pintu dan memastikan pintu sudah terkunci.

“Buka pintu.”

Tony mengulang perkataanya di luar, membuat Jane kaget sekali.

Di saat ini juga terdengar suara kresak-kresuk dari balik pintu, sangat kecil tapi Jane mendengar dengan jelas, ini lagi mencongkel lubang kunci.

“Lapor polisi! Willian cepat lapor polisi!”

Sambil sekuat tenaga menahan pintu Jane meneriaki William untuk melapor polisi.

Sebelumnya Tiara sudah pernah bilang ke Jane, kalau Tony tidak akan memaafkan mereka setelah keluar penjara, apalagi pepatah mengatakan yang cekeran tidak takut dengan yang ada memakai sendal. Sekarang Tony sudah kehilangan pekerjaan, Tiara juga selingkuh, dia juga sudah tidak ada yang ditakutkan lagi, pasti dia datang untuk mencari masalah dengan Jane.

Tapi di saat William mau pergi mengambil handphone, pintu sudah dibuka oleh Tony, dalam waktu yang bersamaan juga dia menendang pintu dan masuk.

Karena pintu di dorong dengan kuat, dan Jane yang tadinya lagi menahan di balik pintu langsung tersungkur sampai di dinding, pintu itu langsung mengenai wajahnya.

Tony juga tidak mempedulikannya, melainkan berjalan lurus masuk dan merampas handphone William serta dihancurkan oleh dia.

“Lapor polisi?” Aku lihat kalian siapa yang berani melapor polisi!”

Sambil berkata demikian dia mengeluarkan sebuah pisau kecil dari sakunya, sekali lihat saja sudah tampak tajam sekali.

Dengan membawa pisau itu Tony berjalan ke arah Jane, serta menutup pintu dan dikunci oleh dia.

“Mau ngapain kamu Tony?” kata Jane was was sambal mengindar dari Tony, “Kalau kamu ada dendam sama aku, kita selesain secara pribadi, apa maksud kamu sampai seret keluarga aku ke masalah ini juga?”

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu