Back To You - Bab 252 Akhirnya tidak tahan

“Aku bersedia.”

Jane menjawab tanpa berpikir panjang.

Saat ini dalam otaknya tidak memikirkan apa pun, ia hanya ingin bersama Aaron, mungkin dia sudah lumayan melupakan sakitnya, asalkan bersama Aaron, dia tidak takut disuntik.

“Suntik apa?”

Aaron menatap Jane.

Dia merasa Jane menjadi seperti ini, pasti ada hubungannya dengan suntik tersebut.

Dan mengungkit soal suntik, sama seperti Jane waktu itu, hal pertama yang Aaron pikirkan adalah narkoba.

“Suntik yang bagus sekali.” Sergio sangat tidak senang dengan pilihan Jane, kelihatannya dia bicara dengan santai, tapi sebenarnya ia sedang mengepalkan tinju.

Dia merasa dirinya dikhianati.

Sergio tidak ingin menyuntik Jane, tapi Jane malah lebih memilih disuntik sehingga bisa bersama Aaron.

Bagaimana mungkin ini membuat dia tidak marah.

“Bukan apa-apa, bukan apa-apa, hanya suntik obat tidur.”

Saat mengungkit suntik, badan Jane masih gemetar.

Dia takut suntik itu, tapi dia juga ingin memeluk Aaron, ingin menanyakan keadaan Jamie.

Sergio juga diam saja.

Tapi dalam hatinya sudah ada rencana.

“Kalau begitu aku pergi dulu, semoga kalian punya malam yang tidak terlupakan.” Menatap Jane yang masih bersembunyi di belakang Aaron, Sergio tidak tahan lagi.

Ia berdiri dan pergi.

Tapi dia juga tidak buru-buru.

Karena setelah ini, dia bisa perlahan bermain dengan Jane.

“Tunggu!” Aaron mendorong Jane ke Sergio, “Kamu ikut dia dulu, tiga hari kemudian aku akan bawa kamu pergi.”

Dari respon Jane, dia bisa menyadari suntik itu pasti menakutkan sekali, menakutkan hingga hanya dipikirkan dan diungkit saja sudah membuat Jane gemetar.

Bagaimana dia boleh membiarkan Jane merasakan penderitaan yang demikian demi satu malam saja?

“Tidak mau.” Jane menggeleng berulang kali sambil menarik lengan baju Aaron, “Sungguh bukan suntikan yang menyeramkan, sungguh.”

Tadi dia ada melihat ekspresi Sergio.

Menurut Jane, kalaupun sekarang dia pergi, mungkin dia juga tidak bisa terhindar dari suntik.

Daripada demikian, lebih baik bersama Aaron satu malam.

Sergio menatap bahu Jane yang bergemetar, tahu bahwa Jane pasti sudah menebak maksudnya, dia pun tidak berbicara lagi dan langsung keluar.

Setelah pintu restoran “Brakkkk” ditutup.

Jane langsung terduduk di lantai.

Dirinya langsung lega, karena sekarang dia berada di dalam ruangan yang tidak ada Sergio namun ada Aaron.

“Aku rindu sekali denganmu.”

Jane melingkarkan tangan ke leher Aaron yang berjongkok, dia menyadari betapa bahagianya dia bisa begitu dekat dengan Aaron.

“Maaf, aku tidak bisa melindungi kamu.”

Aaron membopong Jane ke kamarnya.

“Tidak apa-apa, bukan salahmu.” Jane menatap Aaron dan bertanya, “Bagaimana dengan Jamie, apakah Cord Blood Bank tersebut bisa membantunya?”

Saat Jane dibawa pergi oleh Sergio, soal Cord Blood Bank masih belum selesai, dan kali ini juga karena Aaron mendapat Cord Blood yang cocok untuk Jamie, sehingga ia datang ke negara S menjemput Jane.

“Hm, tenang saja, sudah mendapat Cord Blood yang cocok, juga sudah mulai diproses, Kenny dan teman kamu, Novita setiap hari ada pergi menemaninya, tunggu kita pulang, aku akan membawa kamu menemuinya.”

Aaron memberitahu Jane soal Cord Blood.

Dipeluknya Jane, wanita di pelukannya ini sangat ringan, tulang selangka di lehernya tampak jelas sekali, bisa diketahui dia menjadi kurus banyak.

“Baiklah kalau begitu.”

Mendengar Jamie sudah mendapat Cord Blood yang cocok, ganjalan besar di hati Jane akhirnya hilang.

Dia membiarkan Aaron memeluk sesuka hatinya.

“Terus terang sama aku, suntikan apa sebenarnya?”

Meskipun Aaron membawa Jane bersamanya, tapi dalam hatinya merasa bersalah sekali, sebenarnya suntikan seperti apa itu?

Sampai membuat Jane setakut ini?

“Memang hanya suntikan obat tidur.” Jane menjawabnya sambil tersenyum, seolah benar-benar tidak ada apa-ap,a, “Kalau itu adalah suntikan yang menakutkan, bagaimana mungkin aku bersama kamu, benar tidak.”

Sambil berkata demikian, Jane mengangkat wajahnya mengecup pipi Aaron.

Dengan tenang dan lembut, seolah tidak dikagetkan oleh masalah suntikan.

Yang tidak Aaron sadari adalah, saat Jane bersikap tenang begini, tangannya tidak berhenti gemetar, dia memberitahu dirinya tidak boleh gemetar, tidak boleh mundur, tidak boleh membiarkan Aaron melihat ketakutannya.

Tapi Aaron juga tidak bodoh, dia tahu Jane juga tidak akan mengatakannya kalau ia bertanya lagi, lebih baik ia menanyakan yang lain, diletakkannya Jane di atas ranjang, kemudian berjongkok melihat belenggu di kakinya dan bertanya, “Kapan dia memakaikan ini ke kamu?”

“Setelah datang ke sini.”

Jane berbohong.

“Setelah datang?”

“Iya, sebelumnya kita di tempat lain, hari ini baru ke sini, mungkin dia takut aku kabur.”

Meskipun Jane berbicara dengan santai, tapi di kakinya ada luka dari dia meronta saat disuntik, walaupun sekarang sudah menjadi bekas, dan sebelum ke sini sudah dia tutupi dengan bedak, tapi luka tetaplah luka.

Luka di pergelangan tangan dan kaki, cukup untuk membuktikan dia pernah meronta demi apa.

Aaron menggenggam kaki Jane, dan mengecup lukanya, lalu mengernyitkan dahi, “Kamu jangan berusaha tegar lagi, beritahu aku, apa yang dia lakukan ke kamu selama ini.”

“Tidak ada, sungguh tidak ada, sebenarnya dia sangat baik sama aku.”

Jane menggeleng.

Sebenarnya Sergio sungguh tidak melakukan apa-apa ke dia, selain disuntik, tidak ada yang lain.

“Sangat baik?”

“Iya, sebelumnya kami tinggal di rumah yang di kota lain, dia membawa aku memancing, main, membuatkan makanan chinese ke aku, benar-benar sangat baik.”

Jane menyunggingkan senyum, sama sekali tidak seperti pernah menderita.

“Tok tok tok.”

Baru saja Jane selesai berkata, pembantu mengetuk pintu, setelah mereka membukakan pintu, pembantu itu menyodorkan wireless earphone ke Jane, serta memberitahunya, “Tuan muda ingin nona Chu memakainya, dia akan menggunakan ini kalau tuan muda mau berbicara dengan nona Chu.”

“Baiklah.”

Jane menerima tanpa membantah.

Tapi melihat dia hanya menerima, pembantu itu tidak pergi, dia tetap berdiri di depan pintu dan berkata, “Nona Chu, Tuan muda ingin anda memakainya.”

“Oh.”

Jane tidak berdaya, mau tidak mau ia memakai wireless earphone tersebut.

Setelah memastikan Jane sudah memasangnya, barulah dia pergi.

Sesaat setelah pintu tertutup, langsung terdengar suara dari earphone itu, suaranya sangat kecil, Jane berusaha mendengar dengan seksama, juga tidak terdengar apa-apa.

Tapi, disaat dia berusaha menajamkan telinga, suara di earphone tiba-tiba menjadi besar……

“Tolong, aku mohon, bantu aku……”

“Aku mohon, bunuh saja aku……”

Muncul suara minta tolongnya di malam itu, suaranya lirih dan bergetar, bahkan memutar kembali semua yang dia alami.

“Aaa! Tidak!”

Saat Jane memastikan suara tersebut, dalam hitungan detik hatinya langsung hancur.

Dia langsung membanting earphone tersebut ke lantai dan menginjaknya dengan bengis.

Kemudian ia berlari ke dalam kamar mandi……

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu