Back To You - Bab 42 Stephanie Menampar Dirinya Menggunakan Tangan Kiri

Rabu depan mereka akan mengunjungi pabrik, menurut Stephanie, ini adalah sebuah kunjungan pabrik biasa.

Karena B2C Company tidak begitu mengenalnya, maka dari itu harus ada pendekatan diberbagai bidang.

Hari rabu, ketika Jane turun dari mobil perusahaan, dia melihat para pemimpin perusahaan sedang berkumpul, dan orang yang berada ditengah-tengah adalah Aaron.

Melihatnya, awalnya Jane ingin mendekatinya tapi dia akhirnya malah mundur.

Jane baru saja ingin bersembunyi, Aaron sudah berhasil melihatnya.

Dia keluar dari kerumunan dan berjalan melangkah kearah Jane.

Anda sudah lama menunggu CEO Huo, semuanya sudah dipersiapkan.

Sekretaris dari bos perusahaan paper ice datang dari kejauhan dan berdiri diantara Jane dan Aaron.

Memisahkan mereka berdua.

Aaron melihat-lihat sekretaris itu dan melirik Jane, sejenak kemudian dia baru berkata, Baiklah, ayo pergi.

Mendengar jawabannya, hati Jane lega.

Stephanie melihat adegan ini dengan jelas, dia tahu mau berapa banyak pun orang yang berada disekitar ini, Aaron pasti bisa menemukan Jane.

Ini membuatnya semakin dengki, kedua matanya yang dimake up tebal itu melototi sosok belakang Jane.

Dessie Song.

Dessie kebetulan melewati tempat itu, Stephanie mengangkatkan tangannya dan memanggilnya kemari.

Kak Stephanie, ada apa?

Kamu pergi beritahu Jane, sebentar lagi CEO Huo ingin melihat sampel, suruh dia ambil di gudang dulu.

Sambil berkata, tatapannya tertuju ke arah Jane.

Sebenarnya jarak mereka kurang dari 5 meter, dia hanya perlu jalan dan menepuk bahunya tapi dia sengaja menyuruh orang lain untuk mengabarinya.

Melihat Jane yang tidak jauh darinya, Dessie menganggukkan kepalanya, Baik, Kak Stephanie.

Dia juga hadir diacara waktu itu, pasangan wanita Aaron berubah dari Stephanie menjadi Jane, dia mengetahui semua ini.

Dia merasa, 2 orang wanita memperebutkan seorang pria, sudah seharusnya mereka tidak akur.

Dessie berjalan kesamping Jane, Jane, kata kak Stephanie sebentar lagi CEO Huo akan datang melihat sampel, dia menyuruhmu untuk pergi mengambilnya di gudang.

Baiklah.

Jane langsung mengiyakan, dia tidak banyak berpikir, disaat seperti ini, dia berharap Aaron bisa jauh-jauh dari dirinya.

Untuk menghindari gosip, jika seperti begitu terus maka dia pasti akan dipecat.

Belum genap satu bulan dan berganti pekerjaan lagi, maka pekerjaan selanjutnya akan semakin susah untuk dicari.

Ruang sampel berada di lantai 2 dari gudang.

Saat ini, semua orang mengelilingi Aaron, tidak ada yang punya waktu untuk melihatnya kesini.

Baru saja Jane naik tangga, dia melihat Stephanie sudah berada didalam gudang.

Didalam gudang tidak hanya ada sampel kertas, disana juga ada sampel kimia, untuk mempermudah peraliran udara, didalam gudang ada sebuah balkon yang besar.

Dan Stephanie tengah berdiri disamping pintu balkon, dia tersenyum licik, Jane, sepertinya Aaron tidak punya waktu untuk mencarimu, kamu disuruh mengambil sampel, apakah kamu tidak ikhlas?

Jane tidak mempedulikannya, dia mengambil sampel dan berbalik badan akan meninggalkannya.

Jane, aku telah menyelidikimu, suamimu selingkuh, pantas saja kamu akan kembali, kenapa?

Stephanie bersandar dipintu balkon, ekspresinya seakan telah sadar akan semua hal.

Jane berbalik badan, dia menatapi Stephanie, Stephanie, kamu seperti ini tidak berarti semua orang akan sepertimu.

Meskipun Jane tidak begitu mengenal Stephanie, tapi ada satu point yang bisa dia pastikan, dia pasti meminta uang dari Aaron.

Dari titik ini, sebenarnya mereka sama, Jane awalnya merasa dirinya tidak berhak untuk berkata apa-apa.

Tapi dia tidak pernah berpikir untuk mencarikan pengganti!

Kenapa? Kamu tidak berani mengakuinya? Aaron sudah memberitahuku dia memberikan sejumlah uang kepadamu, itu cukup untuk tidur denganmu selama 10 tahun.

Stephanie melihat kukunya sendiri dan mengatakannya dengan santai.

Ini sebuah ada tebakannya, Aaron tidak mengatakan apapun kepada dirinya, tapi baginya, semua wanita didunia ini sama saja, tidak ada yang tidak tunduk didepan uang.

Aaron yang kaya seperti ini harusnya tidak akan ditolak oleh wanita manapun.

Kamu menungguku disini hanya untuk mengatakan hal-hal ini?

Tentu saja bukan, kamu lihat saja aku sudah melayani Aaron begitu lama, Aku lihat sepertinya kamu sangat lemah di ranjang, sebagai kakak, aku hanya ingin membantumu, daripada kamu nanti dikucilkan.

Stephanie menatapi dirinya, dia tersenyum tidak terlihat bahwa dia membenci Jane.

Namun tatapan ini, membuat Jane tidak enak, Stephanie, urusanmu dengan Aaron aku tidak mau tahu.

Jangan, aku akan menceritakannya untukmu, aku kasih tahu, Aaron paling menyukai suara resahanku, setiap kali baru akan memulai fore-play, tangannya akan berjalan di badanku, dan aku akan meresah, dan dia akan langsung tidak tahan, gerakannya akan menjadi kasar.....

Sudah cukup!

Jane tidak kuat mendengar ini semua, yang lebih menyedihkan adalah ketika mendengar Stephanie mengatakan semua ini, dia terbayang akan gambaran Aaron menidurinya.

Malu, marah, dengki, semua perasaannya muncul.

Tapi, dia tidak mempunyai hak untuk dengki, tidak mempunyai hak untuk marah, begitu pula dengan hak untuk mengurusi semua ini.

Ini saja sudah tidak kuat? Ada lagi, Aaron paling suka menepok pantatku, mendengar suara itu dia akan sangat bersemangat.

Jangan bilang lagi!

Tidak, ada lagi, Aaron sangat kuat, dia bisa membuatku masturbasi berkali-kali......

Sebenarnya, Stephanie tidak mempunyai maksud untuk berhenti.

Dia berdiri disana, dan terus mengatakannya. Dia seolah-olah membayangkan kembali, mukanya terkadang merah, sepertinya dia malu-malu dalam ingatannya.

Jane mendengarkan perkataannya, rasa marah dalam hatinya tidak bisa ditahan.

Dia tidak ingin mengetahui apa yang telah dilakukan Aaron dengan Stephanie.

Kamu lanjutkan sendiri saja.

Seusai berkata, Jane akan berputar badan meninggalkannya......

Plak!

Disaat dia akan memutarkan badannya, sebuah suara terdengar.

Jane kembali memutarkan badannya lagi, Stephanie menampar dirinya sendiri, wajah cantiknya itu muncul sebuah jejak jari.

Lebih menakutkannya lagi, Stephanie sangatlah pintar, dia menggunakan tangan kanannya untuk menampar pipi kirinya, dengan begitu barulah terlihat lebih mirip di tampar oleh orang lain.

Kamu......

Melihat jejak tangan itu, Jane langsung menyadari tujuan Stephanie.

Reaksi pertamanya adalah keluar dari ruangan, dan disaat ini, Stephanie tiba-tiba membuka pintu balkon dan melompat.

Ini terjadi dalam hitungan detik saja.

Jane tidak bisa bereaksi.

Dia bingung, dan bergegas berlari kearah balkon, dia melihat Stephanie benar-benar melompat, saat ini, Stephanie sedang terjatuh di semak-semak, semak-semak itu terlihat membentuk sebuah lubang besar karena Stephanie terjatuh dari sana.

Aaaaa! Pembunuhan! Pembunuhan!

Jane masih melihat dari atas dan langsung terdengar suara jeritan......

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu