Back To You - Bab 260 Ini Jane aku

Sergio membawa Jane pulang ke negara A.

Sekali lagi perjalanan selama sepuluh jam,

Jane berangkat tengah malam, sampai di kota A sudah pagi, setelah menghubungi William, dia langsung menyusul ke rumah sakit.

Saat Jane masuk ke dalam rumah sakit, tampak William memakai kemeja panjang dan celana santai, anak kecil yang dulu ceria sudah berubah.

“William!”

Jane berlari ke dia.

Dia dan William sudah tiga tahun lebih tidak bertemu.

“Kak.”

William langsung mengenali Jane, meskipun sudah sekian lama tidak bertemu, karena di Sergio sana, selain harus belajar, soal penampilan juga penting.

Setiap kali ahli kecantikan Felly selesai menata dirinya, Felly selalu menyuruhnya menata Jane juga, sehinga kulit Jane yang sudah agak kasar dari beberapa tahun lalu pun kembali bagus.

“Bagaiamana keadaan ibu?”

“Ibu sekarang ada di kamar pasien, dokter menyarankan untuk operasi bypass jantung, tapi juga butuh persiapan beberapa hari.”

William menjelaskan.

Saat berbicara, ia melihat Sergio yang datang dengan langkah perlahan di belakang, ekspresinya tidak terlalu senang.

Karena menurut William, sejak beberapa tahun yang lalu Jane meninggalkan rumah sampai sekarang, semua karena Sergio!

“Hm, operasi saja, di aku sini ada uang.”

Selama satu tahun kota S, biaya hidup Jane diberi per bulan, dia juga tidak sering menghabiskan uang, jadi tidak sedikit yang ia tabung.

Meskipun dia tidak suka kehidupan parasit begini, tapi tidak punya pilihan lain.

Keduanya datang ke depan pintu kamar pasien.

“Sergio, atau kamu tunggu dulu di luar, aku bilang ke ibu dulu baru panggil kamu masuk.”

Sudah sekian tahun Jane tidak bertemu dengan Anita.

Dia tidak tahu bagaimana sikap atau suasana hati Anita saat bertemu dia, demi menjaga suasana hati Anita, mau tidak mau Jane demikian terhadap Sergio.

“Baik.”

Sergio mengiyakan, barulah Jane masuk bersama William.

Di dalam kamar pasien, Anita sedang tidur.

Jane datang ke samping ranjang Anita, dia menyadari Anita menua banyak setelah beberapa tahun tidak bertemu, rambutnya sudah memutih, keriputnya semakin banyak.

“Ibu, maaf.” Jane setengah berjongkok dan mengenggam tangan Anita, lalu menangis, “Aku tidak melakukan tanggung jawabku sebagai anak dan kakak dengan benar, aku membohongi kalian, membuat kalian khawatir, sekarang anda sudah begini, aku……aku baru pulang.”

Jane sungguh merasa dirinya tidak sepantasnya demikian.

Untungnya kali ini Anita hanya pingsan, kalau benar-benar terjadi sesuatu dengannya, mungkin Jane akan menyesal seumur hidup.

“Kak, ini juga salahku, belakangan ini aku sibuk kerja, beberapa kali dia kejang jantung juga tidak berani memberitahu aku.”

Melihat Jane menangis, mata William juga menjadi agak basah, tapi dia tetap menyalahkan dirinya.

“Jane, kamu sudah pulang.”

Karena hanya tidur siang, Anita langsung bangun mendengar Jane bicara.

Dia membuka mata dan menatap Jane yang di sampingnya, rambut panjang yang diikat, gaun panjang berwarna biru, masih tetap seperti dulu.

“Ibu, maaf, aku pulang terlambat.”

Melihat Anita bangun, Jane segera berdiri.

“Tidak terlambat, tidak terlambat, kamu masih hidup, bagi ibu ini yang terbaik.” Dia mengulurkan tangan mengusap wajah Jane, wajah yang keriput menyunggingkan senyum, “Hm, ini Jane aku.”

“Ibu, iya, ini aku, benar-benar aku.”

“Di mana Aaron? Sudah lama tidak bertemu Jamie, rindu sekali dengannya.”

Meskipun William tahu Jane bersama Sergio, tapi Anita tidak tahu.

Dia masih mengira Jane bersama Aaron.

“Tidak.” Takut pertanyaan ini didengar oleh Sergio, segera ia berkata, “Ibu, sekarang aku bersama Sergio, dia ada di luar.”

Saat ia berbicara demikian, ditatapnya Anita dengan tegang dan menggelengkan kepala, takut Anita mengungkit Aaron lagi.

Karena Jane tahu seringkali suasana hati Sergio tidak stabil, terutama yang berkaitan dengan Aaron.

“Dia……”

Setelah mendengar nama Sergio, Anita mengerutkan dahi.

“Ibu, satu tahun ini untungnya ada dia yang menjaga aku, dan dia juga sangat baik sama aku, sungguh.”

Jane hanya bisa usahain mengatakan kebaikan Sergio, hari-harinya bersama Sergio mungkin masih akan panjang sekali, juga berharap tidak membuat Anita cemas.

“Baguslah kalau dia baik sama kamu.”

Anita juga mengerti, apa mungkin dia tidak tahu Jane mencintai Aaron?

Tapi kalau memang sekarang Jane berkata seperti itu, dia juga tidak bisa mengatakan apa-apa.

Jane mengobrol sebentar dengan Anita, baru memanggil Sergio masuk, mereka berempat ngobrol sebentar, lalu memanggil dokter datang untuk menanyakan perihal tentang operasi.

Akhirnya waktu operasi ditetapkan tiga hari kemudian.

Tapi untuk operasi, Sergio menyarankan, “Atau tidak, pindahkan bibi ke rumah sakit lain saja.”

Tentunya maksud dia pasti pindah ke ST Hospital.

“Tidak perlulah, ibuku sudah berusia lanjut, mau pindah rumah sakit juga susah.”

Saran Jane.

Saat itu dokter juga ada di sana, mendengar Sergio bilang ingin memindahkan Anita ke ST Hospital, segera ia berkata, “Tidak pindah rumah sakit juga tidak masalah, bisa meminta dokter di ST Hospital datang ke sini untuk operasi, peralatan operasi kami di sini juga sangat modern.”

“Boleh juga.”

Jane setuju.

Lagi pula usia Anita sudah lumayan besar, resiko untuk operasi juga lebih besar, akan lebih baik kalau bisa mencari dokter yang ahli.

——

Tiga hari kemudian, operasi Anita dilakukan oleh dokter yang Sergio cari dari ST Hospital, operasi tersebut dimulai dari pagi.

Jane terus menunggu di luar, bahkan untuk makan pun ia tidak nafsu, dan Sergio juga menemaninya.

Enam jam kemudian, saat lampu ruang operasi mati dan dokter keluar dari dalam, Jane langsung bertanya, “Dokter, bagaimana operasinya?”

“Berhasil.”

Jawab dokter bedah.

Mendengar jawaban ini, hati Jane langsung lega dan tenang.

Ketika Anita diantar kembali ke kamar pasien, semua mesin juga sudah dipasang, berdasarkan prediksi dokter, Anita akan sadar dalam satu hari.

Tapi, waktu terus berlalu sampai tiga hari, Anita masih tidak menyadarkan diri.

Awalnya saat Jane bertanya, dokter selau bilang, “Ini wajar, setiap pasien punya pemulihan yang berbeda-beda.”

Namun, sampai hari keempat Jane pergi mencari dokter lagi, dokter sudah tidak mampu mengatakan penyebabnya.

Karena empat hari memang sudah terlalu lama.

Setelah mereka menonton rekaman proses operasi, memang semuanya berjalan lancar, tapi mengapa Anita tetap tidak menyadarkan diri?

Demi memastikan tidak ada kesalahan, pihak rumah sakit melakukan CT Scan untuk Anita, bisa dipastikan tidak ada stroke atau pendarahan di tempurung kepala.

Dengan kata lain, Anita hanya pingsan tidak sadarkan diri, selain itu tidak ada masalah lain lagi.

Jane tetap menemani Anita, saat malam dia ke kantin rumah sakit untuk makan, kemudian kembali lagi ke kamar pasien, tampak beberapa orang berdiri di dalam situ.

“Kalau hari ini dia masih tidak sadar, kamu juga tidak perlu hidup lagi.”

Terdengar suara Sergio.

Jane berdiri di depan pintu, dan menyadari Sergio membawa empat pengawal menekan dokter bedah tersebut.

Di tangan dokter itu sedang memegang hasil CT Scan dengan was-was, kelihatan sangat ketakutan.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu