Back To You - Bab 17 Penghinaan Darinya

“Ya, kuberikan padamu.”

Jane berbaring di atas meja teh, dengan raut wajahnya yang terlihat pasrah.

Berbaring disana, kelihatannya seperti sedang menyelesaikan tugasnya sambil menunggu Aaron datang mencumbunya, kemudian meninggalkannya.

Jane mengira ini adalah perkembangan terburuk, namun tak disangka, ini adalah pemikiran yang sangat ideal.

“Jane, 6 September saat itu, kau mencariku, harusnya sudah terpikir tentang hal ini, segala hal, semua adalah pilihanmu sendiri."

Aaron menatapnya dari posisinya yang lebih tinggi, matanya yang hitam itu dinginnya begitu menyeramkan.

"Em, benar yang kau katakan, sudah terpikir olehku, aku juga sudah bersiap-siap."

Sesungguhnya Jane belum melakukan persiapan, tapi ia tidak ada pilihan lain.

"Bukakan pakaianku."

Pria itu menekan dirinya, memberikan perintah.

Jane tertegun sesaat, tapi ia segera mengetahui maksud pria itu, dengan patuh ia membuka pakaian pria itu.

Tangannya begitu lembut, jari-jemari yang kurus itu memasuki dua sisi baju pria itu, kemudian mengangkat bajunya dari bawah ke atas, baru setengah, Aaron bangkit, kemudian menarik Jane searah dengan gerak tubuhnya, dan menyuruhnya duduk di atas pahanya.

Jane tidak berani bersuara, melainkan ia hanya berhati-hati membuka pakaian pria itu.

Untungnya, kaosnya agak longgar, Jane dengan mudah membantunya melepaskan kaosnya.

Kaos sudah dilepaskan, terlihat otot prianya yang begitu kekar, otot perut yang begitu padat, membawa godaan yang tidak ada habisnya, dengan sempurna memperlihatkan apa yang disebut dengan : terlihat kurus saat mengenakan pakaian, begitu berotot saat tidak mengenakan pakaian.

Jane melihatnya seperti itu, tak disangka ternyata muncul sedikit perasaan nafsu padanya, hingga ia ingin menyentuhnya.

Tapi, saat menekan keinginan hatinya, menyusul perintah dari pria itu, "puaskan aku."

“Apa?”

Jane mengerutkan alisnya.

“Apa yang kukatakan sudah cukup jelas.”

Aaron memeluk wanita itu, duduk di atas sofa, punggungnya bersandar di atas sofa, mengurung Jane di dalam pelukannya, dan tidak membiarkan Jane kabur.

Sebenarnya Jane sejak semula tidak pernah melakukan hal seperti ini, ia merasa mungkin dirinya sungguh sedikit dingin, saat bersama Tony ia hanya melakukannya beberapa kali saja sungguh tidak berarti untuk dibahas, karena di seluruh prosesnya, ia hampir tidak bisa menemukan buku atau video yang menggambarkan perasaan seperti itu.

Ada, hanya saja sakit.

Karena itu Jane selama ini tidak mengerti, apa yang sebenarnya mempesona orang-orang ini yang membuat mereka merasa tidak rela untuk pergi.

Setiap kali saat Tony melakukannya, Jane berharap agar semua segera selesai, untungnya, Tony benar-benar sangat cepat.

Begitu terpikir tentang ini, Jane tak bisa menahan dirinya mengaitkan pikirannya tentang bagaimana Tiara dapat mengatakan Tony memiliki “kemaluan besar yang menggairahkan”.

“Kau masih ada waktu untuk melamun? Kenapa? Berada di atasku, membuat kau teringat mantan suamimu?"

Aaron mencubit wajah Jane, ekspresinya dinginnya begitu menakutkan.

Wanita ini barusan pandangannya seperti tidak fokus, Aaron begitu melihatnya langsung tahu, Jane sedang memikirkan orang lain.

Ini membuat harga diri seorang pria pada Aaron lebih menerima tantangan lagi.

"Ya, maafkan aku."

Tetapi Jane sungguh tidak ahli dalam hal ini, kedua tangannya tidak mengerti apa yang harus dilakukannya, begitu bodohnya.

Betul, aku bodoh.

Tetapi, jelas-jelas bodoh seperti ini, tidak ada gerakan terampil apapun, tapi malah membuat Aaron berubah semakin gegabah.

Ruas jari-jemarinya yang kurus dan lembut itu, setiap menyentuhnya terasa begitu cekatan, membuatnya sama sekali tidak bertenaga untuk berkata-kata.

“Begini cara kau memuaskan suamimu?”

Mendengar hal ini, Jane tertawa pahit, “Kalau aku dapat memuaskan suamiku, ketakutannya juga tidak perlu khawatir hingga selingkuh.”

Jane juga merasa, dirinya sangat bodoh dalam hal ini.

"Tapi mulai hari ini, kau harus belajar memuaskan aku."

"Tapi…..tapi aku tidak mengerti."

Wajah Jane memerah, sebagai seorang wanita yang sudah menikah, mengatakan dirinya tidak bisa memuaskan laki-laki, tidak mengerti bagaimana memuaskan laki-laki? Sungguh terlampau memelas.

"Tidak mengerti?"

"Maaf, sebetulnya, mungkin sifatku dingin/hambar, jadi…..."

Jane sungguh tidak tahu dirinya harus melakukan apa selanjutnya, jadi sekalian saja ia membuka kartunya.

Dulu setiap kali Tony yang langsung naik ke atasnya, Jane hanya cukup berbaring saja.

"Sifatmu dingin? Itu hanya dirimu saja yang belum dibuka, hari ini, biarkan aku baik-baik membuka dirimu.” Aaron membalikan tubuhnya, kemudian dibaringkannya wanita itu di atas sofa, kemudian menekan dirinya di bawah tubuhnya, dan menelusuri dirinya, "Mungkin sifatmu yang sebenarnya adalah seperti seorang wanita jalang, hanya saja kau tidak mengetahuinya.”

Hanya saja, saat ini yang dikejutkan tidak hanya Jane, tapi juga Aaron. Karena kepolosan Jane tidak seperti seorang wanita yang sudah menikah tiga tahun, ini, membuat Aaron jadi bersemangat.

"Ini yang kau sebut sifat dingin?”

Jane menggigit bibirnya, tidak berani mengeluarkan suara, sikap Aaron barusan benar-benar membuatnya merasakan perasaan yang belum pernah ada sebelumnya.

Hanya perlahan-lahan beberapa kali, Jane merasakan sensor organnya sudah dikendalikan oleh Aaron.

Aaron dalam hal ini, pastinya adalah seorang ahli.

"Aku hanya bekerjasama saja denganmu.”

Jane menggigit bibirnya, tidak berani berkompromi, ia takut begitu ia berkompromi, sungguh dapat membuat batasan dirinya hancur.

"Kau teruskan saja kerjasamamu.”

Wajah Jane memerah, dengan erat menggigit bagian atas dagunya, "Tidak mau, kumohon padamu aku tidak mau lagi"

Jane memohon belas kasihan, bahkan sedikit merasa takut.

Sekarang rasanya semua seperti begitu asing, Jane bahkan sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Semakin Jane seperti ini, Aaron semakin marah, "Aku telah mengeluarkan 500juta, bukan untuk melihat sesosok mayat disini."

Aaron ingin membuat Jane mengakui, mengakui Jane dirinya mendapatkan perasaan yang sebelumnya tidak diberikan mantan suaminya.

Aaron, dari awal terus berada di posisi atas, seolah ia dapat mendapatkan apapun yang ia mau.

Tapi malahan , ia tidak puas, ia selalu berharap Jane mengakuinya dengan mulutnya sendiri, bahwa pilihan yang dulu dibuatnya salah.

Mungkin, di dasar hatinya, ia berharap agar Jane mengakui pilihannya kali ini, menganggap kembali ke sisi Aaron adalah sebuah pilihan yang tepat.

"Aku sejak semula memang seperti ini….." Wajah kecil Jane memerah, bagaimanapun tidak dapat disembunyikan.

"Kau sejak semula seperti bagaimana?" Aaron dari awal sampai akhir tidak membungkukkan tubuhnya, terus melihat perubahan ekspresi Jane, "Barusan raut wajahmu sangat menggoda, aku sangat puas, tapi aku sudah mengeluarkan uang, hanya untuk menyaksikan ini, di bawah langit mana ada uang yang begitu mudah didapat?"

Jane bukankah menginginkan uang? Aaron sudah memberikannya semua, sudah sepantasnya ia mendapatkan apa yang seharusnya ia dapatkan.

Paling tidak ia begitu menganggapnya.

“Benar, aku telah mengambil uangmu, silahkan kau lakukan apa saja yang kau ingin lakukan.”

Aaron lagi-lagi membahas masalah uang, Jane adalah yang dibelinya dengan uangnya.

Benar juga, sepuluh miliar, mungkin kalau membeli orang lain bisa membelinya hingga sepuluh tahun.

Hal Ini membuat Jane sekali lagi menyadari dengan jelas sebuah kenyataan, mungkin saja Aaron seperti ini, sungguh mengira Jane sedang menarik perhatiannya, dan Aaron dengan senang hati terpancing olehnya.

"Lakukan apa yang ingin dilakukan? Kalau begitu aku mau kau mengulumku, maukah kau melakukannya?”

Walaupun sudah bertahun-tahun tidak bertemu, tapi Aaron mengenal Jane, Jane paling bersih keras mengenai hal mengulum ini, pasti ia tidak mau melakukannya.

"Ya, apa aku punya hak untuk menolak? Kau sudah mengeluarkan uang 500juta.

Kali ini, Jane mengucapkan perkataan yang mau dikatakan Aaron, tanpa menunggu lagi sampai Aaron merendahkan dirinya.

Pria itu berdiri, Jane berlutut di atas lantai dia tidak bisa mengatakan kesedihan di dalam hatinya.

Hidupnya, mengapa berubah menjadi berantakan seperti ini?

Melihat hal yang ada di depan matanya, yang tadinya matanya begitu cerah, hingga berubah menjadi agak gelap muram.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu