Back To You - Bab 154 Aaron terluka

Karena tidak menyangka Tony benar-benar akan menyayat dia pakai pisau, Jane kaget sekali, dengan rasa sakit mulai terasa, membuat matanya mulai berkaca-kaca.

“Uang yang dia kasih sudah aku pakai buat beli rumah, sudah habis.”

Meskipun masih ada sedikit, tapi Jane juga tidak akan membiarkan Tony mengambilnya.

“Sudah habis?” Tony langsung menusuk pisau itu ke bahunya, meskipun tidak terlalu dalam, tapi darah tetap mulai keluar, “ Aku percaya sama kamu?”

“Tony, setidaknya kita pernah bersama tiga tahun, coba tanya hati nuranimu sendiri, apakah tiga tahun ini apa aku pernah bersalah sama kamu? Aku melayani kamu, melayani ibumu, kamu selingkuh sama karyawan cewek di kantor saja sudah aku maafin, kamu masih mau aku bagaimana?”

Sambil berkata demikian, air mata Jane mulai jatuh.

Sakit di lukanya itu sama sekali tak bisa ia tahan.

“Terus kenapa? Waktu itu kamu bilang kamu perawan, mau sisain itu di malam pertama, tapi ujung-ujungnya apa?”

Ujung-ujungnya adalah tidak ada darah merah di malam pertama.

Sebenarnya sampai sekarang juga Jane tidak tahu kalau malam pertama itu bukan pertama kalinya dia.

“Bukan setiap cewek bakal keluar darah......”

“Cih! Cewek lain yang aku ituin bisa keluar darah, Cuma kamu saja yang tidak?”

Sebenarnya sudah bukan pertama kali Tony selingkuh.

“Kelihatannya bukan Cuma satu kali kamu selingkuh?”

“Lagian kamu sendiri bukan perawan, berdasarkan apa aku tidak boleh selingkuh?”

Jane menatap Tony, meskipun bahunya sangat sakit, tapi pandangan dia ke Tony sama sekali tidak mundur, “Jadi ini alasan kamu selingkuh? Ini alasan kamu tidak baik sama aku?”

“Kalau tidak? Kamu kira apa?”

“Tiara pertama kali?”

“Ya iyalah!”

Mendengar Jane bertanya begitu, Tony berkata sambil menegakkan dadanya, “Dulu waktu aku sama Tiara di masa kuliah, dia masih muda sekali.”

“Kuliah? Tony, kalaupun aku bukan pertama kali, pas kuliah bukankah kamu masih tidak tahu?”

Jane menatap Tony dengan lucu, ternyata mereka sudah ada sesuatu sejak kuliah!

Pertanyaan dia yang ini membuat Tony diam terpaku, “Tiara dari awal sudah bilang ke aku, kalau kamu dan Aaron nginap di luar, aku kan bukan orang bodoh!”

“Tiara lagi Tiara lagi......Dia benar-benar sahabat terbaik sepanjang masa.”

Jane merasa lucu.

Tahun itu Tiara membujuk dia putus dengan Aaron, lalu berhubungan sama Tony pas kuliah.

Tidak tahu juga masih berapa banyak hal yang dia lakukan di belakang Jane.

“Prakk! Prakk!”

Di saat ini juga mendadak terdengar suara memukul pintu.

“Siapa yang lapor polisi!”

Mendengar suara itu Tony langsung terkejut, pisau yang menekan di bahus Jane memiring, sakitnya sampai membuat Jane beraliran air mata.

"Buka pintu!"

Terdengar suara Aaron dari luar pintu.

Jane dan Tony sama-sama tercengang.

"Aaron......"

"Wah, datang tuh kesayanganmu, tak disangka dia benar-benar sudah bebas."

Meskipun Jane tahu dia sudah bebas, tapi tidak menduga dia akan datang.

Sebenarnya saat ini hati Tony sangat panik, dia sungguh takut Aaron akan melapor polisi, tapi kalau membiarkan Aaron masuk, dari soal tinggi badan Aaron lebih tinggi dari dia, kalaupun dia ada pisau juga belum tentu bisa menang, jadi dia memutuskan untuk kabur pas membuka pintu.

"Buka pintu!"

Aaron menghantam pintu di luar.

Sambil satu tangan menarik Jane, dan satu tangan membawa pisau dia membuka pintu.

Bertepatan dengan pintu di buka, Tony langsung mengarahkan pisaunya di leher Jane.

Aaron yang berdiri di depan pintu, sekali melihat itu langsung kehilangan akal.

"Lepasin dia!"

"Kenapa? Tidak tega ya?"

Sambil berkata begitu Tony menggesek pisau itu sedikit ke Jane, Jane yang tadinya memang sudah terluka di bahu, dan sekarangan di tambah dengan di leher lagi, meskipun cuma luka sedikit, tapi bagaimana pun dia ingin menahan, air matanya tetap mengalir keluar karena sakit.

"Kamu sekarang sudah mengusik tetangga juga, aku rasa kalau kamu masih tidak pergi juga mungkin sebentar lagi polisi akan datang."

Aaron mengancam Tony.

Meskipun dia tidak terlalu yakin, tapi dengan ketukan dia yang keras tadi pasti tetangga akan sadar juga.

Tony sendiri juga berpikir demikian, sambil menarik Jane dia pergi memencet lift.

Lift ada di lantai 1.

Pas sudah di lift, Tony juga tetap was-was, "Aaron, Jane, lagian aku sudah seperti ini, aku juga sudah tidak takut, kalau pun suatu hari aku mati, aku juga harus bawa salah satu dari kalian.

Keduanya tidak menjawab.

Aaron melihat bahu Jane yang berdarah , hatinya sungguh tidak tega sekali.

"Ting tong."

Lift sudah sampai, Tony langsung melepaskan Jane dan masuk ke dalam lift, dan Aaron juga secepat kilat menangkap Jane.

Saat pintu lift belum tertutup, Tony melihat Aaron membelakanginya sambil memeluk Jane, sekilas muncul niat gila di hatinya.

Dia pencet tombol buka, lalu lari keluar dan menusuk punggung Aaron beberapa kali dengan sadis. Lalu kembali ke lift lagi sebelum pintu tertutup.

"Aakkhhhh!"

Aaron sama sekali tidak ada persiapan menghindar, ditusuk begitu dari belakang sekujur tubuhnya langsung ambruk ke depan.

"Aaron!"

Jane segera maju dan menangkapnya, tapi tanpa bisa ditahan Aaron jatuh terbaring di lantai, pas ini baru Jane melihat luka tusukan di punggungnya.

——

Jane membuka pintu kamar dan mengeluarkan Anita dengan William, lalu melapor polisi dan menelepon ambulans.

Polisi dan ambulans sampai hampir bersamaan.

Jane menemani Aaron ke rumah sakit, sedangkan Anita dan William ikut polisi ke kantor untuk memberikan informasi.

Dalam perjalanan ke rumah sakit, Jane menggenggam tangan Aaron dengan erat, serta nangis tersedu-sedu, "Aaron, Aaron, kamu harus bertahan."

Dan di saat ini, luka kecil di bahunya sudah bukan seberapa.

"Aku tidak apa-apa, jangan nangis."

Aaron masih sedikit sadar, di tambah lagi tadi dokter sudah membalut lukanya dengan sederhana, ini akan sedikit banyak membantu darah tidak semakin keluar, tapi ini pasti sudah kena organ bagian dalam, tidak akan bisa terhindar dari operasi.

"Maaf, masalah aku selalu repotin kamu dan keluargamu"

Dulu juga begitu, pas ke rumah Tony, yang pada akhirnya menabrak dan melukai nenek Huo.

"Tidak apa-apa."

Aaron sudah hampir tidak bertenaga, tapi melihat Jane begitu sakit hati, dia jadi tidak tega untuk tidak mengatakan apa pun, dia hanya bisa mengatakan satu kata tidak apa-apa untuk menghiburnya.

Sampai di rumah sakit, Aaron langsung dibawa ke ruang operasi.

Luka Jane juga dibalut dengan sederhana.

Setelah itu Jane langsung duduk menunggu di luar ruang operasi.

Melihat lampu nyala tanda operasi sedang berjalan itu, hati Jane sakit sekali, lalu teringat tadi Tony bilang dia dan Tiara sudah ada sesuatu sejak masa kuliah.

Dan sekarang dia juga melukai Aaron, Jane benar-benar menyesal menikah dengan dia.

Derita menunggu dengan cemas begini dia pernah mengalami, yaitu waktu nenek Huo sakit.

Tapi kali ini hati Jane lebih tidak tenang lagi, karena tadi di ambulans dokter bilang mungkin mengenai ginjal dan jantung.

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu