Pergilah Suamiku - Bab 76 Melakukan Kekerasan Di Malam Hari (1)

Elaine berhenti, mengulurkan tangan dan menyentuh rambut yang berantakan di wajahnya dan berbisik dengan pelan, “Begini, orang tua dari anak yang berkelahi dengan Reece marah besar, bahkan mengatakan kamu harus minta maaf, kalau tidak Reece tidak akan diizinkan untuk melanjutkan sekolah……”

Udara sesak sejenak seiring dengan perkataan Elaine, dan telepon terdiam.

Hati Elaine berdetak, dan Dave berkata: “Jadi, maksudmu? Menyuruhku minta maaf?”

Hati Elaine berdetak kencang, dan berkata dengan suara kecil: “Mereka juga mengatakan, kalau kamu tidak meminta maaf, semua sekolah taman kanak-kanak di kota Tong tidak akan menerima Reece, jadi aku ingin kamu membantu……”

Belum selesai berbicara, suara Dave tiba-tiba menyela percakapan: “Apa urusannya denganku? putrimu bisa sekolah atau tidak, apa hubungannya denganku? Apa aku gila? Demi seorang anak haram, membuang harga diriku?”

Dave berkata: “Ini hanya masalah sepele, Direktur Elaine hanya perlu menggerakkan tangan saja sudah bisa menyelesaikannya, tidak perlu sampai memohon padaku? Aku sibuk, kalau tidak ada hal lain, jangan ganggu aku!”

Begitu kalimat terakhir diucapkan, Dave langsung meremas HP-nya, matanya tertuju pada topik yang ada dilayar laptop, TINA sudah menjadi hot topik di Instagram, sudut mulut Dave sedikit terangkat, yang seakan memberi orang perasaan suram.

Pria itu mengulurkan tangan dan membanting laptop dengan kuat, dan melangkah keluar dari ruang baca.

Disini, Elaine terbengong dengan layar HP hitam.

Lalu, dia mengulurkan tangan dan memukul kepalanya yang pusing.

Elaine merasa dirinya pasti dikurung di ruang gelap terlalu lama, jadi baru bisa menelepon Dave, dan mengajukan permintaan yang tidak masuk akal agar Dave meminta maaf.

Dia benar-benar fantastis, tidak hanya gagal membuat Dave berjanji, tapi juga berhasil membuatnya dipermalukan oleh Dave.

Elaine menarik nafas kecewa.

Sudahlah, dia sudah salah paham pada Dave, dimarahi sepatah dua kata juga tidak akan kehilangan daging, anggap saja ini seri.

Masalah ini, Nyonya Yuherni sangat ngotot, Dave juga tidak mau mengalah, Elaine ragu, dan akhirnya dia memutuskan hari Senin nanti ke sekolah, mencari guru Reece untuk mencari apakah ada solusi lain.

……

Waktu berlalu begitu cepat, Senin pagi, Elaine bercermin, menyadari bekas luka diwajahnya belum menghilang, dia mengoleskan foundation, dan pergi membangunkan Reece.

Selesai sarapan, Elaine menelepon ke perusahaan meminta izin, untuk mengantar Reece kesekolah.

Saat wajah Elaine disinari cahaya matahari yang berwarna keemasan, itu masih pagi, didepan pintu sekolah hanya ada beberapa orang, satu tangannya memegang tas sekolah Reece, dan satu tangan lagi menggandeng tangan putrinya sendiri masuk ke sekolah.

Tapi saat sampai didepan pintu, mereka berdua di hadang oleh security sekolah.

“Reece sudah dikeluarkan dari sekolah, hari Jumat kemarin kepala sekolah sudah mengeluarkan pemberitahuan, kalian pulang saja.”

Wajah Elaine tidak terlalu terkejut, kepala sekolah adalah sepupu ipar Nyonya Yuherni, itu sangat normal baginya untuk membela Nyonya Yuherni, tapi hari ini Elaine sudah meminta cuti untuk menyelesaikan masalah ini.

“Bisa tidak kami masuk dulu, aku ingin bertemu dengan kepala sekolah……”

“Tidak perlu, bertemu dengannya juga tidak ada gunanya sudah kusampaikan sama sepupu ipar, meskipun kamu berlutut memohon padaku, kita juga tidak akan membiarkan anak haram yang melukai anakku masuk sekolah ini!”

Terdengar teriakan keras menusuk telinga dari belakang Elaine, Elaine menoleh kebelakang melihat Nyonya Yuherni dan Tuan Haris menggendong putranya, Si Gendut.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu