His Second Chance - Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
Perasaan Marcella Jiang terhadap Jeremy Lin sudah pasti bukanlah perasaan cinta, bahkan tidak bisa juga dikatakan sebagai rasa suka. Tetapi, melihat Jeremy Lin yang menerjang masuk itu, tiba-tiba ia merasa seakan tubuhnya menjadi kosong dan hampa.
Seseorang yang telah menghabiskan hidup bersamanya selama hampir 20 tahunan, seorang pria yang berstatus sebagai suaminya, pertama kali mampu membuatnya melihat dengan jelas, pertama kali mampu membuatnya merasa kehilangan.
Ia tahu bayangan punggung belakang ini bisa jadi adalah perpisahan selamanya.
“Pahlawan!”
“Benar-benar bernyali besar, sayang sekali terlalu bodoh. Mana mungkin bisa keluar dari api yang sebesar ini?”
“Benar. Pemuda yang begitu baik ini, sungguh disayangkan.”
Sekelompok orang yang melihat Jeremy Lin menerobos masuk itu pun ikut terkejut. Mereka saling menyayangkan tindakan Jeremy Lin ini.
Bahkan ada banyak orang yang merasa perempuan berbaju merah muda itu sedikit egois, tetapi semuanya juga bisa memahaminya. Sebagai orangtua, siapa yang bisa melihat dengan mata telanjang anaknya yang mati terbakar?
Setelah Jeremy Lin menerjang masuk, seketika tercium aroma asap yang sangat kental. Ini baru saja di lantai 1 dan aroma api sudah begitu besar. Bisa terlihat betapa parahnya kebakaran itu. Jika bukan karena tim pemadam kebakaran yang bekerja keras memadamkan api, mungkin saja kondisinya akan menjadi lebih parah lagi.
Jika dibandingkan dengan orang normal, respon dan pergerakan Jeremy Lin jauh lebih cepat. Karena itu, tidak sampai beberapa menit, ia langsung menerobos ke lantai 16. Namun demikian, tubuh Lucky He tetaplah tubuh manusia biasa. Karena begitu cepat berlari hingga ke atas, napas Jeremy Lin pun terengah-engah.
Seluruh koridor dipenuhi dengan asap kebakaran sehingga tidak bisa melihat dengan jelas, bahkan mengulurkan tangan saja tidak terlihat jari-jemarinya. Hawa panas yang ada di sekitar juga mulai mendekat. Jeremy Lin bahkan sudah bisa merasakan rasa panas seperti terbakar.
Saat ini, jaraknya sudah begitu dekat dengan anak itu. Suara tangisan anak tersebut juga seharusnya terdengar lebih jelas. Akan tetapi, Jeremy Lin menemukan suara tangisnya sudah sangat lemah. Ada kemungkinan jiwanya bisa terancam kapanpun.
Ia melihat asap tebal itu sambil menggertakkan giginya, lalu tanpa memedulikan apa-apa lagi ia menerjang masuk.
“Pemirsa, saya adalah Siena Li, reporter acara pertama siaran langsung stasiun televisi Qinghai. Sekarang ini saya sedang berada di persimpangan antara Qingjiang Road dan South Trade Road. Di belakang saya ada Gedung Qilin, di mana 1 jam sebelumnya telah mengalami kebakaran hebat yang menyebabkan ledakan cukup besar. Sampai saat ini, sudah ada 10 korban yang tewas.”
Di lantai bawah, ada seorang reporter perempuan yang mengenakan jas berwarna gelap sedang membawa mikrofon menghadap kamera dan menyiarkan laporan langsung secara terburu-buru.
“Kemudian, tim pemadam kebakaran telah sampai tepat waktu dan dapat mengendalikan kebakaran tersebut. Orang-orang yang ada di dalam gedung semuanya juga sudah keluar, tetapi baru saja, orang-orang sekitar yang sedang menyaksikan kejadian ini menemukan bahwa di lantai 20 masih ada seorang anak perempuan yang selamat. Karena ketinggian tangga tim pemadam terbatas, tim pun tidak bisa memberikan pertolongan. Pada saat ini, ada seorang pria yang menyebut dirinya sebagai pensiunan pasukan khusus pun melewati tim pemadam dan menerobos masuk tanpa memedulikan apa-apa. Tindakan heroiknya ini……”
Boooommmm!
Terdengar suara ledakan yang sangat dahsyat yang memotong siaran reporter perempuan itu. Benda-benda akibat ledakan tersebut berjatuhan dari atas.
“Ahhhh!”
Orang-orang pun sontak ketakutan dan tanpa sadar mundur menjauh. Untung saja tim pemadam kebakaran dari awal sudah menjauhkan mereka ke posisi yang aman sehingga tidak menimbulkan korban.
“Dan baru saja, di lantai 20 terjadi ledakan yang hebat! Api telah melahap hingga ke atas!” Suara reporter perempuan juga terdengar sedikit gemetar.
“Habislah sudah, kali ini benar-benar habis!”
“Pemuda itu tidak seharusnya menerobos ke atas!”
“Api sebesar ini, bahkan dewa saja juga tidak bisa menyelamatkannya!”
Sekerumunan orang saling melontarkan pendapat. Ada yang menaruh rasa hormat terhadap Jeremy Lin, ada pula yang merasa ia benar-benar tolol.
Di saat ledakan itu terjadi, Marcella Jiang hanya bisa merasa matanya menjadi gelap dan hampir jatuh pingsan.
Ia tidak tahu harus bagaimana selanjutnya, tidak tahu bagaimana menjelaskan semuanya kepada orangtuanya. Ucapan Jeremy Lin sebelum masuk ke dalam, yaitu: “Kali ini, aku yang ada di hatimu, apakah sudah dapat dihitung sebagai seorang laki-laki?”, seakan menusuk hatinya dan tak berhenti mengingatkannya jika orang yang membunuh Jeremy Lin sebenarnya adalah dirinya.
“Saat ini, waktu sudah lewat 20 menit semenjak pria tersebut berlari ke dalam. Api sebesar ini, sepertinya……” Suara reporter perempuan juga terdengar sangat sedih dan kehilangan. “Mari kita memberi hormat kepada pahlawan tanpa nama ini!”
“Sudah keluar! Sudah keluar!”
Baru saja ia selesai berbicara, orang-orang pun seketika berteriak kegirangan.
“Ya Tuhan, bagaimana mungkin!”
“Tuhan memang baik!”
“Pahlawan!”
“Ada beberapa orang yang terlahir luar biasa!”
Hanya terlihat dari koridor yang gelap gulita itu, perlahan-lahan muncul sebuah bayangan yang tegap yang sedang menggendong seorang anak perempuan.
Baju pemadam dari dahi hingga ke pundak kirinya sudah terbakar habis. Kulitnya dipenuhi dengan abu dan asap. Wajahnya hitam hingga tidak bisa terlihat jelas rupa aslinya.
Namun, dari bola matanya yang hitam dan terang itu, Marcella Jiang sudah bisa memastikan bahwa itu adalah Jeremy Lin. Tanpa mempedulikan apa-apa lagi, ia berlari ke atas dan sangat ingin memberikan Jeremy Lin satu pelukan hangat. Akan tetapi, sesampainya di depan, ia berhenti. Ia takut Jeremy Lin terluka sehingga tidak berani menyentuhnya.
“Kali ini, aku tidak membuatmu malu, kan?”
Jeremy Lin menunjukkan senyumnya yang tampak lemah. Gigi putih yang berada di wajahnya yang hitam itu terlihat begitu mencolok.
Marcella Jiang menekan bibirnya kuat-kuat. Sepasang mata yang indah menatapnya tanpa berkedip. Air mata tergenang di matanya. Badannya sedikit gemetaran seolah sedang sekuat tenaga mengendalikan perasaannya yang begitu dahsyat.
“Putriku!”
Perempuan berbaju merah muda dan petugas pemadam kebakaran langsung berlari dan membawa anak itu, lalu bergegas menggendongnya ke mobil ambulans.
Perempuan berbaju merah muda berlari beberapa langkah, lalu berhenti. Ia membalikkan badannya dan melihat Jeremy Lin. Tiba-tiba, ia berlutut, lalu sambil menyembah ia berkata sambil menangis: “Pahlawan, terima kasih banyak, terima kasih banyak……”
Orang-orang sekitar yang menyaksikan kejadian itu saling tergerak hatinya dan terharu. Ujung mata mereka pun terasa sedikit basah.
Jeremy Lin sekarang sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, lalu bergegas melambaikan tangan kepada perempuan berbaju merah muda itu.
“Ya Tuhan, ini terlalu sulit untuk masuk di akal. Pahlawan tanpa nama ini ternyata bisa menyelamatkan anak perempuan itu dari lalapan api sebesar ini. Selain itu, ia juga tidak terluka. Ini benar-benar sebuah keajaiban!” Kata reporter perempuan dengan nada tak percaya. “Mari kita mewawancarai pahlawan tanpa nama ini!”
“Bawa aku pulang ke rumah……”
Setelah mengucapkan kalimat ini, tiba-tiba tubuh Jeremy Lin miring dan terjatuh di tanah.
“Lucky He!” Teriak Marcella Jiang ketakutan.
Sampai pada saat Jeremy Lin sudah sadar, waktu sudah menunjukkan dini hari. Ia membuka matanya dan menyadari bahwa dirinya sudah berada di kamar rumahnya. Ia pun menghela napas lega.
Novel Terkait
Suami Misterius
LauraLove Is A War Zone
Qing QingHis Soft Side
RiseGet Back To You
LexyHabis Cerai Nikah Lagi
GibranDemanding Husband
MarshallHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)