His Second Chance - Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
Ketika Marcella Jiang melihat semua orang cuek dan mengabaikan kejadian itu, dia merasa sangat kesal, dan berkata dengan sedikit marah.
Sebenarnya mereka tidak ada salahnya melakukan ini, mereka juga memiliki hati nurani dan memiliki pemikiran untuk membela kebenaran, tetapi gagasan ini tidak begitu kuat, setidaknya tidak cukup kuat untuk mengorbankan nyawa mereka.
Bagaimanapun, pisau lipat di tangan pria kurus itu bukanlah lelucon.
Apalagi para pencopet ini semuanya adalah geng, di toko ponsel sudah ada dua orang yang berdiri di belakangnya, terutama pria kurus yang berani mengeluarkan pisau lipat di depan umum, itu menunjukkan bahwa dia pasti memiliki backingan yang kuat, mungkin anggota dari suatu organisasi gangster.
Jeremy Lin paling bisa memaklumi ketakutan semua orang, karena dia meninggal enam bulan lalu karena membela kebenaran, dan yang lebih menyedihkannya adalah setelah dia ditikam, orang yang dia bantu langsung menghilang, dia bahkan tidak pergi menjenguknya ke rumah sakit.
Melihat adagan ini, dia tidak bisa menahan diri untuk sedikit tercengang, ingatannya akan kejadian waktu itu muncul, dan membuatnya tercengang seketika.
Jika tidak ada kejadian waktu itu, maka sekarang dia masih tetap Jeremy Lin, dan dia masih bisa hidup di dunia ini dengan bebas leluasa.
Tidak seperti sekarang, tidak seperti manusia maupun hantu.
"Aku tanya padamu, apakah dompet ini milikmu?" Tanya pria kurus itu kepada wanita berambut keriting dengan garang.
"Bukan, itu bukan milikku, aku tadi sudah salah lihat."
Wanita berambut keriting itu sudah sangat ketakutan, jadi dia tidak berani berbicara, dia pernah mendengar tentang sekelompok geng pencurian yang merajalela, tidak di sangka hari ini dia mengalami kejadian ini.
"Kenapa bukan milikmu, aku jelas melihat dia mengeluarkannya dari tasmu!" Marcella Jiang bergegas berkata.
"Nona cantik, dia sudah bilang ini bukan miliknya, untuk apa kamu mengatakan omong kosong? Kenapa, apakah kamu merasa gatal jika tidak ikut campur? Kami bisa membantumu menghilangkan rasa gatal dengan gratis." Pria kurus itu terkekeh, ekspresinya tampak sembrono, matanya melirik sosok sempurna Marcella Jiang, dan menelan air liur dengan sedikit rakus.
"Tidak tahu malu! Apakah pencuri begitu merajalela sekarang? Aku akan menelepon polisi sekarang, lihat apakah kamu masih begitu angkuh saat polisi datang!" Marcella Jiang berbicara sambil mengeluarkan ponselnya dan mulai menelepon.
"Wanita sialan, apakah kamu mau mencari masalah." Pria kurus itu tampak garang, dia mengulurkan tangan untuk meraih Marcella Jiang.
Namun begitu tangannya hampir menyentuh Marcella Jiang, tangannya langsung ditangkap oleh tangan yang kuat, begitu pria kurus itu mendongak, dia menyadari Jeremy Lin sedang menatapnya sambil tersenyum.
"Lepaskan ... ah!"
Sebelum pria kurus itu selesai bicara, ia langsung menjerit, karena Jeremy Lin mengerahkan tenaganya dan sudah mematahkan lengannya.
Dua rekan pria kurus itu langsung mengomel, salah satunya mengeluarkan belati dan menikam ke arah Jeremy Lin.
"Hati-hati!" Marcella Jiang langsung berseru, dia menutup mulutnya, dan tiba-tiba merasa sangat menyesal, jika dia tahu sejak awal bahwa Jeremy Lin akan jatuh ke dalam situasi yang berbahaya, maka dia akan berpura-pura tidak melihatnya juga.
Dua belati hendak ditusuk ke tubuh Jeremy Lin, namun Jeremy Lin tidak panik sedikitpun, dia mengulurkan tangan, meraih pergelangan tangan mereka berdua, dan memutarnya dengan santai, kedua belati itu berpindah ke tangan Jeremy Lin, lalu dia membanting belati itu ke kepala mereka berdua, mereka berdua tidak mengeluarkan suara sedikitpun, mereka langsung jatuh ke bawah dan kehilangan kesadaran.
Jeremy Lin memegang belati dan berjongkok di depan pria kurus yang sedang terduduk di bawah sambil memegangi lengannya dan menjerit, dia bertanya kepadanya: "Aku tanya padamu, apakah mencuri dompet orang adalah perbuatan yang benar?"
"Tidak… Tidak benar, tidak benar." Setelah pria kurus itu melihat keterampilan Jeremy Lin yang mengerikan, wajahnya menjadi pucat karena ketakutan, dan dia bahkan berkata dengan gagap.
"Kalau begitu aku ingin tanya lagi, menurutmu jika ada yang melihat seseorang mencuri dompet, apakah salah jika dia membela kebenaran dan menangkap pencuri?" Jeremy Lin terlihat tenang, dia terus memutar belati di tangannya.
"Tidak salah, tidak salah." Pria kurus itu bergegas mengangguk, "Kakak, aku sudah salah, kamu tolong bantu aku panggil ambulans, aku sudah mau mati."
Jeremy Lin tidak menghiraukannya, dia mengerutkan kening dan lanjut berkata: "Karena membela kebenaran tidak salah, lalu mengapa kalian menikamnya sampai tewas? Dia baru saja lulus dan mendapat pekerjaan yang bagus, ibunya sudah bersusah payah membesarkannya selama bertahun-tahun, dan baru saja akan keluar dari kesusahan, tetapi ketika dia melakukan perbuatan baik, kalian malah menikamnya sampai tewas, menurutmu apakah kalian masih bisa dibilang manusia? "
Begitu selesai bicara, Jeremy Lin memutar belati ditangannya dan menusukkannya ke kaki pria kurus itu.
"Ah!"
Pria kurus kecil itu langsung menjerit.
Orang-orang di sekitar langsung tersentak, pemuda ini terlalu kejam.
Jika mereka tahu bagaimana Jeremy Lin tewas, mereka tidak akan berpikir demikian.
"Lupakan saja." Marcella Jiang bergegas menarik Jeremy Lin.
Kemudian Jeremy Lin mengembalikan dompet tersebut kepada wanita berambut keriting itu, lalu menelpon Yovan Wei.
Tak lama kemudian Ketua tim Jiang datang dengan membawa anak buahnya, ketika melihat Jeremy Lin, dia menyapanya dengan sopan dan membawa pria kurus itu dan yang lainnya pergi.
Pada saat ini, terdengar suara tepuk tangan meriah di toko, semua orang menatap Marcella Jiang dengan tatapan sedikit bersalah, mereka merasa bersalah atas kebisuan mereka.
Marcella Jiang menatap mereka sejenak, menghela napas, dan langsung lega.
Kemudian mereka berdua naik taksi pergi ke panti asuhan.
"Kak Marcella, aku dengan sungguh-sungguh memberitahumu, lain kali jangan lakukan hal semacam ini lagi, membela kebenaran bisa kehilangan nyawa." Jeremy Lin menasihatinya dengan nada bicara serius.
"Sudah sampai." Sopir mengerem dan memberhentikan mobil.
Jeremy Lin dan Marcella Jiang buru-buru keluar dari mobil, tetapi ketika mereka melihat pemandangan di depan mereka, mereka langsung tercengang di tempat.
Novel Terkait
Air Mata Cinta
Bella CiaoBeautiful Lady
ElsaAkibat Pernikahan Dini
CintiaWaiting For Love
SnowAdieu
Shi QiHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)