His Second Chance - Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
"Tidak tahu malu."
Wajah Marcella Jiang sedikit memerah, dia mengomelinya.
Cium ya cium, mengapa harus menyuruhnya menciumnya dengan inisiatif sendiri?
Kenapa bajingan ini berpikir dengan begitu indah.
"Kenapa? Kamu tidak berani? Bukankah kamu tidak percaya?" Jeremy Lin tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke wajahnya, itu dekat hingga dia bisa merasakan napas Marcella Jiang telah menjadi berat karena gugup.
Jeremy Lin tidak bisa menahan diri untuk mengendusnya, dia seolah-olah merasa bahkan udara yang dihembuskan Marcella Jiang memiliki aroma harum.
"Kenapa tidak berani?"
Marcella Jiang bergegas mendorongnya menjauh, dan berkata dengan marah: "Tentu saja aku berani, bertaruh ya bertaruh."
"Aku akan membunuhmu!"
Segera setelah Marcella Jiang setuju, pria pendek itu dan yang lainnya sudah bangkit dari bawah, mereka mengambil bangku dan meja, lalu membantingnya ke arah Jeremy Lin.
Jeremy Lin malah tampak seperti tidak melihatnya, dia tersenyum dan berkata kepada Marcella Jiang: "Oke, kamu yang mengatakannya, kamu tidak boleh ingkar janji."
Selama ini, Marcella Jiang selalu bersikap dingin dan acuh tak acuh padanya, jika Marcella Jiang bisa menciumnya atas inisiatif sendiri, itu akan sangat menggembirakan.
Dibandingkan dengan ciuman ini, yang lebih disukai Jeremy Lin adalah perasaan gembira yang luar biasa yang datang dari berhasil melakukan penaklukan.
"Hati-hati!" Ketika Marcella Jiang melihat pria pendek itu maju hingga di belakang Jeremy Lin, dia tidak bisa menahan diri untuk berseru.
Sebelum dia selesai bicara, Jeremy Lin sudah memiliki jarum perak di tangannya, dia tiba-tiba berbalik dan melemparkannya dengan santai ke empat pria pendek itu.
Empat pria pendek itu tiba-tiba langsung terdiam, bangku serta meja di tangan mereka langsung terjatuh ke bawah, karena rasa gatal langsung menyebar ke seluruh tubuh mereka, bagaimana mereka masih bisa mengerahkan tenaga.
Mereka berempat segera menggaruk wajah dan tubuh mereka dengan sebisanya.
"Kamu menjebakku!" Pria pendek itu memarahi Jeremy Lin sambil menggaruk tubuhnya.
Dia masih ingin memarahinya, tetapi dia segera menyadari bahwa dia tidak bisa mengomel lagi, karena rasa gatal itu bukan hanya pada kulit luar, tetapi di tenggorokan, kerongkongan, dan organ dalam juga terasa sangat gatal, seolah-olah ada ratusan semut dan lipan yang merayap di dalam dan di luar tubuh secara bersamaan.
Dan yang lebih menyakitkannya adalah rasa gatal itu semakin hebat, bahkan tubuh mereka sudah mulai panas, seperti ada api yang menyala di tubuh mereka.
Mereka berempat menggaruk dengan kuku seperti orang gila, bahkan pakaian mereka hampir robek.
Orang-orang sangat terkejut ketika melihat adegan ini, mereka tidak mengerti kenapa empat orang yang awalnya baik-baik saja tiba-tiba menjadi menggila.
Marcella Jiang juga cukup terkejut, dia langsung meraih tangan Jeremy Lin dan bertanya dengan suara rendah: "Apa yang kamu lakukan pada mereka?"
"Aku tidak melakukan apa-apa, aku hanya melihat bahwa mereka mengeluarkan terlalu banyak hormon dan mencoba membantu mereka mencairkannya." Ujar Jeremy Lin sambil tersenyum.
Di bawah penyiksaan rasa gatal dan panas yang luar biasa itu, keempat pria pendek bergegas merobek dan melepaskan pakaian mereka, mereka menggaruk-garuk dengan kuat di depan semua orang, mereka menggaruk hingga ada luka yang mengeluarkan darah merah karena garukan kuku, itu sangat mengerikan.
Tetapi luka kecil seperti itu tidak fatal, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Marcella Jiang tidak bisa menahan diri untuk tersipu ketika dia melihat adegan ini, dia buru-buru menundukkan kepalanya, dia merasa sangat malu hingga tidak berani untuk mengangkat kepalanya.
Orang-orang yang berada di samping juga menutup mulut mereka dan diam-diam tertawa, beberapa dari mereka ada yang mengenal pria pendek, mereka tahu pria pendek itu adalah pengawas bar, biasanya dia sangat angkuh, takut pada yang kuat dan menindas yang lemah, dia sangat menyombongkan diri, tidak disangka dia bisa mengalami hal buruk seperti ini.
"Teman-teman, ada sungai di sana, apakah kalian lupa?" Jeremy Lin bergegas mengingatkan mereka ketika melihat mereka begitu menderita.
Ketika keempat pria pendek itu melihat ke sana, mereka segera berbalik dan berlari menuju sungai, kemudian, tanpa mengatakan apa-apa, mereka melompat ke sungai satu demi satu.
Jarum yang ditusukkan Jeremy Lin kepada mereka tidaklah dalam, itu dapat diatasi ketika bersentuhan dengan yang dingin, jadi ketika mereka terjun ke sungai yang dingin, rasa gatal dan rasa panas pada tubuh mereka langsung menghilang.
Namun, meskipun tidak terasa gatal atau panas lagi, tetapi mereka merasa sangat kedinginan berendam di air sungai yang sedingin es itu.
Sekarang mereka berempat sudah tenang, mengetahui bahwa mereka tidak mengenakan pakaian, dan merasa malu jika naik, jadi mereka terpaksa berendam di air sungai yang dingin.
Pria pendek itu menunjuk ke arah Jeremy Lin dan mengomel: "Brengsek, kamu tunggu saja nanti, suatu hari nanti aku akan membunuhmu!"
"Kamu sudah di dalam sungai namun masih berani begitu angkuh."
Jeremy Lin segera berlari untuk mengambil setumpuk batu, dan melemparkannya ke pria pendek itu dan yang lainnya yang masih berada di sungai, setiap lemparan mengenai kepala mereka dengan sangat tepat.
"Aduh!"
"Aduh!"
Pria pendek itu dan yang lainnya hanya bisa menjerit dengan menyedihkan, mereka bahkan tidak bisa bicara lagi.
"Ayo mengomel, lanjutlah mengomel lagi." Jeremy Lin tertawa seperti seorang anak kecil, melempar satu per satu batu untuk memukul kepala mereka, dia tidak melemparnya dengan kuat, tetapi itu tidak ringan juga.
Marcella Jiang menatap Jeremy Lin dengan tatapan sedikit tercengang, dia tertegun, perilaku kekanak-kanakan Jeremy Lin mengingatkannya pada masa kecilnya, hanya saja satu-satunya perbedaannya adalah, waktu kecil, Lucky He-lah orang yang dilempari batu.
Dia masih ingat, waktu itu karena dorongan dari orang lain, dia juga pernah melempar Lucky He dengan batu.
Karena ketika dia masih kecil, dia merasa mengenal Lucky He adalah hal yang memalukan, jadi demi berbaur dengan anak-anak lain, dia terpaksa mengikuti yang lainnya untuk menindasnya.
Memikirkan dia memperlakukannya dengan kejam, lalu memikirkan kebaikannya padanya.
Marcella Jiang merasa seperti ada sebuah batu di hatinya, sangat tidak nyaman, dan matanya langsung berkaca-kaca.
"Aduh, aku tidak berani lagi, Kakak, aku tidak berani lagi, jangan lempar lagi."
"Kakak, kami sudah salah, sudah salah, kamu ampuni kami."
Ketika pria pendek dan yang lainnya memohon belas kasihan, Jeremy Lin baru membersihkan tangannya dan melepaskan mereka.
"Ada apa denganmu?"
Ketika Jeremy Lin menoleh, dan melihat seperti ada air mata berkaca-kaca di mata Marcella Jiang, dia terkejut, dan buru-buru mengulurkan tangan untuk menyekanya, Marcella Jiang langsung menarik tangannya, dia menggelengkan kepalanya, dan berkata dengan lembut: "Tidak apa-apa, tadi menyaksikannya dengan terlalu berkonsentrasi, sehingga tidak merasakan angin kecang."
"Oh, kalau tidak bagaimana jika kita bungkus dan makan dirumah?" Jeremy Lin merapikan pakaiannya, sekarang memang sedikit berangin.
"Oke." Melihatnya kedinginan seperti itu, Marcella Jiang sudah lama ingin mengatakan itu.
Setelah makanan selesai dibungkus, mereka membawanya ke dalam mobil.
Jeremy Lin mengencangkan sabuk pengamannya, dia juga tidak terburu-buru menyalakan mobil, dia berkata sambil menyeringai: "Tadi mereka melepas pakaian dan melompat ke sungai, taruhan kita, harus dipenuhi bukan, Kak Marcella."
"Taruhan apa? Apakah aku ada bertaruh denganmu?"
Marcella Jiang berpura-pura menatap Jeremy Lin dengan terkejut dan mulai berpura-pura bodoh.
"Perkataan yang dikatakan seorang pria tidak boleh diingkari, bagaimana kamu bisa tidak menepati janji?!" Jeremy Lin menjadi kesal, bagaimana dia boleh mempermainkannya.
"Aku bukan pria."
Marcella Jiang berkata dengan datar, dia masih tidak mau mengakuinya.
Sangat menjengkelkan, tidak heran Konfusius mengatakan hanya wanita dan penjahat sulit dididik!
"Kak Marcella, aku beritahu padamu bahwa kejujuran adalah dasar seorang manusia, jika kamu selalu berbohong seperti ini, kamu akan mudah disingkirkan oleh masyarakat."
Jeremy Lin menyalakan mobil sambil menasihati Marcella Jiang.
Sebelum dia selesai bicara, dia merasakan ada rasa panas lembab di wajahnya, pada saat yang sama aroma memikat masuk ke hidungnya, tetapi rasa panas lembab itu sangat cepat berlalu, dan aroma itu juga segera menghilang.
Dia langsung menoleh dan menyadari Marcella Jiang melihat keluar jendela tanpa ekspresi.
"Kak Marcella, apakah tadi kamu menciumku? Aku belum siap, itu terlalu cepat bukan?" Tanya Jeremy Lin dengan sedikit terkejut.
"Tidak ada." Marcella Jiang berkata dengan datar, "Aku tidak suka mencium babi."
"Tidak bisa, ini tidak dihitung, lakukan sekali lagi, aku tidak merasakan apa-apa namun semuanya sudah berakhir begitu saja." Jeremy Lin berkata dengan sangat tidak senang.
"Tunggu saja sampai kamu bermimpi lagi lain kali."
Novel Terkait
Air Mata Cinta
Bella CiaoMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraTakdir Raja Perang
Brama aditioMy Tough Bodyguard
Crystal SongHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)