His Second Chance - Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
Setelah Jeremy Lin keluar dari mobil, Andrian Shen bahkan tidak repot-repot untuk menyapa mereka, dan mengitari mobilnya sebanyak tiga kali.
Jeremy Lin menyerahkan kunci itu padanya dan tersenyum, "Cobalah 1 putaran?"
Andrian Shen sedikit terkejut, dan kebaikannya untuk Jeremy Lin tiba-tiba melonjak, pertama kali bertemu dia begitu murah hati untuk membiarkan dia mencoba mobilnya, begitu berani.
Andrian Shen juga tidak menolak, mengemudikan mobil satu putaran, dan ketika dia kembali penuh dengan pujian, dan kata-katanya penuh kasih sayang.
"Kamu begitu menyukainya, kalau begitu aku akan memberimu waktu untuk mengendarainya, kebetulan aku juga tidak punya tempat untuk meletakkan mobil ini."
Kata-kata Jeremy Lin hampir mengejutkan dagu Andrian Shen, ketika mereka bertemu hanya berbicara tidak lebih dari tiga kalimat, dan ingin memberikan mobil itu pada diri sendiri tanpa ada rasa khawatir?
Ini lebih dari sekadar berani! Cukup tidak terkendali!
"Kamu sobatku ini aku sudah menetapkanya! Tenang saja, mobilnya ada di sini, dan tidak akan rusak sedikit pun!" Andrian Shen tidak bisa menyembunyikan kegembiraan dalam nada suaranya itu, energi menyegarkan Lucky He, mengingatkannya pada Jeremy Lin.
Dalam hati Andrian Shen mereka baru pertama kali bertemu, tetapi menurut Jeremy Lin, mereka adalah teman lama yang bersatu kembali, dia ingin berbicara masa lalu dengan Andrian Shen, tetapi dia tidak bisa.
Pada siang hari Andrian Shen telah mengundang Jeremy Lin makan, dan Jeremy Lin menggunakan indentitas Lucky He untuk saling berkenalan dengannya.“
"Saudara Shen, apakah karir dan kehidupanmu berjalan lancar akhir-akhir ini?"
Begitu bertemu, Jeremy Lin melihat Andrian Shen memancarkan aura hitam di antara alisnya, tetapi melihat keberuntungannya tidak terlalu baik akhir-akhir ini, dan kemungkinan besar akan terjadi bencana pembunuhan.
"Biasa saja, seperti itu, aku sedang belajar untuk menangani beberapa pekerjaan ayahku." Nada suara Andrian Shen agak tidak berdaya, sebenarnya mimpinya adalah menjadi seorang ahli bedah yang hebat, tetapi ayahnya harus membiarkan dia mengambil alih perusahaan keluarganya.
Jeremy Lin tersenyum, dan tidak bertanya lagi, ketika dia keluar, dia melihat sebuah toko kelontong di sebelahnya, dia meminta Andrian Shen untuk menunggu sebentar, dia masuk dan membeli Giok Guanyin seharga 20 RMB (Sekitar 40 ribu), kemudian menerapkan rahasia perdamaian. Dia kembali dan menyerahkannya kepada Andrian Shen, dan berkata, "Pertama kali bertemu, aku akan memberimu hadiah kecil, untuk menjagamu agar tetap aman."
Pada saat ini, hati Jeremy Lin meneteskan darah, 20 RMB (Sekitar 40 ribu) dipinjam pada perawat ketika dia meninggalkan klinik untuk membeli sandal. Akhirnya ketika digunakan, Dia ingin bertanya Andrian Shen untuk mendapatkan uangnya kembali, tetapi dia tidak bisa membuka mulutnya.
"Terima kasih."
Andrian Shen mengambilnya, sementara saat Jeremy Lin tidak memperhatikan, dia melemparkannya ke dalam kotak penyimpanan di depan kursi penumpang.
Bukan karena dia meremehkan Jeremy Lin, hanya saja Patung giok Dewi Guanyin ada banyak di tokonya sendiri, dan benar-benar tidak perlu menyimpan Giok semacam ini.
Jeremy Lin pergi setelah mengantar mobil kembali ke garasinya bersama Andrian Shen, sebelum pergi, Andrian Shen berkata bahwa dia akan memberinya kartu akses dalam perumahan kecil itu, dia dapat mengendarainya kapanpun dia mau.
Keesokan harinya adalah akhir pekan, Jeremy Lin pergi untuk membantu ibunya membuat bakpao dan menjual bakpao di pagi hari, setelah selesai sibuk beberapa saat ibu dan anak itu sekitar pukul 1 lebih baru mulai untuk makan.
Setelah selesai makan Jeremy Lin sesuai dengan yang disepakati pergi untuk menyembuhkan istri Yovan Wei.
Siapa yang tahu makanan baru saja dimakan setengah, ibu mertuanya Leticia Li menelepon dan berkata dengan tergesa-gesa, "Lucky, di mana kamu, dan apa yang sedang kamu lakukan?"
"Makan, Bu."
“Aiya, kamu masih punya nafsu untuk makan, segera pergi dan lihat, ayahmu dan Marcella bertengkar dengan yang lain!” Kata Letica Li dengan cemas.
"Bu, jangan khawatir, aku akan pergi ke sana."
Setelah berbicara dengan ibunya, Jeremy Lin meletakkan piring dan bergegas ke tempat yang dikatakan ibu mertuanya.
Tempat yang dibicarakan Leticia Li berada di jalan Guwan, tidak jauh dari toko roti Felia Qin, jadi Jeremy Lin langsung lari ke sana.
Setelah tiba di sana, Jerermy Lin ingin mencari seseorang untuk mencari tahu di mana Paviliun Baoyuan berada, tetapi melihat ada orang-orang yang ramai di depan toko dari kejauhan, dan ada papan nama dengan tulisan "Paviliun Baoyuan".
Jeremy Lin segera berlari, menyingkir dari kerumunan dan masuk.
Hanya melihat Marcella Jiang dan ayah mertuanya di dalam ruangan, wajah ayah mertuanya memerah, dan dia gemetar karena marah, Dia memegang gulungan lukisan di tangannya dan berdebat dengan seorang pria gemuk, "Ini jelas bukan yang baru saja aku lihat, ini palsu! Kamu mencuri tasnya! "
Pria gemuk itu sepertinya dia adalah pemilik toko, dibandingkan dengan Lionel Jiang, dia memiliki wajah yang tenang, "Tuan, kita bisa makan sembarangan, tapi kamu tidak bisa bicara omong kosong. Lukisan ini yang baru saja anda lihat, meskipun itu palsu, itu karena anda yang salah lihat, mengherankan orang lain. "
"Sialan! gambar yang baru saja kulihat itu jelas-jelas asli!"
Lionel Jiang tidak bisa membantu tetapi batuk dengan keras.
“Ayah, tenanglah, mari kita panggil polisi jika tidak berhasil.” Marcella Jiang menghibur Lionel Jiang sambil mencoba menekan pemilik toko.
“Lapor polisi? Coba kita lihat siapa yang ditangkap polisi, aku ingin memberitahu polisi bahwa kalian sedang membuat masalah di sini!” Kata pemilik toko dengan percaya diri, karena kakak tertuanya adalah kapten tim polisi kriminal cabang ini, melakukan bisnis ini, bagaimana bisa berhasil jika tidak memiliki hubungan.
“Kamu penjual curang! Tidak tahu malu!” Lionel Jiang marah hingga menutupi dadanya.
Jeremy Lin takut ayah mertuanya itu mungkin terkena serangan jantung, jadi dia segera berdiri dan berkata, "Ayah, jangan khawatir, tunjukkan lukisan itu padaku dulu."
“Mengapa kamu ada di sini?” Lionel Jiang sedikit terkejut saat melihat Jeremy Lin.
“Kamu? Apa yang bisa kamu lihat!” Ketika Lionel Jiang melihat pemilik toko bermain curang, dia menyebarkan amarahnya pada Jeremy Lin.
Jeremy Lin tidak merasa kesal, dia ingin mengambil lukisan di tangan Lionel Jiang dan membukanya di atas meja.
Ini adalah lukisan kuno, Gulungan bunga satu meter penuh dan lebar sekitar setengah meter, Ini adalah lukisan tinta lanskap yang umum, gayanya sederhana dan megah, dan sapuan kuasnya bagus, tata letaknya tersebar tipis, dan gayanya tampan ceria dan bebas mendeskripsikan mata seseorang yang memiliki latar belakang perjalananya yang panjang, segel segel di pojok kanan bawah sedikit buram.
"Meskipun kaligrafi itu adalah karya seni Gu Kaizhi, dari sudut pandang gaya lukisan, itu disalin oleh anak cucu. Bos, berapa harga yang kamu jual kepada ayahku?"
Lukisan ini tampak suram di mata Jeremy Lin, sama sekali tidak bernilai uang, bahkan jika puluhan ribu RMB pun mungkin tidak akan terjual.
“Biarpun itu palsu, itu karena dia telah salah melihatnya, sudah kubilang, 500 ribu RMB (Sekitar 1 Miliar Rupiah), aku tidak mengambil banyak untung!” Kata pemilik toko dengan wajah suram.
Hei, ayah mertuanya ini benar-benar rela.
Jeremy Lin tahu bahwa dia suka bermain kaligrafi dan lukisan antik, tetapi dia tidak berharap menghabiskan harga yang begitu besar untuk hal-hal ini.
Jeremy Lin menghela napas dalam hati, lalu mengangguk dan tersenyum, "500 ribu RMB (Sekitar 1 Miliar Rupiah), harga ini masuk akal."
“Apa yang kamu katakan ?!” Lionel Jiang hampir tak berdaya.
Pemilik toko langsung tersenyum dan bertepuk tangan, "Saudara kecil, kamu masih tahu barangnya!"
Penonton kerumunan juga mencibir, seperti orang awam semacam ini yang tidak tahu cara berpura-pura, tidak jarang ada di Jalan Guwan.
“Aku hanya mengatakan itu masuk akal, tapi masih sedikit lebih mahal. Kuharap bos akan memberiku beberapa barang kecil.” Jeremy Lin mengarahkan jarinya ke rak yang agak berantakan di pintu.
“Tidak masalah, saudara kecil jangan ragu untuk mengambil apapun yang kamu suka!” Mata pemilik toko berbinar dan dia berpikir bahwa dia telah menjadi orang bodoh kali ini, di rak-rak itu semua adalah produk yang rusak, dan yang paling mahal harganya tidak lebih dari 1000 RMB (sekitar 2 juta rupiah), anggap saja kalau semuanya diberikan kepada Jeremy Lin, dan dia juga masih mendapat untung.
Novel Terkait
His Second Chance
Derick HoLove Is A War Zone
Qing QingInventing A Millionaire
EdisonLove and Trouble
Mimi XuCinta Yang Terlarang
MinnieHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)