His Second Chance - Bab 137 Berendam Dalam Air Obat

"Lucky He, aku beritahu padamu, jangan pikir aku ingin meminta bantuanmu, sehingga kamu bisa begitu berani mempermainkanku seperti ini!"

Charles Chu memelototi Jeremy Lin dan berkata dengan marah.

"Tuan muda Charles, kapan aku mempermainkanmu?" Jeremy Lin cemberut, dia menoleh dan meliriknya.

"Tadi kamu bilang mandi saja sudah cukup, yang ada ditubuh adikku bukan cat, bagaimana mungkin itu bisa hilang hanya dengan mandi saja!" Charles Chu mengepalkan tinjunya dan mencoba sebisanya untuk menekan amarahnya.

"Bung, apakah yang kamu bilang itu berendam dalam air obat?"

Pada saat ini, pria buta di sofa tiba-tiba berdiri, dan berkata dengan sedikit gembira.

Ia mengetahui sedikit tentang berendam dalam air obat, tetapi ia tidak mempelajarinya secara mendalam, karena menurutnya berendam dalam air obat hanyalah cara untuk menjaga kesehatan, paling-paling bisa memiliki efek dalam menguatkan tubuh, itu sama sekali tidak dapat menyembuhkan penyakit.

"Ya, Anda cukup berpengetahuan luas, tidak seperti seseorang, diri sendiri tidak mengerti, masih menyalahkan orang lain mempermainkannya." Jeremy Lin berkata dengan datar.

Charles Chu sangat marah ketika mendengar perkataannya, tetapi demi adiknya, dia tetap menahannya, selama Jeremy Lin bisa menyembuhkan adiknya, semuanya bisa didiskusikan, jika dia tidak bisa menyembuhkannya, dia pasti akan membuat Jeremy Lin menyesal datang ke dunia ini.

"Aku yang buta ini kali ini benar-benar tidak datang sia-sia, aku harap kamu jangan pelit akan pengetahuan, nanti bagikan resepnya untukku." Pria buta itu berkata dengan nada sedikit memohon.

"Tidak masalah." Jeremy Lin tersenyum, kemudian dia membuat sebuah resep, menulis belasan bahan obat, dan memberikannya kepada Josua, dia menyuruhnya untuk membeli semuanya, dia bisa membelinya di tempat terdekat, sekalian menyuruh pemilik toko tersebut membantu merebus bahan obat menjadi cairan dan kemudian membawanya kembali.

Karena Pengobatan Tradisional memperhatikan resep obat yang sesuai dengan penyakit pasien, maka Jeremy Lin tidak dapat sembarangan membawa obat dari toko obat sebelum ia memahami kondisi Claresta Chu.

"Apakah kamu sudah makan? Jika belum makan, makanlah dulu." Jeremy Lin berpesan pada Claresta Chu.

Setengah jam sebelum dan sesudah makan tidak cocok untuk berendam dalam air obat, jika tidak itu akan menyebabkan darah di saluran cerna atau organ dalam berkurang, darah cenderung ke permukaan tubuh, itu tidak baik untuk pencernaan, akan menyebabkan ketidaknyamanan saluran cerna, bahkan mual dan muntah.

"Tidak nafsu makan." Ujar Claresta Chu dengan suara rendah sambil menggelengkan kepalanya.

Siapapun yang berada dalam situasi seperti ini pasti tidak akan nafsu makan.

"Jangan khawatir, dengarkan aku, makan sedikit, aku pasti akan menyembuhkanmu." Jeremy Lin tersenyum pada Claresta Chu, senyumannya sangat cerah.

Kakaknya sangat menyebalkan, tetapi adiknya cukup membuat orang menyukainya, ia sangat menyukai gadis pendiam dan dewasa seperti dia, selain itu yang berbeda dari Claresta Chu adalah, dia tidak angkuh seperti Nona muda pada umumnya.

Senyuman Jeremy Lin membuat Claresta Chu tertegun ketika dia melihatnya, perasaan tenang kembali muncul, meskipun dia sekarang tidak lapar sedikitpun, tetapi dia tetap mengangguk dengan patuh.

"Claresta, kamu mau makan apa, biar suruh mereka yang mengantarkannya." Charles Chu bergegas berkata.

"Yangchun noodle soup saja." Ujar Claresta Chu.

"Tambahkan satu telur." Jeremy Lin menambahkan perkataannya sambil tersenyum, nanti berendam dalam air obat akan menghabiskan sejumlah energi, jadi nutrisinya harus terjaga.

Yang membuatnya terkejut adalah permintaan Claresta Chu sangat sederhana, harus diketahui bahwa Nona muda dari latar belakang keluarga seperti dia pada umumnya memiliki persyaratan yang sangat tinggi dalam hal makan.

Setelah beberapa saat, pelayan membawakan semangkuk mie kuah, dan Claresta Chu bersikeras untuk memakan mie tersebut hingga habis.

"Dokter Jenius, ini kartu namaku, namaku Dimas Shi."

Ketika semua orang sedang menunggu cairan obat, Dimas Shi berinisiatif maju untuk menyanjung Jeremy Lin.

Mengingat perkataan Dimas Shi yang mengejek dirinya pagi tadi, Jeremy Lin malas untuk mempedulikannya, dia langsung melambaikan tangannya dan berkata: "Maaf, Direktur Dimas, aku tidak tertarik dengan industri otomotif."

Ini adalah pertama kalinya Dimas Shi ditolak saat membagikan kartu namanya, wajahnya memerah dan terlihat sangat canggung.

Matthew Zheng yang berada di samping, malah terlihat sangat gembira, dia diam-diam melirik Jeremy Lin, dan berpikir dalam hati, tampaknya kelak harus memiliki hubungan yang baik dengan orang ini.

Beberapa saat kemudian, Josua bergegas kembali, dia membawa dua botol kecil yang tertutup di tangannya, dan berkata kepada Jeremy Lin dengan hormat: "Tuan, obatnya sudah siap."

Dibandingkan dengan siang hari tadi, sikap Josua terhadap Jeremy Lin telah mengalami perubahan yang sangat besar, bukan hanya karena majikannya meminta Jeremy Lin untuk mengobati penyakitnya, tetapi juga karena Enzy Li, orang dari organisasi militer Duli pun dengan hormat memanggilnya dengan panggilan Tuan, apakah dia memiliki kualifikasi untuk bersikap lancang di depan Jeremy Lin?

"Oke, siapkan air mandi dan campurkan cairan obat ke dalamnya, ingat, suhu air harus sekitar 50 derajat." Jeremy Lin memerintahkan Dina.

Kondisi seperti Claresta Chu, mandi air hangat tidak berfungsi, perlu mandi air panas, dan suhu air harus memenuhi standar.

"Oh iya, apakah kamu sudah membeli mawar yang digunakan sebagai obat?" Jeremy Lin bertanya pada Josua.

"Sudah, sudah." Josua bergegas mengangguk, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya dengan hati-hati dan menyerahkannya kepada Jeremy Lin.

"Kamu tidak perlu memberikannya padaku, berikan saja pada gadis kecil ini, biarkan dia mencampur cairan obat dengan baik dan menaburnya ke dalamnya." Ujar Jeremy Lin.

Begitu mendengar Jeremy Lin menyebut dirinya seorang gadis kecil, Dina Ye kesal hingga menghentakkan kakinya, bagaimanapun Jeremy Lin tidak lebih tua darinya.

"Tuan Lucky, apa efek dari mawar yang digunakan sebagai obat ini?" Mendengar ini, pria buta itu tidak bisa menahan diri berkata dengan bingung.

"Oh, meskipun mawar yang digunakan sebagai obat ini bisa mengatur sirkulasi darah dan menghilangkan memar, tetapi sebenarnya tidak perlu ditulis dalam resepku, namun, gadis-gadis menyukai kecantikan, menambahkan beberapa mawar akan membuat air mandi terlihat lebih indah." Jeremy Lin berkata sambil tersenyum.

"Haha, kamu ini benar-benar bijaksana." Pria buta itu tidak bisa menahan diri menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, dia diam-diam mengagumi ketelitian Jeremy Lin.

Claresta Chu juga dibuat terharu oleh perkataannya, bibirnya naik dan menunjukkan senyuman tipis, kesan baiknya terhadap Jeremy Lin semakin bertambah.

Perasaan dihormati memiliki makna yang berbeda bagi gadis mana pun.

Setelah air untuk berendam selesai disiapkan, Dina Ye mengambil beberapa barang yang diperlukan dan pergi ke kamar mandi bersama Claresta Chu.

Melihat Claresta Chu membuka baju dan memperlihatkan tubuhnya yang putih dan langsing, Dina Ye tidak bisa menahan diri berkata: "Nona muda, kulitmu benar-benar putih, betapa baiknya jika aku bisa sepertimu."

"Apanya yang baik? Sudah melempuh seperti ini." Claresta Chu menertawakan dirinya sendiri.

"Tidak apa-apa, nanti setelah berendam sebentar itu akan membaik." Dina Ye bergegas berkata.

"Dina, apakah kamu percaya padanya juga? Hanya dengan berendam penyakitku bisa sembuh?" Claresta Chu mengedipkan mata indahnya yang besar, menatap Dina Ye sambil berkata dengan penuh arti.

"Huh, meskipun dia cukup menjengkelkan karena memanggilku gadis kecil, tetapi tidak tahu kenapa, saat aku melihatnya, aku merasa sangat nyaman dan damai, merasa bahwa kali ini Nona bisa disembuhkan." Dina Ye berkata sambil mengangguk.

Claresta Chu tersenyum, dia tidak menyangkan Dina merasakan hal yang sama dengannya.

"Dina, apakah kamu merasa dia agak familier?" Tanya Claresta Chu dengan penasaran.

"Familier? Tidak, apakah kamu pernah bertemu dengannya sebelumnya? Mustahil, kamu hanya datang beberapa kali ke Qinghai." Ujar Dina Ye setelah berpikir sejenak.

"Aku juga tidak ingat di mana aku pernah bertemu dengannya, pokoknya, aku merasa dia terlihat familier." Claresta Chu memiringkan kepalanya dan berpikir, tadi, dia menatap Jeremy Lin dengan begitu lama, tetapi masih tidak ingat dia mirip dengan siapa.

"Jangan pikirkan lagi, dua hari lagi kita akan kembali ke Beijing, sulit memastikan apakah kita masih bisa bertemu dengannya lagi atau tidak kelak." Dina Ye berkata dengan cemberut.

"Bos Dimas, tolong bantu aku bacakan resep ini."

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu