His Second Chance - Bab 133 Pengobatan (2)

Lalu setelah setengah jam kemudian, pengobatan selesai, kulit Claresta Chu di bawah pengaruh pengobatan, menjadi memerah, wajahnya juga memerah,

tidak sepucat dulu, seluruh kondisi tubuhnya menjadi lebih baik.

“keterampilan medis Tuan Ni memang benar – benar tidak biasa!”

Charles Chu melihat raut wajah adiknya menjadi membaik, wajahnya juga tersenyum, lalu dengan segera berdiri di depan Claresta Chu, dengan segera berkata “Claresta, apakah merasa perbedaan dari sebelumnya?”

“merasa badan menjadi lebih nyaman, dan bertenaga.” Claresta Chu juga tersenyum, sedikit senang.

“merah – merah di badannya harus berapa lama baru bisa menghilang?”

Charles Chu melihat kulit Claresta Chu yang memerah sedikit merasa aneh, lalu bertanya dengan perhatian.

“ini adalah tanda obatnya bekerja, setelah 10 menit kemudian, akan hilang sendiri, tidak perlu khawatir.” Si buta itu berkata dengan tersenyum.

Setelah 10 menit kemudian, kemerahan di badan Claresta Chu, menghilang sepenuhnya seperti yang di katakan oleh si buta, tetapi yang mengejutkan adalah, bagian lengan dan pundak yang di berikan panas sebelumnya, menjadi memerah, tidak terlihat menghilang.

Awalnya hanya merah muda, sekarang berubah menjadi sedikit merah.

“Tuan Ni, ini apa yang terjadi!”

Charles Chu sudah tidak bisa duduk diam lagi, dia langsung marah kepada si buta.

Claresta Chu juga sedikit panik, melihat merah di badannya, menjadi panik.

Meskipun kemerahan ini tidak gatal, tetapi muncul di badan seorang perempuan, benar – benar tidak mengenakkan, terutama karena warnanya pelan – pelan menjadi lebih mendalam, benar – benar tidak seperti akan menghilang.

Setelah si buta mengetahui keadaannya pelan – pelan menjadi panik, keringat dinginnya juga muncul, tiba – tiba terpikirkan ucapan Jeremy Lin tentang

kondisi tubuhnya yang khusus langsung berkata “apakah ucapan saudara yang itu benar, nona Chu termasuk kondisi tubuh yang khusus?”

“sekarang aku Tanya padamu, sekarang bagaimana?!”

Suara Charles Chu sampai pecah, menatap orang buta ini dengan marah, hatinya menyesal, tahu begitu dia mendengar ucapan Jeremy Lin saja.

“ini aku, aku juga tidak tahu harus bagaimana…..” orang buta itu menjadi kacau, baru pertama kali dia Bertemu keadaan seperti ini, jadi sedikit bingung harus bagaimana.

“Tabib Ni, coba kamu pikir – pikir, pasti ada cara bukan.”

Dimas Shi yang ada di sebelahnya juga berkeringat dingin, orang buta ini dia yang mebawanya, jika Claresta Chu terjadi sesuatu, maka dia juga tidak bisa kabur, sudah membuat Keluarga Chu marah, jangankan masalah kontrak, bahkan apakah perusahaannya masih bisa bertahan saja menjadi suatu pertanyaan.

“tuan Chu, jika tidak bisa, silahkan panggil tuan He kemari datang melihat, karena dia bisa melihat permasalahaannya, maka pasti ada cara untuk mengobatinya.”

Matthew Zheng tiba – tiba terpikirkan, dia langsung merekomendasikan Jeremy Lin kepada Charles Chu.

“benar, Josua Ceng, cepat, panggilkan tuan He itu kemari.” Charles Chu dengan segera memerintah.

Saat dia berbicara, seakan sedang memberi komando, tetapi dia yang selalu begitu sombong tidak tahu, di dunia ini, tidak siapa pun bisa memberinya muka.

Dengar – dengan setelah Jeremy Lin menyelesaikan segerombolan lelaki berpakaian hitam itu, langsung memanggil taksi dan kembali ke kliniknya.

Baru saja dia turun dari mobil, langsung melihat kedua orang yang berdiri di

depan kliniknya, salah satunya bernama Justin Lei, dan salah satunya mengenakan pakaian tentara, lelaki kelihatan berumur 30 tahun itu, tetapi kedua sisi rambutnya sudah memutih, dan sedikit bungkuk, lehernya sedikit maju, memberikan kesan kalau dia sudah tua.

“Jeremy, kamu kemana, bahkan bisnis saja sudah tidak di kerjakan?” Justin Lei melihat Jeremy Lin langsung menyindirnya.

“ketua Lei, dokter yang anda bicarakan adalah dia?” lelaki yang mengenakan pakaian tentara itu bertanya dengan curiga, dari nadanya terdengar curiga.

“kak Li, jangan lihat, umurnya masih begitu muda, tetapi ilmu kedokterannya sangat hebat.” Justin Lei berkata, terpikirkan yang dia alami dulu saat mempertanyakan Jeremy Lin, dia tersenyum pahit dalam hatinya.

“maaf, membiarkan kalian menunggu lama.”

Jeremy Lin sambil merasa bersalah, sambil mengeluarkan kunci dan membuka pintu.

“dokter, tolong bantu mengecek putriku.”

Jeremy Lin baru saja membuka pintu, tiba – tiba datang seorang putrid an ibunya, ibu itu terlihat berumur 40 tahun, anak itu terlihat hanya berumur 16 tahun, dan masih mengenakan pakaian sekolah, terlihat seperti anak SMP.

Anak perempuan itu memegang perutnya, terlihat kesakitan, raut wajahnya pucat, terlihat seperti sedang menstruasi.

“kak, jangan panik, masuk ke dalam dulu.” Jeremy Lin dengan segera mempersilahkan ibu dan anak itu masuk ke dalam.

“dokter, anakku tiba – tiba sakit perut saat di kelas, gurunya meneleponku,

memintaku segera menjemputnya, lalu saat pergi ke Rumah sakit kata dokter tidak ada masalah, katanya hanya sakit saat menstruasi, maka dia hanya membuka Ibuprofen lalu menyuruh kita pulang, hanya saja sudah memakan 2 tablet, masih tidak ada hasil.” Ibu itu berkata dengan panik.

Melihat anaknya yang kesakitan, tentu saja dia tidak tega.

“duduk dulu.”

Jeremy Lin memintanya untuk duduk di atas kursi, lalu tersenyum kepada anak itu “lapar tidak?”

Ucapan Jeremy Lin ini membuat semua orang terkejut, namanya juga sakit perut, dia masih bertanya orang lapar atau tidak.

Sekarang sudah siang, dan perut anak itu sudah sakit sejak pagi, jadi masih belum makan, kali ini tentu saja lapar, maka dia menganggukkan kepala, hanya saja perutnya masih sakit, mana ada napsu untuk makan.

“jika lapar maka kita makan sesuatu dulu.” Jeremy Lin tersenyum berkata,

“dengar perkataanku, setelah kamu makan, maka perutmu tidak akan sakit lagi.”

“dokter, kamu bercanda bukan, dia juga bukan sakit maag!” ibu itu terkejut.

Orang ini bukan dokter gadungan kan? Bahkan sakit menstruasi dan sakit maag saja tidak bisa di bedakan.

Sekarang sudah siang, dan perut anak itu sudah sakit sejak pagi, jadi masih belum makan, kali ini tentu saja lapar, maka dia menganggukkan kepala, hanya saja perutnya masih sakit, mana ada napsu untuk makan.

“jika lapar maka kita makan sesuatu dulu.” Jeremy Lin tersenyum berkata,

“dengar perkataanku, setelah kamu makan, maka perutmu tidak akan sakit lagi.”

“dokter, kamu bercanda bukan, dia juga bukan sakit maag!” ibu itu terkejut.

Orang ini bukan dokter gadungan kan? Bahkan sakit menstruasi dan sakit maag saja tidak bisa di bedakan.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu